Skip to content

Kekhawatiran yang Positif

Saudaraku,

Perlu ada kekhawatiran yang positif, yaitu kekhawatiran yang menggerakkan seseorang berjaga-jaga, bekerja keras dan hidup bertanggung jawab. Kekhawatiran yang paling prinsip adalah kekhawatiran terbuang dari hadirat Allah. Tuhan Yesus berkata, “Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?” (Mat. 6:25). Apa maksud Tuhan Yesus mengatakan bahwa hidup lebih penting dari makanan dan tubuh lebih penting dari pakaian? Kata hidup dalam teks ini adalah psuke (ψυχῇ) yang artinya jiwa. Dalam jiwa ada pikiran perasaan dan kehendak. Tuhan hendak menunjukkan bahwa pemeliharan pikiran perasaan dan kehendak—yaitu manusia batiniah—lebih penting dari makanan jasmani untuk pertumbuhan fisik. Dengan pernyataan ini Tuhan Yesus hendak menunjukkan bahwa manusia hidup bukan hanya dari roti saja. Maksudnya jangan karena makanan jasmani (roti) seseorang mengabaikan pemeliharaan manusia batiniah yang lebih penting, sebab membawa dampak abadi. 

Namun hampir semua manusia hari ini mengusahakan segala sesuatu demi kepuasan jasmaninya. Hal ini seperti orang-orang Roma yang serakah. Mereka makan sekenyang-kenyangnya kemudian dimuntahkan dan makan lagi. Tuhan hendak menunjukkan bahwa orang percaya tidak boleh khawatir karena kurang banyak atau kurang puas dengan makanan yang tersedia, sebab Bapa pasti memelihara kita lebih dari burung di udara. Kekhawatiran di sini adalah kekhawatiran kurang banyak seperti orang kaya dalam Lukas 12:16-21. Apa yang dikemukakan oleh Tuhan Yesus sinkron dengan apa yang dikemukakan Paulus, “Asal ada makanan dan pakaian cukup.” Hidup bukan untuk makan tetapi makan untuk hidup.

Tuhan Yesus mengatakan bahwa tubuh lebih penting dari pakaian. Kata tubuh di sini adalah soma (σῶμα) dan pakaian dalam teks aslinya adalah endumatos (ἐνδύματος) yang artinya jubah luar (outer robe). Dalam hal ini Tuhan mengingatkan kepada manusia yang tidak menggunakan tubuhnya dengan benar. Lebih mendandani dengan jubah luar yang megah dalam pemandangan mata manusia, tetapi tidak menggunakan tubuh untuk kemuliaan Allah. Inilah yang dilakukan oleh manusia sejak zaman dahulu. Demi sebuah penampilan, mereka mengusahakan segala sesuatu; bukan bertujuan mengabdi kepada Allah, tetapi demi dirinya sendiri. 

Jadi kekhawatiran di sini adalah kekhawatiran “kurang terhormat,” khawatir kurang berpenampilan menarik. Padahal Tuhan pasti memilihara tubuh kita yang adalah milik-Nya demi kemuliaan nama-Nya dan kepentingan kerajaan Allah. Tuhan Yesus menunjukkan bahwa bunga di padang didandani lebih dari Salomo, maka orang percaya pasti dipelihara lebih dari semua itu. Kalau kekhawatiran orang percaya karena tidak bisa bermegah dengan penampilan, maka berarti ia tidak mengumpulkan harta di surga.

Saudaraku,

Dalam Matius 6:30 dikatakan, “Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya?” Apa maksud pernyataan Tuhan ini? Kalau rumput fana yang tidak bernilai tinggi dipelihara oleh Allah (seperti juga burung), maka orang percaya akan dipelihara lebih dari semua itu. Tentu pemeliharaan Allah bukan hanya menyangkut kehidupan jasmani yang sementara, sebab manusia adalah makhluk kekal. Pemeliharaan Allah memiliki jangkauan yang lebih panjang atau lebih mulia. Sayang sekali, banyak orang Kristen yang berpikir dangkal, mereka memandang Matius 6:30 merupakan janji bahwa Tuhan akan memelihara kehidupan mereka di bumi dengan sempurna (makan dan minum serta pemenuhan kebutuhan jasmani), tetapi mereka tidak melihat rencana Allah di balik pemeliharaan jasmani tersebut. 

Pemeliharaan Allah atas kehidupan jasmani anak-anak Tuhan dimaksudkan agar mereka bisa menyelenggarakan maksud dan tujuan hidup sebagai orang percaya, yaitu mengumpulkan harta di surga dan mendahulukan Kerajaan Allah tanpa gangguan atau tanpa hambatan (Mat. 6:19-21; 33). Dengan demikian, pemenuhan kebutuhan jasmani bukanlah tujuan atau goalnya. Dalam hal ini orang percaya harus bisa diajak sepikiran atau sevisi dengan Allah, yaitu untuk tidak fokus pada hal-hal duniawi. Itulah sebabnya Tuhan Yesus tegas berkata agar orang percaya tidak mengumpulkan harta di bumi, tetapi agar orang percaya mengumpulkan harta di surga.

Allah tidak menghendaki manusia di buang ke dalam lautan api (Why. 20:15). Itulah sebabnya Tuhan Yesus dalam pernyataan-Nya menganalogikan manusia dengan rumput. Rumput didandani dengan bunga indah yang mekar pada pagi hari, tetapi sorenya dibuang ke dalam api. Manusia dikehendaki oleh Allah setelah 70 -80 tahun umur hidupnya bisa mendiami Kerajaan-Nya. Itulah sebabnya Tuhan Yesus berkata agar orang percaya mendahulukan Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya. Kalau pengertian seseorang tumpul atau pengertiannya gelap (Mat. 6:22), maka mereka tidak menangkap maksud Tuhan di balik kalimat dalam Matius 6:30 tersebut. Mereka hanya menganggap Tuhan berurusan dengan makan dan minum serta pakaian jasmani. Padahal perspektif Tuhan memandang hidup adalah kekekalan. Inilah yang membuat murid-murid Tuhan Yesus dan orang Yahudi sering tidak “nyambung” dengan Tuhan Yesus. Mereka berpikir versi manusia atau duniawi, tetapi Tuhan berpikir versi Tuhan yaitu versi rohani atau surgawi. Dalam hal ini kita bisa memahami ketika Tuhan Yesus berkata bahwa mereka tidak menangkap Firman-Nya, sebab mereka tidak mengerti bahasa-Nya (Yoh. 8:43).

Teriring salam dan doa,

Erastus Sabdono

Kekhawatiran yang positif adalah kekhawatiran yang menggerakkan seseorang berjaga-jaga, bekerja keras dan hidup bertanggung jawab.