Skip to content

Memberikan Keteladanan

Kalau kita memandang hidup secara salah, kita akan kehilangan hidup atau tidak memiliki hidup yang sesungguhnya yang Allah, Pencipta kehidupan ciptakan. Jadi, cara kita memandang kehidupan harus benar. Sebab kalau cara kita memandang kehidupan itu salah, kita mati. Tentu maksud “mati” di sini mengacu pada apa yang dikatakan oleh Allah Bapa di dalam Kejadian 2:17, “Kalau engkau makan buah ini, kamu akan mati.” Oleh sebab itu, mari buka pikiran dan hati kita dengan tulus dan rendah hati. Kiranya Roh Kudus memberi kita pengertian untuk memahami kehidupan dengan benar. 

Kehidupan yang dimiliki kebanyakan manusia hari ini adalah kehidupan yang sudah rusak. Kehidupan yang dimiliki hampir semua manusia, itu sudah rusak dan salah. Kita tidak boleh memiliki pengertian, pandangan, asumsi mengenai hidup berdasarkan apa yang kita lihat dalam kehidupan manusia pada umumnya. Kejatuhan manusia ke dalam dosa membuat manusia kehilangan kemuliaan Allah; atau manusia tidak memiliki kemuliaan Allah yang mestinya manusia miliki. Kata “kehilangan” sama dengan “kekurangan.” Bahasa aslinya yustereo; kurang. Jadi kita melihat kehidupan yang dikenakan—bagi orang-orang yang belum diubahkan oleh Tuhan—telah mengalami kemerosotan; degradasi dari standar hidup yang mestinya dimiliki. 

Digunakan kata “hampir,” maksudnya masih ada orang-orang yang disisakan. Jika mengenal Tuhan dengan benar, mengenal dan mengenakan kebenaran Injil, ia akan menemukan kehidupan. Paulus mengatakan, “Ikutilah teladanku dan teladan hidup mereka yang hidup sama seperti kami.” Paulus menemukan kehidupan yang berkualitas tinggi, berkualitas baik; kehidupan yang Allah kehendaki. Kehidupan yang Rasul Paulus miliki juga akan berlanjut nanti di langit baru bumi baru, setelah kematian. Tetapi kalau seseorang memiliki kehidupan yang tidak sesuai dengan kehendak Allah—yang telah mengalami kemerosotan, yang tidak sesuai standar Allah—maka tidak akan berlanjut. 

Orang yang mengenakan kehidupan yang salah ini akan di-terminate, diakhiri, dibinasakan. Itu namanya mati. Seperti yang dikatakan oleh firman Tuhan “kematian yang kedua,” yaitu lautan api. Ada kematian pertama, yaitu ketika tubuh dikubur. Itu belum berisiko, karena manusia memang akan mati. Walaupun sebenarnya Allah tidak menghendaki kematian fisik. Tetapi kematian yang mengerikan adalah kematian yang kedua, lautan api yang tercatat dalam Wahyu 20:14, ketika manusia terpisah dari Allah. Oleh sebab itu, mari kita mengenal, memahami, mengerti kehidupan secara benar dari sudut pandang dan asumsi yang benar. 

Memang ini bukan sesuatu yang mudah, karena kita sudah memiliki konsep yang sesat. Konsep itu telah kita jalani, juga telah membentuk, membangun cita rasa jiwa, cita rasa kehidupan. Tuhan Yesus, Gembala yang baik, yang menyelamatkan supaya kita menjadi domba-domba Tuhan dan mengikuti jalan-Nya, sebab Tuhan Yesuslah manusia pertama yang menemukan kehidupan. “Di dalam Dia ada hidup, dan hidup itu terang manusia,” Yohanes 1:4. Adam pertama, membawa kematian. Tetapi Adam kedua atau Adam terakhir, Yesus, memberi kehidupan. Kehidupan yang benar itu modelnya hanya satu. Suka tidak suka, kita terima atau tidak, kita anggap sukar atau mudah, hanya satu modelnya, yaitu Yesus. 

Bagaimana cara memandang hidup dengan benar? Kita melihat hidup Yesus yang Rasul Paulus kenakan dan teladani. Ia berkata, “Hidupku bukan aku lagi, tetapi Kristus yang hidup di dalam aku.” Jika tidak demikian, Paulus tidak memiliki kehidupan. Paulus bisa berkata, “Ikutilah teladanku, karena hidupku bukan aku lagi, tetapi Kristus yang hidup di dalam aku.” Kalau Paulus belum memiliki kehidupan yang mengenakan cara hidup Tuhan Yesus, dia tidak berhak mengatakan “ikutilah teladanku.” Paulus juga mengatakan, “Ikutilah aku sama seperti aku ikut Yesus.” Dia juga berkata: “Ikutilah teladanku, dan mereka yang hidup sama seperti kami yang menjadi teladanmu.” Maka, yang pertama di dalam gereja harus ada kebenaran yang diajarkan. Yang kedua, keteladanan. 

Setan memang berusaha untuk merusak. Kebenaran ada, tetapi keteladanan mau dirusak. Jadi, jangan heran kalau di gereja selalu ada gosip, fitnah, dan lain sebagainya. Tetapi kalau kita memang berjalan di jalan Tuhan, Tuhan akan pasti meluruskan dan membela kita. Kita tidak usah meluruskan atau membela diri, karena seluruh hidup kita adalah pelayanan. Kita serius mau diubah dari hari ke hari, kita serius mau mengenakan kehidupan Yesus di dalam diri kita, supaya kita bukan hanya bisa berbicara tentang kebenaran atau Firman, tetapi kita juga bisa memberikan keteladanan. Jadi, kita jangan meleset. Cara kita memandang hidup harus benar dengan melihat kehidupan Tuhan Yesus. Ini merupakan pekerjaan berat. Inilah perjuangan kita. 

Kita serius mau diubah dari hari ke hari untuk mengenakan kehidupan Yesus dalam diri kita, supaya kita bukan hanya bisa berbicara tentang kebenaran, tetapi juga bisa memberikan keteladanan.