Skip to content

Mengurusi Pekerjaan Tuhan

 

Bagi kita yang sudah dewasa rohani, yang bertumbuh di dalam iman, kita harus sampai pada tahap di mana kita hidup hanya untuk mengurusi pekerjaan Tuhan. Kedengarannya ini berlebihan, tetapi inilah standar hidup orang percaya. Hidup kita hanya untuk mengurusi pekerjaan Tuhan. Kalau kita menjaga pola hidup, pola makan yang baik, menjaga kesehatan, kalau kita kerja keras, kita melakukan apa pun, dalam rangka karena kita mau mengurusi atau sedang mengurusi pekerjaan Tuhan. Tuhan juga memang memberi kesenangan kepada kita; tidur nyenyak, makan enak atau kita menikmati pemandangan alam sewaktu-waktu. Tetapi fokus kita hanya bagaimana kita melakukan pekerjaan Tuhan. 

Prinsip-prinsip hidup kekristenan atau prinsip-prinsip hidup Kristiani yang benar ditunjukkan oleh Paulus dalam surat dan kehidupannya. Misalnya di Filipi 1:21 Paulus menulis, ” Bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.” Jadi, sepenuhnya dia hidup bagi Kristus. Tidak ada yang diharapkan dari dunia ini, tidak ada kebahagiaan yang dia harapkan dari dunia ini. Karenanya dia berkata, “Dan mati adalah keuntungan.” Orang yang belum mempersembahkan hidupnya sepenuhnya bagi Tuhan, tidak akan pernah bisa berkata “mati adalah keuntungan.” Hanya orang yang hidup sepenuhnya bagi Tuhan, yang hidupnya hanya untuk mengurusi pekerjaan Tuhan yang bisa berkata, “mati adalah keuntungan.” 

Ini tidak berlebihan, sebab firman Tuhan juga mengatakan, “Baik kamu makan atau minum atau melakukan sesuatu yang lain, lakukan semua untuk kemuliaan Allah” (1 Kor. 10:31). Dalam 2 Korintus 5:14-15 dikatakan, “Kalau Tuhan Yesus sudah mati untuk kita, kita semua sudah mati,” artinya kita tidak lagi hidup untuk diri sendiri, tapi hidup untuk Dia yang telah mati bagi kita. Jangan sisakan hidup kita untuk diri sendiri, artinya semua yang kita miliki, kita klaim milik Tuhan. Kita harus punya kepekaan bagaimana mengelola semua yang kita miliki untuk pekerjaan Tuhan. Itu bukan berarti harus diberikan ke gereja semua. Jadi bagaimana? Bagaimana Roh Kudus pimpin mengelola uang itu. Tentu mendukung pekerjaan Tuhan di gereja, betul. 

Tapi jangan lupa, yang pertama, orang tua kita; mereka harus kita perhatikan. Bagaimana kita bisa hidup nyaman, kalau orang tua kita tinggal di daerah kumuh yang tidak nyaman? Bagaimana kita bisa naik mobil baik, kalau orang tua naik mobil tua yang bisa mogok setiap saat? Yang kedua, bagaimana kita bisa mandiri dan tidak jadi beban bagi orang lain. Yang ketiga, bagaimana kita memperhatikan keluarga besar di mana kita ditaruh. dan tidak sedikit kita berutang budi kepada om, tante, opa, oma. Balas budi baik mereka. Lalu, yang keempat, masyarakat sekitar kita; dari pembantu, sopir, pegawai kita. Di situlah pelayanan yang sesungguhnya, kita memperhatikan sesama dan menjadi kesaksian hidup. Selanjutnya, yang kelima, tentu tidak boleh lupa kita mendukung pekerjaan Tuhan di lingkungan gereja, di pendidikan sekolah tinggi teologi, dan lain sebagainya, yang semua terarah kepada Tuhan.

Kita bersyukur kepada Tuhan karena Tuhan luar biasa memelihara hidup kita dan pekerjaan Tuhan yang dipercayakan kepada kita. Mari kita berkemas-kemas pulang ke surga. Kita percaya Elohim Yahweh, Allah yang hidup, Dia meneliti, melihat hidup kita setiap saat, memeriksa diri kita setiap waktu. Jangan berbuat dosa sekecil apa pun, sehalus apa pun dosa itu. Dan jangan hidup untuk diri sendiri. Mulai hari ini, mari kita memulai hidup untuk mengurusi pekerjaan Tuhan. Dari perkara kecil, sejak muda. Kita bertekad untuk memilih jalan ini, walaupun dunia mengarahkan kita dalam kenyamanan.