Skip to content

Kutub Kekudusan

Kita harus selalu sadar dan ingat bahwa masa penampian sedang berlangsung. Artinya, suatu masa yang mengondisi terpisahnya mereka yang sungguh-sungguh mau hidup kudus dan yang tidak. Dunia akan diguncang dengan berbagai guncangan dan sekarang sedang berguncang. Berguncang dari berbagai aspek kehidupan. Perang di Eropa yang sekarang masih berlangsung antara Rusia dan Ukraina, itu merupakan sinyal yang jelas bagi kita bahwa dunia pasti berakhir. Belum lagi ancaman perang nuklir yang belum reda. Kalau sampai satu kali perang nuklir terjadi, peta kehidupan di bumi berubah total. Tidak terbayangkan. 

Aspek ekonomi, politik, sosial, moral, semuanya juga selalu bergolak. Juga ekosistem bumi ini. Dengan makin banyaknya gempa bumi, makin banyaknya terjadi pergeseran lempengan di bawah bumi yang menimbulkan tsunami global, global warming dan lain sebagainya. Dari aspek moral, kita melihat kebejatan manusia yang semakin parah. Perilaku manusia yang semena-mena, tidak berbelas kasihan terhadap orang lain. Juga di lingkungan orang-orang Kristen sendiri, yang fasih mengucapkan kata kasih, tetapi di dalam praktiknya jauh dari implementasinya. 

Kondisi ini akan membawa manusia untuk memilih berada di kutub kekudusan atau kutub kejahatan. Di mana hal ini membuka peluang untuk orang bisa menjadi jahat, sejahat-jahatnya. Bukan hanya di kalangan orang di luar orang beragama, juga di lingkungan orang Kristen yang beragama pun kita dapat melihat kesewenang-wenangan seseorang terhadap sesamanya. Kita dikondisi untuk memilih, mau berada di kutub kejahatan atau kutub kekudusan. Tentu saja kita harus memilih untuk berada di kutub kekudusan. Untuk itu, kita harus berjuang keras, sebab dunia kita hari ini adalah dunia yang rawan terhadap kehidupan iman Kristen. Dari apa yang kita lihat dan dengar, apalagi dalam dunia media sosial, ini menjadi jendela bagi banyak hal; apakah orang mau diracuni oleh dunia atau mau menguduskan diri oleh firman. 

Oleh karena keadaan dunia begitu rupa, pengaruh dunia begitu jahat, maka kita harus membentengi diri dengan usaha yang lebih serius. Kita harus memultiplikasi, kita gandakan doa-doa dan pencarian kita akan kebenaran firman. Kita minta Tuhan untuk memberi penyingkapan-penyingkapan baru dari Alkitab yang membuahkan ajaran yang bisa kita pakai sebagai pedang Roh untuk menghadapi pengaruh dunia yang benar-benar jahat dan kuat ini. Memang orang-orang yang memilih kutub kekudusan, sangat sedikit karena hal ini tidak populer. Namun, kita tetap memilih untuk berada di kutub kekudusan. 

Salah satu gerakan yang kita lakukan dan terus kita lakukan sampai dunia berakhir atau sampai kita meninggal adalah 24 jam di hadapan Allah. Selalu menghayati bahwa kita hidup di hadirat Allah. Sementara kita bekerja, kita melakukan segala kesibukan, kita selalu dalam kesadaran bahwa kita ada di hadapan Allah dan sekaligus di situ kita menjaga kekudusan. Memang kita masih berkarakter buruk, bahkan sangat buruk, tetapi kita minta pertolongan Roh Kudus agar kita bisa mewujudkan kehidupan yang tak bercacat tak bercela. Mari gandakan, multiplikasikan usaha kita mencari Tuhan. Kita harus makin serius mencari Tuhan. 

Untuk berada di kutub kekudusan memang tidak mudah. Kita akan menghadapi kuasa kegelapan yang terus akan meneror, mengintimidasi. Kuasa kegelapan yang mau merangsang manusia lama kita dibangkitkan, sementara dunia akan gencar memengaruhi kita agar suasana jiwa kita keruh, sehingga kita bisa memiliki kesenangan-kesenangan dunia lagi; yang berarti menoleh ke belakang. Mengerikan. Sebaliknya, kalau kita menjadi orang Kristen “biasa-biasa saja,” setan tidak perlu menyerang secara hebat, tidak perlu mendesak, dan memusuhi secara tajam.

Kuasa kegelapan akan memakai, bukan hanya orang-orang yang tidak beragama, bahkan orang-orang beragama, teolog, dan pendeta bisa dipakai untuk menghalangi lajunya gerakan hidup suci, gerakan 24 jam di hadapan Allah. Ini bisa terjadi, tetapi kita memandang Tuhan terus. Seperti yang dikatakan dalam Firman Tuhan; “Orang yang mau hidup suci harus memberi diri teraniaya;” “Orang yang beribadah dengan sungguh-sungguh, harus mengalami penganiayaan.” Penganiayaan tidak selalu bersifat fisik, tetapi juga bisa bersifat jiwa, batin; bagaimana kuasa kegelapan meneror kita. Kiranya kita berlindung kepada Tuhan, Allah yang hidup yang tidak pernah meninggalkan kita. 

Jadi, tidak bisa tidak, kita harus mengambil keputusan. Kalau tidak, maka kita pasti terbawa oleh arus dunia yang jahat, pasti terbawa. Kita harus mengambil keputusan untuk memilih kutub kekudusan, apa pun yang terjadi. Ingat, keputusan ini harus dibarui setiap hari, sementara kita menerima firman yang disingkapkan oleh Allah, yang berguna untuk kehidupan kita di zaman sekarang ini. Dibutuhkan penyingkapan-penyingkapan kebenaran firman yang berdaya guna, yang berkuasa, mengubah kita. 

Kita harus mengambil keputusan untuk memilih kutub kekudusan, apa pun yang terjadi.