Saudaraku,
Kita harus selalu mengingat kefanaan hidup ini atau kesementaraan hidup ini, temporari hidup kita ini. Seiring dengan berjalannya waktu, maka ujung perjalanan hidup kita semakin dekat. Itu berarti kita akan berpindah dari kesementaraan atau kefanaan hidup ini kepada atau menuju kekekalan. Ini adalah suatu realita yang mestinya menggetarkan jiwa. Tapi banyak orang melupakan hal ini seakan-akan jalan hidup mereka tidak berujung. Dan ini membuat banyak orang menjadi ceroboh hidup, yaitu tidak mempersiapkan diri menghadapi kekekalan, ini mengerikan. Saya dan Saudara yang rajin berdoa, rajin belajar Firman, juga bisa menjadi lengah, terbuai oleh keadaan; entah keadaan nyaman atau keadaan yang banyak problem. Sehingga kita lupa realitas kefanaan, kesementaraan, temporari dari hidup ini.
Pada kesempatan ini, mari kita mengingat kembali. Ayo kita sadar! Kita ada di dalam kesementaraan. Kita akan mengalami transisi dari kefanaan hidup ini kepada kekekalan. Di kekekalan itu kita pasti akan menghadapi takhta pengadilan Kristus, dan di situ akan diputuskan apakah kita masuk kemuliaan kekal bersama dengan Tuhan, atau dibuang ke dalam kehinaan kekal. Sebagai orang percaya, umat pilihan yang telah ditebus oleh Tuhan Yesus dengan darah-Nya, kita adalah milik Tuhan. Semua dosa kita telah dipikul di kayu salib. Kita menerima pengampunan dosa dan pembenaran, artinya kita dianggap benar. Tetapi Tuhan menghendaki agar kita bukan hanya dibenarkan tetapi kita harus benar-benar memberi diri dimuridkan (Mat. 28:18-20). Kita harus memberi diri dididik oleh Bapa (Ibr. 12:6-10). Supaya kita mengambil bagian dalam kekudusan Allah atau kita mengenakan kodrat ilahi (2Ptr. 1:3-4).
Saudaraku,
Seiring dengan bertumbuhnya iman kita, selera jiwa kita juga diubah, kita makin tidak tertarik dengan keindahan dunia ini, kita benar-benar bisa memindahkan hati kita ke dalam Kerajaan Surga yang pasti tidak terbayangkan keindahannya. Di lain pihak, neraka itu juga mengerikan dan tak terbayangkan kengeriannya. Kalau kita berjalan dengan Tuhan hari ini dengan sungguh-sungguh hidup di dalam kesucian, kita tidak terikat dengan dunia, pasti kita bisa meletakkan seluruh pengharapan kita pada penyataan kedatangan Tuhan. Pasti kita merindukan kedatangan Tuhan Yesus. Kita merindukan Kerajaan yang tidak ada bencana, tidak ada penyakit, tidak ada kematian, tidak ada krisis, tidak ada perang; betapa indahnya itu.
Karenanya saya mengajak kita untuk berkemas-kemas. Saya juga memecut, mencemeti, memukul diri saya sendiri jangan sampai tidak merindukan kedatangan Tuhan. Sebab kalau kita tidak merindukan kedatangan Tuhan pasti ada ketidaksetiaan, perselingkuhan, penyimpangan, pasti ada sesuatu yang memikat dan mengikat hati kita. Itu ketidaksetiaan, itu mengerikan. Memang di zaman ini, bagi orang yang berpikir mengenai surga pasti dianggap kurang waras, atau dianggap aneh atau mungkin dianggap berlebihan, atau bisa dianggap memiliki motif-motif tertentu. Dari dulu, dari sejak Tuhan Yesus memberitakan Injil di zaman gereja perdana atau gereja mula-mula, mereka pun dikucilkan bahkan disiksa. Namun mereka tetap menaruh pengharapan sepenuhnya akan kedatangan Tuhan. Seperti yang dikatakan dalam 1 Petrus 1:13-14, “Letakkanlah seluruh pengharapanmu pada penyataan kedatangan Tuhan Yesus.” Pengharapan inilah yang membuat orang-orang percaya pada gereja mula-mula tabah menghadapi aniaya yang begitu hebat. Mereka rela kehilangan apa pun asal mereka bisa dijemput oleh Tuhan Yesus dibawa ke surga. Ini yang tidak boleh dilupakan. Ayo kita menjadi rombongan yang bersama-sama menuju Kanaan Surgawi. Ayo kita berkemas-kemas, ayo kita jalan sampai Kanaan Surgawi.
Teriring salam dan doa,
Erastus Sabdono
Kita harus selalu ingat bahwa kita ada dalam kefanaan hidup yang akan segera berakhir