Skip to content

Menemukan Cinta Tuhan

 

Salah satu yang menghambat atau membuat seseorang lemah untuk bersungguh-sungguh mencari Tuhan adalah ketika ia tidak menemukan perbedaan antara orang yang mencari Tuhan dan yang tidak menurut versinya. Perbedaan yang diharapkan (menurut versinya sendiri) adalah orang yang sungguh-sungguh mencari Tuhan akan diberkati secara jasmani dan kelihatan beruntung serta bahagia, tetapi yang tidak mencari Tuhan menjadi miskin, tidak bahagia dan tidak beruntung. Tetapi ternyata tidak demikian. Bahkan sering sekali kita jumpai kenyataan bahwa seakan-akan keadaan yang menguntungkan tidak berpihak kepada orang benar. 

Dalam Mazmur 73, pemazmur mendapati orang yang tidak mencari Tuhan ternyata beruntung, nampak bahagia dan sehat. Sementara dirinya yang sudah bersusah payah hidup tidak bercela malah mendapat pukulan (ayat 13-14). Hal ini membuat mereka menjadi bingung, bahkan frustrasi (ayat 16). Sudah berusaha hidup benar malah mendapat tulah dan hukum (ayat 14). Tulah di sini dalam teks aslinya adalah naga (נגע), yang artinya serangan (strike). Serangan ini bisa berupa berbagai keadaan yang tidak menyenangkan. Sedangkan kata hukum adalah towkechah (תּוֹכֵחָה), yang artinya adalah rebuke, correction, reproof (teguran dan koreksi).

Hal ini menjadi kesulitan untuk dipahami oleh pemazmur (ayat 16). Sejatinya, kita tidak perlu heran terhadap realitas ini, bukankah hal di posisi yang tidak diuntungkan juga dialami oleh Tuhan Yesus walaupun Ia tidak bersalah? Ia diperhadapkan pada situasi di mana keadaan tidak berpihak kepada-Nya. Ia di posisi sebagai orang yang dikalahkan, disingkirkan, dipersalahkan dan dihukum (Yes. 53:3). Semua itu terjadi untuk mempersiapkan diri-Nya menjadi orang yang paling terhormat, layak menerima kemuliaan dari Allah Bapa di surga (Flp. 2:8-11). Karena situasi di mana orang benar di pihak yang dipersalahkan dan menderita, maka banyak orang ikut terbawa menjadi fasik, artinya tidak mencari Tuhan untuk memiliki kehidupan benar (Mzm. 73:10). 

Banyak orang Kristen yang sebenarnya masih berstatus melawan Tuhan atau bersikap kurang ajar terhadap Tuhan. Melawan Tuhan di sini bukan berarti tidak beragama atau tidak bergereja; mereka memang pergi ke gereja tetapi mereka tidak hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Mereka tidak memedulikan perasaan Tuhan dengan mengasihi dunia lebih dari mengasihi Tuhan. Mereka tidak merasa sebagai orang-orang yang jahat sebab mereka tidak melanggar norma umum, bahkan di antara mereka adalah orang-orang yang terhormat di mata manusia. Pada dasarnya, mereka tidak menempatkan diri mereka secara benar di hadapan Tuhan. Mereka adalah orang Kristen yang menolak menjadi corpus delicti.  Pada dasarnya mereka melawan Tuhan, sebab tidak menuruti rencana Allah menjadi manusia sempurna seperti Putra Tunggal-Nya. 

Firman Tuhan mengatakan bahwa orang yang dikasihi Tuhan, ditegur-Nya (Why. 3:19) dan orang yang diterima sebagai anak dihajar-Nya (Ibr. 12:6-11). Orang-orang yang diproses Tuhan menjadi umat pilihan-Nya, pada tingkat kedewasaan tertentu, tidak lagi berharap hidup yang nyaman di bumi ini.  Mereka harus bersedia untuk diproses menjadi manusia Allah agar dapat diangkat ke dalam kemuliaan (Mzm. 73:24). Kadang-kadang sampai situasi hidupnya tidak jelas sama sekali. Justru di sini “mesin” pembentukan Tuhan berjalan dengan normal.

Situasi seperti ini digambar oleh pemazmur dalam Mazmur 73:21-24.  Rupanya pemazmur ini agak keras kepala (Mzm. 73:3,13) sehingga pembentukannya pun juga luar biasa beratnya. Sebaiknya kita tidak keras kepala sehingga tidak perlu dipukul. Tuhan tidak akan menyakiti kalau seseorang tidak perlu disakiti, tetapi kalau keras kepala maka “terpaksa” harus disakiti sampai dilukai. Bila pembentukan ini lulus, salah satu cirinya adalah mencintai Tuhan lebih dari segala sesuatu. Inilah orang-orang yang menemukan cinta Tuhan. Memang Tuhan mencintai semua orang, tetapi tidak semua orang menemukan cinta-Nya (Mzm. 73:26-27). 

Orang yang menemukan cinta Tuhan adalah orang yang cintanya ditemukan oleh Tuhan juga. Sebagai tanda atau buktinya adalah selalu mau melakukan kehendak Tuhan guna menyenangkan hati-Nya. Pikiran dan perasaan Tuhan itulah hukumnya atau yang hendak dituruti. Hidup mereka pasti menjadi kudus tidak bercacat dan tidak bercela. Mereka dapat dikatakan sudah menemukan Tuhan dan ditemukan oleh Tuhan. Menemukan Tuhan berarti menemukan hidup yang dikehendaki oleh Allah. Lebih baik seseorang tidak pernah menjadi manusia daripada menjadi manusia, tetapi tidak pernah menemukan Tuhan. Oleh sebab itu, kita tidak boleh takut menerima hajaran Tuhan sampai kita menemukan Tuhan. Masa transisi menuju tingkat rohani ini membuat seseorang di dekat Tuhan seperti hewan tidak memiliki keinginan apa-apa kecuali Tuhan (Mzm. 73:25-28).