Banyak orang melakukan pekerjaan Tuhan, baik di gereja, di pendidikan, dalam pekerjaan misi dan lain-lain. Mereka merasa sungguh-sungguh telah melayani Tuhan karena waktu mereka disita untuk kegiatan itu. Mereka merasa sudah melakukan apa yang Tuhan kehendaki. Padahal lebih dari segala kegiatan dan kesibukan dalam pekerjaan gerejawi—penggembalaan, sekolah, misi, atau apa pun—Tuhan ingin agar perasaan-Nya kita kenakan dan kita terjemahkan dalam perbuatan. Tuhan mengasihi jiwa-jiwa, Tuhan mau menyentuh jiwa-jiwa dan untuk itu Tuhan menjadikan kita sebagai alat, bejana atau saluran untuk menjamah mereka.
Kalau bicara mengenai kegiatan gereja yang sama dengan kegiatan keagamaan, sejatinya dalam banyak agama, orang-orang di luar orang Kristen pun memiliki kegiatan semacam itu. Mereka mendedikasikan waktu dan uang mereka untuk kegiatan keagamaan itu. Lalu apa bedanya dengan kita? Benar-benar menyedihkan, orang-orang yang merasa sedang dalam pelayanan, padahal sebenarnya tidak berkenan di hadapan Tuhan. Seratus satu motivasi bisa ada di dalam hati kita dalam melakukan kegiatan-kegiatan tersebut yang kelihatannya membela Tuhan, membela gereja, dan membela kekristenan. Padahal yang Tuhan kehendaki adalah menerjemahkan perasaan-Nya.
Tuhan sungguh-sungguh mencari saluran bagaimana perasaan-Nya diterjemahkan, diekspresikan, diwujudkan, dipersonifikasikan di dalam hidup manusia. Untuk itu, Tuhan menjamah kita langsung untuk berurusan dengan Tuhan. Kita yang sudah mengenal Allah dalam doa, dalam persekutuan dengan Tuhan, sehingga kita bisa merasakan kasih-Nya. Tetapi banyak orang yang belum tentu memercayai Tuhan itu ada, belum tentu yakin bahwa Yesus itu Juruselamat. Lalu bagaimana Allah menyentuh mereka? Atau dengan kalimat lain, bagaimana mereka menemukan Allah? Jawabnya adalah melalui hidup kita. Kita bisa bersentuhan dengan Allah jika kita yang mencari-Nya; walaupun tentu tidak semua, tergantung seberapa panjang kita telah belajar mengenal Allah, menangkap frekuensi kehadiran-Nya dan merasakan Tuhan.
Tetapi mereka tidak tahu, juga banyak orang muda tidak tahu ada Allah yang hidup dan Yesus adalah benar-benar Juruselamat. Maka, kesempatan ini harus diwakili oleh orang-orang yang memiliki kasih yang tulus. Jadi kita bisa mewakili Tuhan di mana pun kita berada—di rumah, di tempat pekerjaan, dalam pergaulan—sehingga mereka bisa menemukan Allah. Walau tentu bagi mereka yang sudah bengkok dan jahat—yaitu mereka yang sudah mungkin nyaris tidak bisa diselamatkan atau memang sudah tidak bisa diselamatkan—tidak akan menangkap kehadiran Tuhan dalam hidup kita. Untuk orang-orang seperti itu, kita tidak usah paksa. Tetapi mereka yang masih bisa diselamatkan akan dilawat Tuhan melalui dan di dalam hidup kita.
Kita sekarang harus mematikan daging kita agar perasaan Tuhan saja yang mengalir. Kadang-kadang orang tidak tahu dan tidak bisa mengerti, dan kita seperti sedang mencari masalah. Kita tidak usah jelaskan kepada orang yang tidak bisa dijelaskan. Suatu hari, bagi mereka yang tidak berkurban, yang tidak mengabdi kepada Tuhan, yang selalu sibuk dengan diri sendiri, pasti akan sangat menyesal. Kita tidak pernah berhenti dengan kesibukan diri sendiri. Kenapa kita tidak sibuk dengan rencana Allah, kehendak Allah dalam hidup kita? Banyak pekerjaan yang Tuhan sediakan bagi kita, kalau kita mau. Kita hadir sebagai wakil Tuhan.
Kita bukan mau membela yang namanya Rehobot Ministry atau Sinode GSKI, namun jangkauan kita adalah Indonesia, bahkan dunia, yaitu jiwa-jiwa yang harus diselamatkan. Kalau dulu kita masih memiliki unsur prestise, gereja besar dan bagus, jumlah jemaat yang banyak, sekarang kita tidak mencari prestise itu lagi. Tetapi lebih dari pekerjaan gereja, milikilah pikiran perasaan Kristus. Banyak kegiatan gereja, kegiatan organisasi Kristen yang hanya untuk cari nafkah, harga diri, dan uang. Sangat menyedihkan sekali.
Ingat! Kita akan menghadap takhta pengadilan Tuhan untuk mempertanggungjawabkan apa yang kita lakukan selama hidup di bumi ini. Jadi, mengapa kita tidak rindu Tuhan adalah karena kita masih belum melepaskan apa yang seharusnya kita lepaskan. Kalau kita sudah melepaskan apa pun yang Tuhan kehendaki untuk kita lepaskan, dan sudah melakukan apa pun yang harus kita lakukan, maka kita pasti rindu bertemu Tuhan.
Mereka yang masih bisa diselamatkan akan dilawat Tuhan melalui dan di dalam hidup kita.