Skip to content

Membela Tuhan

Firman Tuhan mengatakan, “Jika Tuhan di pihak kita, siapa lawan kita?” Dalam hidup ini tidak mungkin kita tidak memiliki musuh. Bagi kita yang sedang berjuang mengenakan Yesus di dalam hidupnya, jelas-jelas musuh kita adalah kuasa kegelapan. Kita juga menghadapi musuh dari pengaruh dunia yang jahat, juga bisa berupa bencana, malapetaka, dan berbagai kesulitan yang sekarang kita alami. Dan dari orang-orang yang bermaksud jahat kepada kita; selalu saja ada orang yang bermaksud jahat kepada kita, di mana pun dan kapan pun. Yang karena semuanya itu kita jadi susah. Namun Tuhan Yesus berkata, “Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari, sebab hari esok ada kesusahannya sendiri.” Itu berarti selalu ada kesulitan hidup, tetapi kalau Tuhan di pihak kita, siapa lawan kita? 

Banyak di antara kita yang berkata, “Tuhan adalah penolongku, Tuhan adalah pembelaku.” Tapi kalau jujur, kadang kita tidak yakin kalau Tuhan benar-benar menolong dan membela. Keyakinan bahwa Tuhan membela itu tipis dan kadang-kadang hampir-hampir tidak ada. Mudah mengatakan, “Engkau perlindunganku, Tuhan.” Tetapi sejujurnya, kita tidak merasa ada payung perlindungan di dalam hidup, tidak ada keyakinan yang kuat dan tidak merasa bahwa Tuhan memberikan perlindungan. Terbukti dengan kita masih merasa takut, cemas, khawatir, gentar. Jangan-jangan Dia tidak menolong dan membela kita. 

Lalu bagaimana kita dapat memiliki pembelaan dari Tuhan? Camkan ini, Tuhan membela orang yang membela diri-Nya. Pertanyaannya, apakah sebenarnya Tuhan membutuhkan pembelaan kita? Jawabannya, tidak. Tuhan bisa membela diri-Nya sendiri. Tuhan sanggup melindungi, membela diri-Nya sendiri. Kita tidak bisa berbuat apa-apa. Tetapi orang yang mengasihi Tuhan pasti melakukan pembelaan untuk Tuhan, walaupun sebenarnya Tuhan tidak membutuhkan pembelaan kita. Tuhan tahu dan Tuhan merasakan pembelaan tersebut. Bagaimana caranya kita membela Tuhan? Yang pertama, rebut diri kita untuk Tuhan. Yang kedua, rebut orang lain untuk Tuhan. 

Tuhan sangat mengasihi kita, Tuhan sangat menghargai kita. Bukan tanpa alasan kalau kitab suci mengatakan, “roh yang ditempatkan dalam diri kita diingini dengan cemburu.” Dengan cemburu artinya dengan sangat kuat. Mengapa Allah mengingini roh yang ada pada kita? Sebab Allah merasa berhak. Jadi, cemburu Allah artinya tidak ingin kita ini tidak dimiliki oleh Allah. Allah mau roh kita kembali kepada-Nya, dan Allah tidak bisa melakukan itu tanpa si pemilik roh berjuang. Roh di sini bukan Roh Kudus, tapi roh manusia. Jarang orang merenungkan dan menghayati bahwa Allah yang menaruh roh itu di dalam diri kita. 

Ketika Allah menghembuskan nafas ke lubang hidup manusia yang diciptakan dari tanah liat, maka ada kehidupan di situ. Itu roh dari Allah dan Allah menghendaki roh ini kembali kepada-Nya. Tetapi yang membuat roh manusia tidak kembali kepada Allah adalah percintaan dunia. Yakobus 4:4, “Hai kamu, orang-orang yang tidak setia. Tidakkah kamu tahu bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi, barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.” Orang yang tidak menjadi sahabat Tuhan berarti menjadi sahabat dunia. Rata-rata manusia bersahabat dengan dunia. Ikatan persahabatan dengan dunia ini kuat sekali dan kalau tidak diputuskan maka ikatan itu tidak akan pernah lepas. Mestinya ikatan kita dengan Tuhan makin kuat sehingga kita menjadi mempelai Tuhan. 

Tetapi kalau seseorang mengikatkan diri dengan dunia, makin kuat terlekat dengan dunia, maka ia menjadi mempelai dunia; mempelai kuasa kegelapan. Dan banyak orang terjebak di sini, selera jiwanya sudah terikat dengan percintaan dunia. Iblis begitu cerdas membungkus gaya hidup percintaan dunia ini sebagai suatu yang wajar, yang etis, yang tidak melanggar moral dan membahagiakan. Mari kita menilai diri kita masing-masing, apakah kita termasuk sahabat Tuhan atau sahabat dunia? Kalau umat Perjanjian Lama melakukan dosa yang dipandang Tuhan keji, maka hukuman dijatuhkan bukan hanya atas pelaku, melainkan juga pada keturunannya yang ketiga dan keempat.

Hari ini banyak orang Kristen tidak menyembah ilah secara lahiriah, mereka juga tidak punya patung pahatan, tidak ke dukun atau tidak membuat ritual di tempat-tempat keramat. Tapi Iblis bisa menjerat mereka dalam dosa penyembahan berhala dengan cara lain. Ingat Lukas 4:5-8 ketika Yesus dibawa oleh Iblis ke tempat tinggi dan kepada-Nya ditunjukkan keindahan dunia? Iblis berkata, “Kalau Engkau menyembah aku, kuberikan dunia kepada-Mu.” Artinya, kalau Tuhan mengingini dunia berarti Ia menyembah Iblis. Sejatinya, kita selama bertahun-tahun mengingini juga keindahan dunia, namun kita mengemasnya dengan cara yang cerdas dan tidak ketahuan. Dan kalau ingat itu, sekarang kita gemetar. Betapa mengerikan hidup kita waktu itu. Kita merasa nyaman dengan jumlah uang yang kita miliki dan merasa berhak menggunakannya untuk kesenangan sendiri.

Tuhan membela orang yang membela diri-Nya.