Orang percaya yang menyadari bahwa ia menumpang di bumi ini akan berusaha menggunakan momentum-momentum yang berharga untuk meraih perkara-perkara surgawi. Momentum-momentum itu bisa berupa pengajaran-pengajaran Firman Tuhan yang membuka pikiran untuk mengenal Tuhan. Momentum-momentum ini adalah anugerah bertahap yang harus diterima secara berkesinambungan. Seperti tali yang harus bersambung terus dan dijaga agar tidak putus. Sayangnya, banyak hal yang dianggap lebih menarik dibanding dengan kebenaran Firman Tuhan. Dengan sikap ini, sejatinya mereka melecehkan Tuhan dan Kerajaan-Nya. Mereka sudah merasa puas dengan pengetahuan Alkitab yang mereka miliki. Orang yang merasa sudah puas diri dengan pengetahuan Alkitab yang mereka miliki tersebut juga merasa bahwa dirinya sudah hidup benar di mata Tuhan.
Oleh sebab itu, kita harus berkomitmen dengan teguh untuk menggunakan setiap kesempatan untuk belajar kebenaran Firman Tuhan, supaya kita membawa diri kita kepada kebenaran Tuhan. Kenyataan yang kita lihat sekarang ini, banyak orang yang menggunakan waktunya untuk berbagai hal yang sia-sia. Banyak waktu yang digunakan sekadar mengumpulkan harta, meraih cita-cita duniawi seperti pangkat prestasi, gelar, dan lain sebagainya. Juga menggunakan waktu untuk memuaskan hasrat daging dan berbagai kesenangan, seolah-olah hidup ini adalah kesempatan sekali-kalinya bagi manusia untuk memiliki kesadaran. Ia lupa bahwa hidup ini sekarang baru permulaan dari sebuah kesadaran abadi. Kita hanya menumpang di sini. Di balik kehidupan hari ini, masih ada kehidupan panjang yang Allah sediakan, yaitu kehidupan di keabadian. Inilah yang dinanti-nantikan oleh tokoh-tokoh iman (Flp. 3:10-11).
Sesungguhnya, kita diperhadapkan kepada saat-saat yang sangat berarti bagi hidup kita di kekekalan. Sebab, saat-saat ini menentukan keadaan hari esok kita di kekekalan. Semua yang kita tabur di bumi ini akan kita tuai di kekekalan. Kalau kita memperlakukan Tuhan sebagai Raja yang memerintah, kita harus bersikap tidak ceroboh menjalani hidup ini. Hidup ceroboh di sini adalah hidup tanpa mengerti kehendak Tuhan dengan tepat dan pasti. Kalau kita belum mengerti kehendak Tuhan dengan tepat dan pasti, kita harus berusaha untuk mengerti dan melakukan dengan segala kemampuan yang ada. Dan kalau Alkitab berbicara mengenai hukum tabur tuai, sesungguhnya tekanannya bukan pada berkat jasmani, melainkan bagaimana mempersiapkan diri untuk menuai kemuliaan bersama Kristus suatu hari nanti dalam Kerajaan-Nya, dengan menabur kehidupan yang sesuai dengan kehendak Allah.
Kalau Alkitab menyatakan bahwa hari-hari adalah jahat, Tuhan mengingatkan kita bahwa dunia yang jahat mencenderungkan manusia menabur apa yang jahat, agar manusia menjauh dari berkat Tuhan (Ef. 5:14-17). Maka, kalau seseorang mau menggunakan kesempatan untuk belajar berkenan di hadapan Tuhan, Tuhan akan menggarap orang itu secara intensif. Kalau kita mau menerima mahkota abadi, kita harus berjuang dalam perjuangan iman yang benar (Rm. 8:17; 2Tim. 4:8). Banyak perjuangan yang dilakukan orang Kristen yang hanya untuk pemuasan hasrat ambisi dan kesenangan dunia, bukan untuk meraih kecemerlangan iman seperti yang dimiliki oleh Tuhan Yesus, yaitu berkenan kepada Bapa di surga. Oleh sebab itu, kita tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan berharga selagi kita masih hidup menumpang di bumi ini. Kalau seseorang menyia-nyiakan kesempatan ini, selamanya ia tidak akan memiliki kesempatan menabur yang baik.
Jadi, kalau sekarang Tuhan masih memberi kesempatan untuk bertobat dan diperbaharui oleh Firman-Nya, kita harus menghargai kesempatan ini. Jika tidak, seseorang akan kehilangan kesempatan itu untuk selama-lamanya. Kalau Tuhan memberi kesempatan seseorang untuk bertumbuh sempurna dan melayani pekerjaan-Nya tetapi tidak menghargainya, maka akan menjadi rusak dan melayani Iblis dalam kerajaan gelap. Memilih untuk tinggal dalam Kerajaan Terang atau kerajaan gelap dimulai sejak sekarang, hari ini, di sini, tidak bisa ditunda di lain kesempatan. Sedetik kita menutup mata dalam kematian untuk selamanya, berarti kesempatan itu berlalu.
Kalau seseorang mau menggunakan kesempatan untuk belajar berkenan di hadapan Tuhan, maka Tuhan akan menggarap orang itu secara intensif.