Yang membuat hidup seseorang itu dinamis bergerak dan bergairah adalah tujuan yang hendak dicapai, atau harapan yang hendak dicapai. Kalau orang tidak memiliki tujuan yang menjadi pengharapan untuk dicapai, maka hidup orang tersebut pasti tidak bergairah, pasti tidak bersemangat. Seperti zombie, bergerak tapi tidak memiliki nyawa. Ironis, banyak manusia seperti ini di sekitar kita. Jangan-jangan kita termasuk kelompok itu, apalagi kalau seseorang sudah didera dengan banyak persoalan, ditekan dengan berbagai persoalan, plus dengan melalui atau mengalami kegagalan-kegagalan hidup.
Betapa malangnya orang-orang seperti ini. Mereka hanya menunggu keadaan makin memburuk. Sejujurnya, sebagian besar manusia itu bodoh. Kebodohan manusia disebabkan karena ia tidak mengenal rencana Allah. Kita harus selalu mengingat bahwa dunia ini ada bukan karena kebetulan, yang ada dengan sendirinya. Dunia diciptakan karena ada yang merancang dengan keadaan yang sangat sempurna. Sang Pencipta menaruh makhluk ciptaan-Nya yang agung, yang dibuat mirip dengan diri-Nya. Ini fakta penting yang kita harus selalu ingat. Manusia itulah makhluk tersebut, yang lebih elok dari semua hewan, tanaman, atau apa pun.
Manusia diciptakan mirip dengan diri Allah sendiri, dan makhluk ini satu-satunya yang menerima hembusan nafas Allah. Jadi kita bisa mengerti mengapa Allah begitu mencintai manusia. Karena manusia adalah anak-anak Allah. Hanya, sayangnya, manusia tidak taat, tidak dengar-dengaran, tidak patuh. Sehingga keindahan ciptaan Allah yang sempurna ini tidak bisa dinikmati oleh manusia. Sebab tidak mungkin manusia yang memberontak bisa menikmati ciptaan Allah yang sempurna. Bumi yang begitu elok ini pun ikut terkutuk. Yang nanti suatu hari akan menjadi lautan api.
Allah Yang Maha Baik, yang penuh belas kasihan, memberi jalan keluar agar manusia yang memberontak ini bisa dipulihkan, bisa diperbaiki. Maka Allah mengutus Putra-Nya, Tuhan Yesus Kristus. Yesus menebus dosa-dosa kita, sehingga semua perbuatan dosa kita dipikul-Nya di kayu salib. Dan yang kedua, harus juga diingat, Tuhan Yesus mau mengubah kita dari manusia yang memberontak menjadi manusia yang taat. Jadi, setelah kita menjadi Kristen artinya kita harus melakukan kehendak Bapa. Melakukan kehendak Bapa ini sulit karena: pertama, Bapa tidak kelihatan, maka sulit untuk mengerti kehendak-Nya; kedua, daging kita ini lebih bertentangan dari kehendak Allah.
Yang ketiga, pengaruh dunia di sekitar kita yang semakin jahat. Kebanyakan orang memberontak kepada Allah. Dan yang keempat, ada kuasa kegelapan yang tidak kita lihat juga, yang terus menggoda, mencobai, membujuk supaya kita tidak hidup dengar-dengaran. Makanya banyak orang tidak hidup dalam ketaatan. Hidup itu singkat dan tragis. Hidup memang tidak jelas. Namun, hal ini bukan membuat kita jadi pesimis menghadapi hidup. Tuhan pasti menyertai kita melewati hari-hari, tetapi kita optimis bahwa di balik kehidupan kita di bumi ada langit baru bumi baru.
Gairah kita sekarang harus benar, yaitu melakukan kehendak Bapa. Orang yang tidak melakukan kehendak Bapa pasti dibuang. Matius 7:21-23, “Enyahlah kamu dari hadapan-Ku, kamu yang tidak melakukan kehendak Bapa.”
Kiranya itu yang harus menjadi gairah hidup kita, sementara kita bekerja, cari nafkah. Gairah kita yang paling kuat, yang menggerakkan hidup kita, adalah melakukan kehendak Bapa. Bapa tidak kelihatan. Maka, untuk bisa kelihatan, kita harus pertajam dengan doa. Seperti kabut, lama-lama akan nampak. Mata iman kita akan tajam. Tuhan tidak kelihatan, tapi Dia hidup. Roh Kudus pasti memimpin kita. Melakukan kehendak Tuhan itu tidak mudah, karena nafsu daging kita ini berlawanan dengan kehendak Allah. Tapi kita harus belajar menyangkal diri. Roh Kudus akan menolong kita.
Malangnya, kita sering tidak menyadari kekalahan atau kesalahan itu, lalu menjalani hidup seakan-akan aman, padahal itu mengerikan. Setiap kali kita berbuat salah, kita berkata, “Ini kesalahanku yang terakhir, Tuhan. Aku tidak mengulangi kesalahan ini atau kesalahan yang lain. Ada satu hal yang tidak boleh kulakukan: menyakiti hati-Mu.” Hidup kita akan luar biasa. Allah yang seperti hilang di tengah-tengah masyarakat modern hari ini, kita temukan dalam hidup kita pribadi. Dan itu nanti akan terbukti dari perubahan hidup kita. Kita mau hidup tidak bercacat tidak bercela dan hidup bertanggung jawab, kerja keras, jaga pola makan, pola hidup yang baik, jujur.
Manusia itu sangat berharga, dan didesain untuk segambar dan serupa dengan Allah. Kerelaan kita meninggalkan dunia dengan segala kesenangannya, akan membuat kita menjadi juru bicara yang benar. Apa yang ada di hati Tuhan, bisa kita tangkap dan ucapkan. Dan itu menyelamatkan orang juga. Tuhan menghendaki agar gairah hidup kita diubah. Kalau manusia digerakkan oleh tujuan—di mana di dalam tujuan ada harapan—maka kita digerakkan oleh gairah untuk mencapai tujuan, yaitu hanya Tuhan dan Kerajaan-Nya.