Skip to content

Keberhasilan Hidup

Keberhasilan makhluk ciptaan (dalam konteks ini, manusia) hanya satu, yaitu kalau ia berhasil menghidupkan Allah di dalam hidupnya. Apakah Allah tidak hidup, sehingga harus ada kalimat: menghidupkan Allah dalam hidup manusia? Allah adalah Allah yang hidup. Allah benar-benar nyata, ada, hidup. Tetapi kenyataannya, banyak orang yang tidak mengalami Tuhan. Tidak berinteraksi, berhubungan, dengan Allah secara benar. Sehingga karakter, watak, sifat-sifat Allah yang adalah Bapanya, tidak tertular, tidak terimpartasi di dalam hidupnya. Padahal, Bapa di surga sejak semula merancang manusia segambar dan serupa dengan Diri-Nya. 

Kalau orang tidak menghidupkan Allah dalam hidup, pasti dia menghidupkan yang lain. Siapa? Tak lain dan tak bukan adalah kuasa kegelapan, Iblis atau setan. Ia berinteraksi dengan setan, yaitu dalam bentuk hidup yang tidak sesuai dengan kehendak Allah, perilaku yang tidak sesuai dengan standar kesucian Tuhan. Kalau itu terjadi selama bertahun-tahun, maka akan membuat seseorang bersifat Iblis, berwatak setan. Itulah kenyataan yang kita lihat dalam hidup banyak orang. Kita dulu juga begitu. Setengah begitu paling tidak. Kita menghidupkan pikiran, perasaan setan di dalam diri kita. 

Karenanya, ada pikiran-pikiran jahat, dendam, kebencian, pikiran cabul, pikiran pemberontakan terhadap orang tua, ketidakrelaan orang lain terhormat dan berhasil dan lain sebagainya. Itu yang dikatakan oleh Rasul Paulus, “Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu. Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu menaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka.” (Ef. 2:1-2)

Kalimat “roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka” menunjuk orang-orang yang menghidupkan setan atau Iblis di dalam diri mereka. Dan dunia kita hari ini, lebih banyak orang yang berkeadaan demikian. Mereka menghidupkan setan di dalam dirinya. Dari hal kecil, sederhana, halus, sampai orang-orang tertentu memperagakan kehidupan yang benar-benar jahat. Jangan kita berpikir bahwa hanya orang-orang di luar gereja, yang dikuasai kuasa kegelapan atau menghidupi Iblis di dalam hidupnya. Orang-orang Kristen pun juga bisa menghidupkan Iblis di dalam hidupnya. Bahkan aktivis dan pendeta. Coba kita periksa diri kita, apakah kita sepikiran dengan Tuhan atau tidak? Kalau kita tidak sepikiran, tidak seperasaan dengan Tuhan, berarti kita telah menghidupkan setan di dalam hidup kita

Jadi, apa yang menguasai pikiran seseorang dan kemudian diwujudkan dalam perilaku dan perbuatan, itu yang dihidupinya! Tetapi, kita memilih mau menghidupkan Tuhan di dalam hidup kita. Karenanya, kita harus mendengar Firman Tuhan yang murni. Pikiran kita harus diisi oleh Firman setiap hari. Jangan lagi ada tontonan tertentu yang mengacaukan pikiran kita, yang mempermainkan emosi dan perasaan kita; seperti menonton film yang tidak membawa kepada damai sejahtera. Memang tidak semua film itu buruk, tetapi ada film-film yang hanya mempermainkan emosi dan perasaan, dan itu membuang waktu kita dengan sia-sia. 

Bukankah lebih bijaksana dan menguntungkan kalau kita mengisi pikiran kita dengan kebenaran-kebenaran, yaitu dengan Firman? Kita masukkan di dalam pikiran kita. Pikiran yang dipenuhi oleh Firman yang murni itu sama artinya dengan dipenuhi oleh Roh Kudus. Kalau dipahami dalam pikiran, Roh Kudus yang mencengkeram, lalu terekspresi dalam tindakan dan perbuatan. Nah, di sinilah seseorang menghidupkan Tuhan di dalam hidupnya. 

Menghidupkan Tuhan di dalam hidup kita akan makin besar, makin kuat, kalau kita selalu ada di hadapan Tuhan. Seperti Musa turun dari gunung Sinai, gunung Horeb, wajahnya bercahaya. Dia tertular, terimpartasi oleh terang Tuhan. Demikian pula kita, kalau kita selalu duduk diam di kaki Tuhan, kita akan terimpartasi spirit, gairah-Nya. Karenanya, kita harus menyediakan waktu bertemu dengan Tuhan yang akhirnya kita bisa menghidupkan Allah di dalam hidup kita. Dan itu sebenarnya yang dimaksud dengan kalimat, “Datanglah Kerajaan-Mu,” menghadirkan Kerajaan Allah dalam hidup kita, menghadirkan atau menghidupkan Allah di dalam hidup kita.  

Hanya orang-orang yang menghidupkan Allah di dalam hidupnya yang bisa dikatakan hidup! Dan orang-orang seperti ini akan dilestarikan di kekekalan. Tetapi, kalau orang menghidupkan kuasa kegelapan, ia akan dibuang ke dalam api kekal bersama dengan setan, Iblis dan para pengikutnya. Mari kita memilih menghidupkan Allah! Kita mau menghidupkan Allah di dalam hidup kita! Dan di situlah kita menemukan Kerajaan Surga. Orang yang menemukan Kerajaan Surga sejak di bumi, akan masuk Kerajaan Surga di kekekalan nanti! Kalau orang tidak menghidupkan Allah dalam hidup, pasti dia menghidupkan yang lain. Siapa? Tak lain dan tak bukan adalah kuasa kegelapan, Iblis atau setan. 

Keberhasilan hidup manusia hanya satu, yaitu kalau ia berhasil menghidupkan Allah di dalam hidupnya