Skip to content

Layak Masuk Rumah

Hal yang harus kita pikirkan sekarang adalah apa yang kita tawarkan kepada jemaat atau sesama yang Tuhan percayakan hadir di jalur hidup kita. Kalau kita adalah domba yang baik, kita pasti mengikuti suara Sang Gembala yang membawa kita ke mana Dia pergi. Kita juga dapat menikmati firman yang akan mewarnai hidup kita dan membentuk warna hidup kita yang luar biasa. Firman yang menyanggupkan kita berkata, Hidupku bukan aku lagi, tetapi Kristus yang hidup di dalam Aku.”Kristus dengan spirit-Nya yang lemah lembut, belas kasihan-Nya, kesucian-Nya dan sukacita-Nya. Sehingga orang bisa berkata, “Aku ingin punya hidup seperti itu.” Warna kehidupan yang kita tawarkan adalah kehidupan yang mempersiapkan seseorang untuk layak masuk Rumah Bapa.Jadi bukan hanya sekadar mengubah orang menjadi baik, melainkan benar-benar menjadi orang yang layak dimuliakan bersama-sama dengan Tuhan Yesus.

Ironisnya, banyak orang hanya diajar ilmu tentang Tuhan atau teknik-teknik pelayanan, tetapi tidak diajar atau kurang diajar untuk bagaimana memiliki versi hidup yang bisa ia tawarkan; versi hidup yang Tuhan kehendaki. Maka, kalau orang tidak mengerti hal ini, pasti tidak ada isi pelayanannya, tidak ada tujuan. Kiranya ini menjadi koreksi kita yang sudah melayani Tuhan dan yang akan turun ke ladang Tuhan. Kita harus menemukan versi jenis kehidupan itu sehingga kita bisa menawarkan, lalu orang mengenakannya sebagai persiapan untuk kehidupan kekalnya. Jadi jangan hanya karena mau mendapat gelar—yang mana dengan gelar itu kita memiliki prestise, dan bisa mendapatkan nafkah—tetapi kita mau belajar untuk menemukan kehidupan yang Allah kehendaki yang akan kita tawarkan. 

Namun jangan lengah, Iblis aktif menawarkan versi kehidupan yang menggiring manusia menuju kegelapan abadi. Kita berkejar-kejaran dengan waktu. Kita harus menyelamatkan anak-anak sejak dini, kita mendidik agar mereka menemukan hidup seperti yang Tuhan mau. Kalau kita hanya mendidik mereka secara ilmu pengetahuan dalam kegiatan akademis, hal itu sudah banyak dilakukan orang. Kita harus menjadikan mereka lulusan yang benar-benar telah menemukan hidup. Oleh sebab itu, goreskan di hati kita tekad untuki menemukan hidup yang Tuhan kehendaki. Jangan makan rumput yang salah, makanlah rumput dari Tuhan, yaitu firman-Nya (rhema); Sebab manusia hidup bukan hanya dari roti, melainkan dari setiap firman (rhema) yang keluar dari mulut Allah.” 

Secara implisit mau dikatakan bahwa setiap orang memiliki firman yang khusus; sesuatu yang spesial yang berhubungan dengan kehidupan secara individu. Untuk itu, harus ada interaksi dengan Tuhan. Maka sekarang kita mengerti, betapa pentingnya berdoa. Kita membutuhkan suara Tuhan karena Tuhan mau bicara bagaimana membentuk kita menjadi manusia yang unggul. Jadi, menakutkan kalau kita tidak memiliki hubungan dengan Tuhan. Pengetahuan teologi tidak menjamin seseorang menjadi manusia yang punya etika yang baik; belum bisa mewakili Tuhan. Sebab seharusnya kita mewakili gambar Allah yang tidak kelihatan. Sebelum Yesus naik ke surga, Yesus berkata, “Seperti Bapa mengutus Aku, Aku mengutus kamu,” yaitu untuk menjadi saksi bagi Bapa. Namun sejujurnya, betapa jauhnya standar hidup kita dari standar yang Allah kehendaki. 

Kehidupan kita sebagai pelayan Tuhan harus menjadi model dengan mana seseorang membangun dirinya; bukan hanya dari khotbah yang kita sampaikan, melainkan dari hidup kita. Sebab ketika kita memiliki kehidupan sebagai anak-anak Allah yang menyerap kebenaran dan memperagakan kehidupan ilahi (2 Ptr. 1:3-4) di situlah kita bisa menikmati hidup yang tidak bisa kita jelaskan kepada orang lain. Camkan, tidak mungkin seseorang yang karakternya buruk bisa menikmati Tuhan, menikmati hidup dengan benar. Orang yang tidak memiliki karakter kristiani yang benar pasti akan mencari perkara-perkara fana. Selera jiwanya telah rusak oleh dunia. Jadi dunia merusak selera jiwa manusia, seperti domba kelu dibawa ke pembantaian kekal, masuk ke dalam api kekal.

Oleh sebab itu, tidak ada pilihan, kita harus kehilangan nyawa atau jiwa. Di mana di dalam nyawa (psuke) ada selera, pikiran dan perasaan. Kita tanggalkan, jangan punya kesenangan selain belajar firman, berdoa dan memperhatikan setiap peristiwa yang terjadi di mana Tuhan berbicara. Maka, tidak bisa tidak, kita hanya harus memiliki satu dunia yaitu Tuhan. Kita adalah orang-orang dikhususkan Tuhan untuk menjadi hamba-hamba Tuhan. Sehingga, mau tidak mau kita harus memiliki hidup seperti yang Tuhan kehendaki kita miliki. Setiap orang mempunyai tanggung jawab, tetapi sebagai pelayan Tuhan—pendeta, guru, gembala—yang berdiri di depan banyak orang yang mendapat tempat sentral untuk menawarkan kebenaran, kita harus memiliki kualitas yang lebih unggul. 

Warna kehidupan yang kita tawarkan adalah kehidupan
yang mempersiapkan seseorang untuk layak masuk Rumah Bapa.