Bagaimana kita dapat benar-benar merdeka dari belenggu dunia dan kuasa gelap? Jawabnya adalah tergantung dari kemauan kita. Tuhan telah memberi berbagai fasilitas yang kita butuhkan untuk merdeka dari belenggu dunia dan kuasa gelap. Berbagai fasilitas itu adalah penebusan, Roh Kudus, kebenaran, dan penggarapan melalui setiap peristiwa. Penebusan adalah kematian Yesus di kayu salib untuk mendamaikan setiap orang percaya dengan Allah. Melalui penebusan ini, orang percaya secara de jure dilepaskan oleh Allah dari tawanan Iblis. Inilah kemerdekaan pasif, yakni kemerdekaan yang dikerjakan Allah tanpa intervensi manusia di dalamnya. Kemudian, orang percaya yang telah menerima penebusan Kristus atau dimerdekakan oleh Allah, diberi Roh Kudus untuk menuntunnya memahami segala kehendak Bapa yang diajarkan oleh Tuhan Yesus melalui Injil (Yoh. 16:13). Kebenaran Injil yang ditulis dan diwariskan secara turun-temurun memuat firman Allah yang mengubah paradigma orang percaya. Pada akhirnya, Tuhan menyempurnakan orang percaya yang telah menerima-Nya secara de jure, belajar kebenaran, dan dipimpin oleh Roh untuk masuk dalam penggarapan setiap hari. Melalui penggarapan tersebut, orang percaya belajar untuk memahami pikiran dan perasaan Allah, serta menjadi serupa dengan-Nya. Seluruh fasilitas ini tentu tidak boleh direspons dengan pasif. Kita harus menggunakan kehendak kita dengan kuat dan tegas dan berkomitmen bahwa kita mau hidup seturut dengan kehendak Allah.
Iblis sering menipu kita dengan kepasifan sehingga kita tidak menguatkan hati untuk memandang Tuhan. Iblis mengisi pikiran kita dengan berbagai sampah (segala keinginan dan ambisi pribadi yang sama seperti anak-anak dunia), sehingga kita tidak menggunakan kebebasan kita bertindak dan mengambil keputusan. Iblis menggiring orang percaya untuk memiliki pemikiran bahwa ketika mereka telah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat secara proklamatif, maka keselamatan telah terjadi. Akibatnya, mereka menjadi pasif dan tidak memiliki geliat yang ideal untuk mengubah diri. Banyak manusia yang tidak jelas arah perjalanan hidupnya disebabkan oleh kepasifan ini. Tidak jarang kita jumpai anak-anak Allah yang memohon bimbingan Tuhan, memohon arah untuk memulihkan kehidupannya, tetapi tidak pulih-pulih, sebab mereka tidak melangkah sama sekali. Tuhan menghendaki kita melangkah dulu, maka pemulihan akan menyertai langkah kita. Penting untuk diingat bahwa Tuhan bekerja dalam segala sesuatu bagi kebaikan orang yang mengasihi Tuhan. Kita harus melangkah mengasihi Tuhan dalam tindakan konkret, maka Tuhan akan memenuhi bagian-Nya menolong kita. Kita mengerjakan keselamatan (katergazesthe), Tuhan yang mengerjakan atau memberi energi (energon), bukan Tuhan yang mengerjakan keselamatan tersebut. Tuhan hanya memberi energi, kemampuan, fasilitas, sarana, namun orang percaya yang mengerjakan (Flp. 2:12-13).
Kemerdekaan pasif adalah kemerdekaan yang kita terima dari Yesus, yang membuat kita memiliki potensi untuk selamat atau dikembalikan ke rancangan semula. Ini juga sudah dapat dikatakan sebagai sebuah kemerdekaan, tetapi ini adalah kemerdekaan pasif. Kemerdekaan ini kita terima hanya dengan percaya kepada Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Namun, kemerdekaan pasif ini harus dilanjutkan pada proses selanjutnya, yakni memperjuangkan kemerdekaan aktif. Adapun kemerdekaan aktif adalah kelepasan dari ikatan-ikatan dosa buah dari pergumulan pribadi dengan pimpinan Roh Kudus. Di sini, seseorang yang diperbarui cara berpikirnya oleh kebenaran Injil dan Roh Kudus harus bergumul mengenakan kebenaran yang telah dipelajari dalam kehidupannya sehari-hari. Pergumulan pribadi inilah yang membuat kita semakin merdeka dari ikatan-ikatan dosa tersebut dan memperoleh mahkota sorgawi atau kemuliaan bersama Yesus. Kemerdekaan aktif adalah sebuah perjuangan yang terus-menerus sampai Tuhan datang kembali. Kita tidak boleh dan tidak bisa berhenti dari perjuangan ini. Kemerdekaan aktif menuntut kesungguhan dan konsistensi kita.
Seseorang yang memiliki kemerdekaan aktif dapat ditandai dengan hal-hal ini: ia semakin hidup tidak bercela, maksudnya ia menjaga dirinya tidak tercemar oleh dosa atau kesalahan yang dapat melukai hati Tuhan. Kemudian, ia akan semakin menikmati damai sejahtera Allah karena memiliki hubungan yang harmonis dengan Allah. Orang yang hidupnya bercacat cela dan tidak memiliki hubungan yang harmonis dengan Allah tidak mungkin memiliki damai sejahtera dari Allah. Pada akhirnya, orang-orang seperti ini akan menaruh harapnya pada hari kebangkitan, karena orang-orang seperti ini memiliki hak penuh masuk ke dalam Kerajaan Surga dan kemuliaan bersama dengan Kristus (2Ptr. 1:11). Kematian bukan lagi menjadi suatu hal yang menakutkan dan penuh ketidakpastian. Kematian menjadi sesuatu yang pasti dan penuh dengan pengharapan. Seluruh tanda ini hanya tampak pada mereka yang sungguh hidup dalam perjuangan memperoleh kemerdekaan aktif.
Kemerdekaan aktif menuntut kesungguhan dan konsistensi kita.