Skip to content

Memiliki Kepekaan

Untuk dapat mengenali suara Gembala, aspek yang kedua, kita harus punya jam doa. Dalam berdoa ada perjumpaan dengan Tuhan, sehingga kita menjadi terbiasa terhadap suara Tuhan. Kehidupan doa itu sungguh luar biasa. Banyak berkat rohani, pengalaman-pengalaman rohani yang tidak terkatakan pada waktu kita berdoa. Yang ketiga, jangan punya kesenangan yang mana Tuhan tidak ikut menikmatinya. Yang keempat, hidup suci; tak bercacat tak bercela. Barulah kita akan memiliki kepekaan untuk bisa menangkap suara Tuhan di dalam kehidupan kita setiap hari. 

Allah sedang bermanuver, Allah sedang bergerak dalam pengalaman hidup kita, dan kita bisa menimba hikmat yang Tuhan mau berikan. Pasti Tuhan berbicara lewat peristiwa-peristiwa kehidupan. Tangkap itu. Sehingga selanjutnya, kita akan punya kepekaan. Waktu kita mau mengambil keputusan, kita bertindak, kita punya kecerdasan. Kita mengerti apa yang Allah kehendaki; bicara apa, kapan, di mana, apa yang harus kita putuskan, bagaimana pilihan kita, bagaimana kita bertindak. 

Tentu kita mengakui bahwa tidak semua masalah dapat dengan mudah kita selesaikan. Ada masalah-masalah yang membutuhkan waktu, dan memang kita harus bertahan di dalam masalah tersebut. Tentu kita membutuhkan nasihat Tuhan. Namun, banyak orang mau masalahnya cepat selesai. Tidak bisa begitu. Mengapa? Karena masalah itu mendewasakan kita. Jadi, kalau kita menghadapi masalah, kita harus mendengar suara Tuhan, apa yang harus kita lakukan dalam menghadapi masalah itu. Sebab di dalam masalah tersebut pasti ada didikan dan pelajaran yang Tuhan berikan. Pasti. 

Jadi, miliki kepekaan mendengar suara Tuhan, dan nikmati berkat-berkat Tuhan di dalam persoalan-persoalan tersebut. Ada berkat Tuhan yang Tuhan berikan. Justru ini indahnya hidup sebagai orang Kristen. Dalam segala hal, Allah turut bekerja mendatangkan kebaikan. Maka, pasti ada berkat rohani yang ada di dalamnya. Jika saat ini kita sedang menghadapi masalah-masalah pelik dan rasanya mau berhenti jadi manusia, putus asa, lebih baik mati, kita bodoh sekali. Sebab di dalam masalah itu, pasti ada nasihat Tuhan. Kita harus mendengar suara Tuhan. Apa yang kita harus lakukan dalam kasus pergumulan hidup yang kita hadapi. 

Kita harus temukan, Tuhan mau bawa kita ke mana, lewat masalah itu. Sebab Gembala yang baik menuntun kita ke rumput yang hijau dan air yang tenang, tetapi itu tidak membuat hidup kita lantas jadi aman, tidak bermasalah. Rumput yang hijau itu bicara soal kebenaran firman. Air yang tenang juga bisa melambangkan kebenaran firman dan Roh Kudus. Kita akan dihantar ke dalam lingkungan, suasana berkat rohani itu. Namun untuk ke arah itu, Tuhan mengizinkan masalah terjadi, supaya kita tergiring ke tempat itu. Karena banyak orang yang kalau hidupnya sudah nyaman, tidak memiliki masalah, sehat jasmani rohani, mereka jadi lupa akan Tuhan. 

Jadi, Tuhan harus membuat sesuatu supaya perhatian kita terarah kepada Tuhan dan dibawa Tuhan ke arah yang benar. Rumput yang hijau, air yang tenang, itu pasti menunjuk berkat rohani. Pengarahan Tuhan kepada kehidupan kekal yang indah. Jadi, kita harus mendengar suara Tuhan. Ingat, Tuhan pasti berbicara. Tuhan pasti memberitahukan apa yang kita harus lakukan dan Tuhan mengarahkan kita kepada kehidupan kekal yang indah. Sekarang pertanyaannya, apakah kita sudah menjadi domba yang baik? Itu masalahnya. Karena kalau domba yang sesat, ia tidak terberkati, tidak bertumbuh imannya, bahkan tergiring menuju kegelapan abadi. Hal ini yang terjadi dalam kehidupan banyak orang Kristen. 

Mereka merasa dirinya terberkati dengan kehidupan yang nyaman, jasmani rohaninya sehat, padahal belum tentu rohaninya sehat. Kesehatan jasmani bisa dilihat, bisa diukur. Namun, kesehatan rohani, hanya Tuhan yang tahu. Kalau seseorang tidak sungguh-sungguh mempersoalkannya, ia tidak akan pernah tahu. Oleh sebab itu, percayalah Tuhan itu hidup, Tuhan itu nyata, Ia tidak pernah meninggalkan kita. Dia terus di samping kita, terus menuntun kita. Kalau kita menjadi domba yang baik, kita harus memiliki kerinduan untuk meneguk air, yaitu Tuhan sebagai air kehidupan. Domba yang baik pasti mendengar suara gembala. Segala hal yang dia lakukan, seturut kehendak Allah. 

Setiap hari Tuhan melatih kita untuk bisa mendengar suara Tuhan, dan kita bisa melakukan kehendak Tuhan dengan tepat dan baik; karena kita mendengar suara-Nya. Di setiap peristiwa yang terjadi, kita mulai berjaga-jaga, reaksi kita apa. Jujur, kadang-kadang kita masih saja meleset, tetapi kita sadar di mana kemelesetan kita, dan kita mau berubah. Selanjutnya, ketika besok kita menghadapi masalah atau kasus yang sama, kita sudah tahu dan bisa belajar untuk menghindari tindakan, perbuatan, pilihan yang tidak tepat. Makin kita gelisah, makin kita gusar, makin kita tidak mendengar suara-Nya. Sebaliknya, mendengarkan firman Tuhan, berdoa, tidak memiliki kesenangan yang Tuhan tidak menyukai dan hidup kudus, membuat kita dapat mendengar suara Tuhan. 

Miliki kepekaan mendengar suara Tuhan,

dan nikmati berkat Tuhan di dalam setiap persoalan kita.