Skip to content

Kerinduan yang Semakin Membara

Tidak ada dua orang yang sama di muka bumi ini, apalagi tiga. Setiap orang berkeadaan unik, khusus. Pengalaman perjalanan hidup seseorang juga pasti unik, tidak ada duanya. Tidak sama dengan siapa pun. Maka, perjumpaan dengan Tuhan juga unik, yang orang lain tidak akan bisa mengerti. Apalagi kalau seseorang tidak mengalami perjumpaan dengan Tuhan, maka dia tidak akan mengerti orang yang mengalami perjumpaan dengan Tuhan. Tetapi pasti buah hidup orang itu nyata. Hidup ini adalah petualangan yang luar biasa. Karena kita memiliki waktu yang telah dijatah Tuhan, waktu yang tertentu. Tetapi waktu yang tertentu tersebut menentukan nasib atau keadaan kekal kita; sebuah perjalanan yang tidak bertepi.

Jadi, betapa luar biasa kehidupan ini. Pengembaraan yang singkat, tetapi menentukan kekekalannya. Keluarbiasaan, keindahan nilai, kualitas dari singkatnya waktu hidup kita bukan terletak pada keberhasilan mengumpulkan harta, mencapai jenjang studi, atau karena memiliki penampilan yang mempesona, juga bukan karena sukses dalam rumah tangga, karier, atau memiliki nilai-nilai lebih yang dipahami manusia sebagai keluhuran atau keunggulan. Yang memang karena hal itu manusia menggulirkan harinya, memenuhi harinya demi keberhasilan dalam studi, karier, rumah tangga, memiliki harta, dan penampilan yang baik. Dan orang berani mempertaruhkan apa pun demi mencapai hal itu. 

Mungkin di antara kita ada yang pernah melihat orang yang berhasil dalam hidup, namun di ujung akhir hidupnya semua kemegahannya tidak berarti lagi. Misalnya, seseorang yang pernah berkuasa selama 40 tahun, namun 1 tahun sebelum ia meninggal, ia dipenjara. Maka kemegahannya selama 40 tahun menjadi tidak ada artinya. Atau ia memiliki pengembaraan hidup yang dinilai indah oleh manusia, bahkan sampai akhir hayatnya tetap indah dan bernilai di mata manusia, tetapi kalau di kekekalan ia terbuang dari hadirat Tuhan, betapa dipermalukannya orang-orang seperti ini. Maka kita bersyukur kalau kita ‘hanya’ dipermalukan di bumi. Bahkan hal itu memacu kita untuk benar-benar memeriksa diri, apakah suatu hari nanti ketika kita meninggal dunia, kita berkenan di hadapan Tuhan sehingga kita mendengar pengakuan-Nya, “Ini anak-Ku yang Kukasihi, kepadanya Aku berkenan.” 

Hanya itu yang membuat kita tidak dipermalukan. Dan hal itu harus kita kejar, sehingga hidup kita menjadi pengembaraan yang luar biasa, yang sangat bernilai. Dan itulah harta yang harus kita cari, kita gumuli untuk kita peroleh. Oleh sebab itu, tidak bisa tidak, kita harus benar-benar menemukan Tuhan. Kita terus mengampanyekan hal ini, seperti kita juga terus memerintahkan diri kita sendiri untuk menginvestasikan waktu, tenaga, pikiran, guna menemukan Tuhan. Dan benar-benar kita bisa mendengar suara Tuhan, menangkap kehadiran-Nya di dalam hidup kita. Ibarat radio, kita harus mencari frekuensi yang tepat. Dan sejatinya, Tuhan itu tidak mudah ditemukan. Maka dibutuhkan keberanian dalam menantikan Tuhan sebab Tuhan kadang seperti tidak peduli.

Kita sudah melewati malam panjang di kaki Tuhan, berlutut, menyanyi, berdoa namun kita tidak merasakan ada hembusan angin atau kehadiran Tuhan yang membuat bulu kuduk kita merinding. Semua terasa sepi-sepi saja, seakan-akan Tuhan ada di nun jauh di sana dan tidak mengunjungi kita. Besoknya begitu lagi, besoknya begitu lagi. Bahayanya adalah kalau kita tidak tekun, kita tidak cukup berani memercayai bahwa Dia hidup. Seperti kita menantikan terbitnya matahari dari pukul 6 sore sampai besok pukul 6 pagi, 12 jam. Menantikan Tuhan bisa 12 bulan atau bisa lebih. Tetapi percayalah, sepasti matahari, Dia akan terbit, Dia pasti kita temukan. Dan ini yang seharusnya memberi nilai di dalam hidup kita. Kalau kita mendapat kesempatan hidup, kita melihat kemungkinan yang paling berharga, yaitu menemukan Tuhan. 

Dan orang yang menemukan Tuhan memiliki kebahagiaan yang luar biasa. Jadi bukan hanya fantasi. Menemukan Tuhan itu sangat pribadi, bahkan bisa berunsur misteri. Maka kita harus berani mempertaruhkan seluruh hidup kita demi menemukan Tuhan di dalam hidup ini. Yang nantinya kalau kita sungguh-sungguh menemukan Tuhan, pasti kita menjadi kekasih Tuhan. Pasti. Tidak mungkin orang yang menemukan Tuhan, tidak menjadi kekasih Tuhan. Orang yang sungguh-sungguh menemukan Tuhan, bergaul dan berjalan dengan Tuhan, pasti menjadi kekasih Tuhan. Dan orang-orang seperti ini, tidak akan dipermalukan. Perjumpaan kita dengan Tuhan akan membuat kita memiliki komitmen dan tekad yang makin kuat, janji yang makin teguh, kerinduan yang makin membara. Seperti ada satu lubang di dalam jiwa kita yang diisi Tuhan, dan kita bisa menjadi seperti kecanduan atau addict terhadap Tuhan. Dan percayalah, cinta kita kepada-Nya akan makin membara. 

Perjumpaan kita dengan Tuhan akan membuat kita memiliki komitmen dan tekad yang makin kuat, janji yang makin teguh, serta kerinduan yang makin membara.