Skip to content

Kerasukan

Saudaraku,

Satu hal yang selalu Tuhan ingatkan kepada kita bahwa tanpa disadari kita bisa—bahkan seringkali—kerasukan Iblis. Memang kedengarannya dianggap berlebihan, tetapi apakah benar bisa begitu? Di Alkitab kita diberi contoh dari salah satu murid Tuhan Yesus, yaitu Petrus. Suatu kali, Tuhan Yesus menyampaikan firman yang berisikan tentang tujuan Allah Bapa yang harus digenapi oleh-Nya, yaitu Ia harus pergi ke Yerusalem, mati disalib, dan bangkit pada hari ketiga. Namun Petrus segera menarik tangan Yesus dan berkata, “Guru, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali tidak menimpa Engkau!”

Menurut kisah ini, Petrus seakan-akan tidak menyetujui apa yang dikatakan oleh Tuhan Yesus dan menganggap bahwa Yesus sudah salah. Padahal sebenarnya apa yang dikatakan oleh Tuhan Yesus merupakan suatu amanat yang agung dari Allah Bapa yang telah mengutus-Nya ke dunia. Kemudian, apa reaksi Yesus mengenai Petrus? Yesus dengan tegas berkata: “Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan manusia” (Mat. 16:21-23). Namun, ketika kita membaca kejadian sebelumnya, Petrus mengatakan bahwa Yesus adalah Mesias yang diutus oleh Allah (Mat. 16:16-17). Jika kita membaca kisah ini, terjadi perpindahan yang cepat, tetapi inilah yang dikatakan kerasukan.

Kerasukan bukanlah sesuatu hal yang dapat diartikan seseorang berteriak-teriak, menjerit, bahkan bermanifestasi ekstrem. Bahkan Petrus juga mengalami kerasukan tanpa ia sadari. Inilah kerasukan Iblis yang sering tidak kita sadari. Hal ini bisa sering terjadi kepada pelayan-pelayan Tuhan dan pemberita firman Tuhan, yaitu baru saja mengucapkan firman, kemudian berbicara mengenai hal lain yang tidak mengandung kebenaran. Sebagai pemberita firman Tuhan, ia selalu menjadi sorotan penting bagi para jemaat karena di sanalah ia diuji. Diuji menurut perkataan yang diucapkannya di atas mimbar. Maka dari itu, pemberita firman Tuhan harus menyaring perkataan yang keluar dari mulutnya, sehingga dari saringan perkataan itu, tidak bertujuan untuk mengangkat diri, menyerang orang, ataupun perkataan sembrono lainnya yang dapat mendukakan hati Allah.

Bukan hanya pemberita firman Tuhan yang harus menyaring perkataannya, melainkan kita juga. Jangan berpikir bahwa orang yang kerasukan Iblis hanya orang-orang yang melakukan perilaku biadab, tetapi orang-orang yang terlihat baik menurut pandangan dunia, bahkan menganggap dirinya baik, bisa saja kerasukan Iblis dan mengganggu pekerjaan Tuhan. Semua dari kita bisa melakukan kesalahan, tetapi mari kita belajar untuk menyeleksi pikiran kita, apakah ini sebenarnya berasal dari Allah atau tidak. Namun, jika kita tidak menyadari kesalahan yang kita lakukan, maka kita akan terus melakukan keinginan dan pikiran dari Iblis. Pada akhirnya, orang yang hanya mengikuti pikiran Iblis, akan membelenggu dirinya oleh kuasa kegelapan dan mengganggu pekerjaan Tuhan.

Apa yang harus kita lakukan untuk menghindari hal-hal yang membuat kita bisa kerasukan Iblis? Yang harus kita lakukan adalah tidak banyak bicara. Karena dalam Yakobus 3:2 dikatakan bahwa “Orang yang tidak salah dalam perkataannya, ia adalah sempurna.” Jika kita adalah pemberita firman Tuhan dan merasa apa yang kita ucapkan itu bukan berasal dari tuntunan Tuhan, maka jangan diucapkan. Kita harus menyaring apa yang harus kita ucapkan, karena seringkali kita menjadi gegabah dan mengucapkan hal-hal yang tidak perlu untuk diucapkan. Namun, sekali lagi, pesan ini bukan hanya tertuju kepada pemberita firman Tuhan yang berdiri di mimbar, melainkan teruntuk kita orang-orang yang dipimpin oleh Roh Kudus dan merasa sudah melakukan kebaikan dalam hidup. Oleh sebab itu, kita harus mengarahkan hati kita kepada Tuhan dengan cara mendekatkan diri kepada-Nya, setia doa pagi agar menjadi lebih peka dalam menyadari apa yang dipikirkan oleh Allah. Teruslah belajar untuk menjadi sempurna seperti Yesus dan hidup berkenan sesuai dengan kehendak Allah. Selamat berjuang!

Teriring salam dan doa,

Pdt. Dr. Erastus Sabdono

Jika kita tidak menyadari kesalahan yang kita lakukan,

maka kita akan terus melakukan keinginan dan pikiran dari Iblis;

kerasukan Iblis.