Kita mungkin kagum melihat seorang konglomerat dengan harta yang berjumlah ratusan triliun atau seorang pejabat yang agung di mata manusia, memiliki kekuasaan dan prestasi dalam dunia politik dan pemerintahan. Namun, mereka tidak ada artinya dibanding seorang yang menjadi kekasih Tuhan. Tidak ada prestasi yang lebih mulia dan yang lebih unggul dari prestasi seseorang yang mampu mencapai hati Tuhan. Sampai Tuhan berkata, “Engkau di hati-Ku, karena Aku tahu Aku di hatimu.” Tuhan merasa. Di hati kita ada siapa, Tuhan tahu. Dia bukan hanya Maha Tahu, tetapi Dia juga merasa. Karena Tuhan punya perasaan dan Tuhan menikmatinya. Tuhan tahu ketika kita mencampakkan Dia dan menganggap-Nya tidak bernilai, karena kita menganggap ada sesuatu atau seseorang yang lebih bernilai dari Tuhan.
Namun, dalam panjang sabar-Nya, Tuhan menanti kita bertobat. Dalam Kitab Amos, kita menemukan pengkhianatan bangsa Israel kepada Allah. Bangsa Israel digambarkan seperti perempuan sundal yang melacur diri, dan itu sangat melukai hati Tuhan. Tetapi Tuhan mau menerima mereka kembali. Tuhan mau menyambut kembali istri yang tidak setia, yang menjadi perempuan sundal ini. Dan Tuhan pun mau menerima kita kembali, walaupun kita telah berkhianat kepada-Nya. Tetapi kalau kesempatan ini tidak kita gunakan dengan baik, maka kita kehilangan kesempatan sampai selama-lamanya. Untuk itu, kita harus serius dan hati-hati.
Jangan menunggu waktu yang baik, karena waktu yang baik adalah saat ini. Firman Tuhan mengatakan, “Jangan keraskan hatimu!” Seperti ketika bangsa Israel ada di padang gurun, Tuhan tidak menginginkan seorang pun tidak mencapai Kanaan. Tetapi sebagian besar dari bangsa ini tidak mencapai Kanaan. Bukan karena Allah tidak sanggup, bukan karena Allah tidak mampu, tetapi karena bangsa itu mengeraskan hati. Jangan sampai kita ditipu dengan ajaran yang salah, seakan-akan kalau kita percaya Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, maka otomatis masuk surga.
Tuhan tidak akan memasukkan ke dalam Rumah-Nya orang-orang yang mengkhianati Dia, yang tidak setia. Coba kita introspeksi diri; kira-kira sudah setiakah kita kepada Tuhan? Kedatangan kita ke gereja bukanlah ukuran bahwa kita sudah setia. Karena kesetiaan kita diukur dari detik ke detik, dari menit ke menit, dari jam ke jam, hari ke hari seberapa kita benar-benar menempatkan Tuhan di hati kita. Sebab bisa saja kita menempatkan Tuhan sesaat di gereja, setelah itu kita melepaskan-Nya dan menempatkan yang lain di dalam hati kita. Kita berkhianat. Mungkin yang kita tempatkan itu bukan sesuatu atau seseorang, melainkan masalah-masalah hidup yang juga bisa membelenggu hati kita karena kita lebih fokus kepada masalah daripada fokus kepada Tuhan.
Jangan jadikan Tuhan hanya menjadi penolong atau pelindung hidup. Jelas, Dia penolong kita satu-satunya. Jelas, Dia pelindung kita satu-satunya. Tetapi jadikanlah Dia Kekasih hidup satu-satunya. Jadikanlah Dia segalanya dalam hidup kita. Ketika kita tidak mencintai Tuhan dengan benar, sejatinya kita mengkhianati dan mencelakai orang-orang yang kita kasihi. Sebab ketika kita tidak mencintai Tuhan dengan benar, artinya kita mendatangkan malapetaka bagi diri sendiri dan bagi orang-orang yang kita cintai. Bisa apa kita melindungi mereka? Ingat, hanya Tuhan dengan lengan kuat-Nya yang bisa melindungi mereka.
Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan oleh Tuhan yang besar. Tidak ada yang bisa menyentuh kita, kalau kita menjadi kekasih-Nya. Kita tidak membutuhkan uang untuk mencintai Dia, tidak butuh pendidikan tinggi, penampilan atau perawakan. Kita hanya butuh hati yang kita angkat dan berkata, “Aku mencintai Engkau, Tuhan, dan aku mau mencintai Engkau.” Kita bisa memberikan uang, tenaga, pikiran, dan perasaan kita untuk Tuhan, tetapi itu ada batasnya. Yang tidak terbatas adalah hati kita. Hati yang kita persembahkan tanpa batas. Jangan menunda! Hari ini kita harus mulai mengobarkan hati kita untuk mencintai-Nya, bukan demi siapa-siapa, tetapi karena firman-Nya dan demi keselamatan kekal kita. Demi kasih Tuhan yang dicurahkan kepada kita, yang kita tidak akan sia-siakan. Kasih kepada Tuhan harus selalu kita pelihara dan kita jaga.
Cinta itu harus dijaga, karena setan mau merebut dengan memberikan pilihan-pilihan lain. Dia akan menawarkan keindahan, kemewahan, kenyamanan, kemakmuran. Dan tidak jarang orang mulai berpaling dan meninggalkan Tuhan. Walau mereka masih Kristen, masih ke gereja, tetapi sejatinya mereka sudah berpaling. Mereka tidak mencintai Tuhan seutuhnya atau sepenuhnya. Tuhan terluka, Tuhan berduka, karena mereka tidak menjaga perasaan-Nya.
Ketika kita tidak mencintai Tuhan dengan benar, sejatinya kita mengkhianati dan mencelakai orang-orang yang kita kasihi.