Banyak orang yang salah mengambil keputusan. Sebagai akibatnya, tentu penderitaan. Yang paling banyak dalam hal ini adalah salah mengambil keputusan memilih teman hidup atau jodoh. Banyak wanita salah memilih pria sebagai suami. Juga, tidak sedikit pula yang kesalahannya berulang. Salah memilih jodoh, pertama. Kemudian, ia mengalami penderitaan tentunya. Sehingga terjadi perceraian. Setelah terjadi perceraian, menikah lagi. Malangnya, salah lagi memilih jodoh. Ini harus menjadi pelajaran yang mahal untuk kita. Pilihan dan keputusan yang salah menjadi kerugian di dalam hidup. Jadi, kita harus menjauhkan diri dari keputusan, pilihan dan keputusan yang salah.
Keputusan dan pilihan yang salah disebabkan karena seseorang tidak berjalan dengan Tuhan. Roh Kudus akan menuntun seseorang kepada kebenaran. Roh Kudus itu aktif. Tidak ada satu detik pun Ia meninggalkan kita. Dia selalu berbicara dan menuntun kita kepada seluruh kebenaran. Lalu, mengapa kita tidak berjalan dengan Tuhan atau berjalan dengan Roh Kudus, agar kita tidak mengambil keputusan-keputusan yang salah? Bagaimana kita bisa memiliki keputusan dan pilihan yang benar?
Yang pertama, kita harus memiliki tujuan hidup yang benar. Kalau tujuan hidup seseorang salah, maka kesalahan itu akan mewarnai seluruh tindakan dan keputusannya. Tujuan hidup kita hanya satu, Tuhan dan Kerajaan-Nya. Itulah fokus kita, itu proyeksi kita. Harus. Jangan kita memiliki tujuan hidup yang lain. Memiliki tujuan hidup yang lain bukan hanya membuat keputusan dan pilihan kita akan salah dalam perjalanan hidup ini, tetapi yang lebih mengerikan adalah tujuan hidup yang salah akan membawa dirinya kepada api kekal. Sebaliknya, tujuan hidup yang benar mengarahkan kita menjadi anak-anak Allah yang berkenan dan dilayakkan menjadi anggota keluarga Kerajaan Surga.
Untuk apa menikah kalau kemudian kehidupan kita direnggut? Banyak wanita yang kehilangan kehidupan setelah menikah dengan pria yang salah. Tidak ada kebahagiaan, malah hidupnya terancam terus setiap hari. Hidupnya ditawan oleh suami yang tidak takut akan Allah; ditawan oleh kuasa kegelapan. Namun, kalau ia memiliki tujuan hidup yang benar, maka ia akan melihat apakah yang akan menjadi teman hidupnya itu seorang yang bisa diajak bersama bertumbuh dalam Tuhan, mencapai tingkat kedewasaan rohani, dan menuju Kerajaan-Nya.
Dalam mengambil keputusan dan pilihan, harus didasari ini: “Tuhan adalah tujuanku, Kerajaan Surga adalah arah tujuan hidupku.” Kalau tujuan hidup kita adalah Tuhan dan Kerajaan-Nya, maka kita akan selalu mempertimbangkan keputusan dan pilihan kita berdasarkan perasaan Tuhan; “Apakah dengan keputusan ini aku menyenangkan Tuhan?” Banyak orang bersikap terhadap orang lain, tanpa mempertimbangkan perasaan Allah. Tahu bahwa membenci itu salah, tetapi karena memang tidak menghormati Tuhan dan tidak menjadikan Tuhan sebagai tujuan, maka terus saja dia menaruh kebencian kepada orang tanpa mempertimbangkan bahwa kebencian tersebut akan menyeretnya ke dalam api kekal. Jagalah perasaan Tuhan. Bukan hanya untuk memuaskan perasaan sendiri. Hidup orang-orang seperti ini akan terpelihara oleh Allah secara khusus. Hidup yang diberkati dan terlindungi sampai di kekekalan berlaku bagi orang yang sungguh-sungguh menjaga perasaan Tuhan.
Yang kedua, memiliki kepekaan. Caranya? Hiduplah di dalam doa. Perjumpaan dengan Tuhan akan membangun kepekaan atau sensitivitas di dalam diri kita. Orang yang tidak hidup dalam doa, tidak mungkin memiliki kepekaan. Jadi, doa pagi itu harus kita pandang wajib. Berdoa itu tidak ada liburnya karena doa adalah napas orang percaya. Paksalah diri kita dan alami perjumpaan dengan Tuhan yang membuat kita memiliki kepekaan mendengar suara Tuhan; apa yang harus kita lakukan dalam mengambil keputusan dan pilihan. Selain doa bersama pagi hari, kita juga punya jam doa pribadi. Sediakan waktu untuk berdoa secara pribadi. Karena di situlah kita akan mendapatkan kepekaan mendengar suara Tuhan. Tuhan aktif bicara, tetapi sering kali telinga kita tuli karena kita mendengar kebisingan suara lain.
Dalam hal ini, berarti kita tidak menghargai suara Tuhan yang diberikan demi kepentingan dan keselamatan kita. Jangan anggap remeh. Doa itu bukan pekerjaan yang mudah. Tidak sekadar berlutut, lipat tangan. Di dalam doa, ada dialog. Walaupun kadang-kadang kita seperti bicara kepada ruangan kosong, tetapi jangan kita berhenti untuk mencari Tuhan. Kita mencari Tuhan dan menyadari bahwa Tuhan itu benar-benar kita butuhkan lebih dari kita membutuhkan napas dan darah kita. Kita merindukan kehadiran Tuhan. Ada banyak berkat yang tidak pernah kita bayangkan melalui doa pribadi tersebut. Carilah hadirat Tuhan.
Yang ketiga, belajar Alkitab. Membaca dan mendengarkan firman Tuhan akan membuat kita cerdas. Kita harus membaca dan mendengarkan firman sampai menjadi kecanduan.
Yang keempat, mendengarkan khotbah. Kita harus menyediakan waktu untuk mendengar khotbah, yang akan mencerdaskan. Hidup kita akan diubah Tuhan, sehingga kita bisa mengerti apa yang Allah kehendaki.
Pilihan dan keputusan yang salah menjadi kerugian di dalam hidup.