Saudaraku,
Pikiran adalah kemudi kehidupan yang mengarahkan seluruh kehidupan seseorang dan menentukan bagaimana keadaan hidupnya di bumi ini bahkan di kekekalan. Pentingnya peranan pikiran ini, menggerakkan dunia pendidikan berusaha secara intensif mengarahkan anak manusia sejak dini, sebab ketika anak manusia masih belia mereka sangat mudah untuk diarahkan. Salah asuh atau salah didik kepada mereka berakibat fatal kemudian hari. Hal yang sama terjadi juga dalam keselamatan, kalau seseorang tidak diarahkan sejak dini kepada Kerajaan Surga atau maksud keselamatan diadakan, maka mereka tidak pernah selamat (menjadi manusia seperti yang Allah kehendaki). Itulah sebabnya Tuhan Yesus berkata bahwa kalau seseorang tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil, maka ia tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga (Mat. 18:3).
Pernyataan Tuhan Yesus ini merupakan peringatan yang jelas agar orang percaya tidak menganggap sepele kesempatan yang Tuhan sediakan untuk berubah melalui pembaharuan pikiran agar bisa dikembalikan ke rancangan semula Allah. Selagi masih bisa diubah atau memiliki keadaan seperti anak-anak, seseorang harus mengarahkan atau mengubah pikirannya sesuai dengan pikiran Tuhan. Sebab kalau sudah terlanjur melewati waktu, pada stadium tertentu seseorang tidak bisa diubah lagi. Seperti seseorang yang mengalami pengerasan hati (serosis), tidak bisa disembuhkan. Orang sakit yang sadar dirinya sakit membutuhkan dokter dan bisa diobati, tetapi kalau tidak menyadari sakitnya ia tidak akan ke dokter atau ke dokter tetapi sakitnya sudah tidak bisa diterapi lagi.
Terkait dengan hal ini, banyak orang yang tidak menyadari sakitnya (kakos), sehingga mereka tidak menggarap keadaan yang rusak tersebut. Kalau hal itu berlarut-larut, maka ia sampai pada level menghujat Roh Kudus, artinya ia tidak lagi memiliki kesempatan untuk digarap Roh Kudus karena percuma digarap, tidak mampu lagi untuk berbalik kepada Tuhan. Jika Roh Kudus tidak menggarap, maka tidak ada lagi yang dapat mengarapnya. Terkait dengan hal ini, Iblis akan berusaha agar manusia terlena dengan berbagai kesenangan dunia, sehingga selalu mendukakan Roh Kudus dan akhirnya menghujat-Nya. Orang-orang yang tertolak dalam Kerajaan Surga pasti tidak pernah menduga bahwa ia akan berkeadaan seperti itu. Hal ini sama dengan seorang pejabat pemerintah yang sembrono mempermainkan jabatannya sampai akhirnya digelandang polisi ke penjara.
Saudaraku,
Jika kita melihat Filipi 2:5, ternyata kata “pikiran” dalam teks aslinya bukanlah kata benda, tetapi kata kerja, yaitu phroneisto (φρονείσθω). Maka kalau diterjemahkan bebas bisa berbunyi berpikirlah seperti Yesus Kristus. Dalam bahasa Inggris ada yang menerjemahkan sebagai berikut: Have this attitude in yourselves which was also in Christ Jesus. Kalau Firman Tuhan memerintahkan agar kita berpikir atau bersikap, maka berarti kita yang harus menggerakkan atau mengarahkan pikiran atau menetapkan sikap kita. Hal ini tidak bisa terjadi atau berlangsung oleh pihak lain. Kita sendiri yang harus mengendalikan pikiran dan hidup kita. Dalam hal tesebut, Tuhan tidak akan berintervensi, sebab pikiran seseorang yang merupakan pusat kemudi kehidupan adalah hak dan wewenang masing-masing individu. Itulah sebabnya kepada Kain Tuhan hanya bisa memperingatkan bahwa dosa sudah mengintip di depan pintu, sangat menggoda. Tetapi Kain harus berkuasa atasnya (Kej 4:7). Kepada Petrus Tuhan Yesus berkata bahwa Iblis telah menuntut untuk menampi (menggoncangkan atau mencobai) dia, tetapi Tuhan Yesus hanya bisa berdoa supaya imannya tidak gugur (Luk. 22:31-32).
Sama dengan Tuhan Yesus pun tidak bisa menyelamatkan Yudas jika Yudas memang berkehendak untuk memilih uang daripada kesetiaan. Yudas sudah sejak lama suka mencuri dan pikirannya terikat dengan kekayaan. Di ujung pengkhianatannya, Tuhan Yesus sudah mengingatkan berulang-ulang melalui perkataan dan sikap-Nya. Seperti misalnya Tuhan Yesus memberi tahu bahwa salah satu dari murid-murid-Nya akan mengkhianati-Nya. Tuhan tidak perlu menyatakan hal itu kalau Ia sengaja menjerumuskan Yudas untuk menjadi pengkhianat. Dalam hal ini jelas sekali bahwa Tuhan hanya bisa mengarahkan pikiran seseorang, tetapi tidak bisa mengambil alih kemudi. Iblis pun juga tidak bisa mengambil alih kemudi. Tetapi ia bisa memengaruhi sehingga seseorang mengarahkan kemudia hidupnya kepada arah tertentu. Tentu saja Iblis mengarahkan seseorang kepada kerajaan kegelapan melalui keindahan dunia dan hidup hari ini.
Hendaknya kita tidak menuduh Tuhan sengaja menyerahkan kemudi hidup orang-orang tertentu kepada iblis agar diarahkan ke neraka, sementara Ia mengambil alih kemudi hidup orang-orang tertentu untuk diarahkan ke surga. Tuhan tidak menghendaki seorang pun binasa, tetapi Ia tidak bisa menyelamatkan mereka yang tidak bersedia diselamatkan, sebab Ia tidak mengambil alih kemudi hidup seseorang, yaitu mereka yang mengarahkan pikiran dan hatinya ke arah yang berbeda dari arahan Tuhan.
Teriring salam dan doa,
Erastus Sabdono
Pikiran adalah kemudi kehidupan yang mengarahkan seluruh kehidupan seseorang dan menentukan bagaimana keadaan hidupnya di bumi ini bahkan di kekekalan.