Efesus 1:4-5, “Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya.”
Jadi, begitu penting, begitu luhur, begitu mahalnya hal ini, di mana Allah sudah melihat kita yang terpilih sebelum dunia dijadikan. Terpilih di sini bukan berarti pasti masuk surga, melainkan kita termasuk orang yang diwajibkan ikut perlombaan. Sebagaimana ditulis dalam Ibrani 12, dan perlombaan itu adalah menjadi serupa dengan Yesus atau memiliki iman yang sempurna seperti Yesus; supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. Jadi, jangan mendengar kata kudus, kita langsung resisten karena menganggap kudus itu hanya berlaku untuk orang tertentu. Padahal, setiap orang percaya itu harus menjadi orang kudus.
Kekristenan itu bukan mengambil bagian hidup kita, tapi seluruh hidup kita. Sayangnya, kekristenan yang selama ini diajarkan sering ada di wilayah abu-abu. Jadi, Kristen yang benar itu harus seperti Kristus dan untuk itu seluruh hidup harus disita oleh pergumulan untuk menjadi seperti Kristus; tidak bisa sambilan. Maka, tidak ada waktu di mana kita tidak berinteraksi dengan Allah. Kita merangsang, menstimulasi hal itu lewat doa, dan mendengar atau membaca firman. Tidak ada peluang untuk dunia. Nanti kalau kita semua sudah meninggal, dan kita menghadap takhta pengadilan Tuhan, baru kita tahu betapa beruntungnya menjadi orang yang dipilih Tuhan.
Roh Kudus sebagai pelatih akan menuntun kita setiap hari. Kita harus selalu merapat ke Tuhan, menyembah dan menjadikan Tuhan segalanya. Hanya Tuhan perlindungan kita. Sementara dunia juga berusaha menarik kita merapat kepadanya. Oleh sebab itu, bukan tanpa alasan kalau Yesus berkata, “Lebih mudah seekor unta masuk lubang jarum daripada orang kaya masuk surga.” Di ayat lain Yesus berkata, “Banyak orang berusaha, tetapi tidak bisa masuk,” “Banyak yang dipanggil, sedikit yang dipilih.” Kita ada di tengah-tengah masyarakat yang hampir tidak pernah menemukan kekristenan seperti ini.
Kita harus membayar ketinggalan kita dengan kerja keras. Dan jika sejak muda sudah mendengar hal ini, jangan menundanya. Roh Kudus akan menolong kita untuk membentuk kita menjadi manusia yang unggul, yang tidak ternilai harganya. Sementara, ada orang-orang yang tidak punya nilai sama sekali sehingga mereka dibuang; itu yang namanya kehinaan kekal. Tetapi, kita masuk kemuliaan kekal. Puji Tuhan, kita masih punya umur entah sampai berapa lama, paling tidak kita masih punya kesempatan untuk membenahi diri, supaya ketika kita menutup mata bertemu Tuhan, Dia menjumpai kita dalam keadaan menyenangkan atau memuaskan.
Jadi, Kristen itu eksklusif sekali. Memang, kadang Tuhan membuat kita gagal untuk sementara waktu, tapi bukan gagal untuk sesuatu yang fatal. Seringkali ambisi kita mau dipatahkan Tuhan dengan kegagalan, supaya kita menjadi murni. Kita harus bisa menerimanya dengan besar hati. Kegagalan hidup bisa membuat kita mengenal dan semakin mengenal Tuhan. Jangan-jangan kalau kita sukses terus, kita masuk neraka. Karena kita jadi sombong, angkuh, mata duitan, dan tidak mencari Tuhan lagi.
Tuhan itu luar biasa. Maka, jangan takut. Kita hadapi hari esok bersama-Nya. Dia lebih dari apa pun dan siapa pun. Dengan sikap hati seperti ini, baru kita memuja Tuhan dan mengagumi Dia. Namun, walau kita sudah memiliki sikap hati seperti itu, kadang masalah tidak dibuat Tuhan selesai. Tuhan membuat kita sering dalam kondisi kritis dan krisis dan tidak ada orang bisa kita ceritakan, dan kelihatannya semua baik-baik. Namun, kita dibuat Tuhan punya tentara yang kuat—bukan uang, kenalan pejabat atau fasilitas lain—namun Allah yang kita yakini lebih dari siapa pun dan apa pun. Jangan kecil hati, sebab Tuhan menyertai kita. Dia lebih kuat dari siapa pun, maka jangan merasa tidak punya siapa-siapa.
Kegagalan bisa membuat kita mengenal dan semakin mengenal Tuhan.