Ketika kita sungguh-sungguh mencari Tuhan—ke gereja, hidup suci, mengalah, menghindari kegiatan yang tidak perlu, fokus pada pekerjaan, keluarga dan gereja atau urusan rohani—Tuhan seakan-akan juga tidak memberi perhatian kepada kita. Ini masalahnya, seakan-akan Tuhan tidak memberi penghargaan, tidak memedulikan kita. Tetapi, jangan kita menjadi lemah. Tuhan akan mengizinkan kita hidup dengan persoalan. Paulus menyebutnya sebagai duri dalam daging (torn in the flesh); 2 Korintus 12:7, “Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri.”
Jadi, kita pasti punya masalah dan masalah itu bisa permanen, juga bisa lebih dari satu hal. Tidak pernah ada hari tanpa masalah, karena Tuhan Yesus sendiri yang mengatakan di Injil Matius 6:34, “Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri.” Jangan menganggap itu kecelakaan, karena ada Tuhan yang mengizinkan. Duri dalam daging itu bisa pasangan hidup, orang tua sendiri, mertua, anak, persoalan di keluarga, di pekerjaan, dan lain-lain. Jadi, kalau kita berurusan dengan Tuhan yang baik, bukan berarti kita tidak punya masalah sama sekali. Tidak begitu.
Jangan kita simpan dalam hati. Hari ini masalah di kantor, besok di pergaulan, ada saja. Duri dalam daging ini sebenarnya katup pengaman, supaya kita tidak fokus ke dunia. Jadi, kalau kita tidak punya duri dalam daging berarti kita harus “mencari duri.” Di mana? Persoalan sesama yang Tuhan titipkan di sepanjang jalan hidup kita. Kita cari persoalan; kita memikirkan orang-orang muda yang tidak bisa sekolah, lalu bisa sekolah. Keluarga yang di ambang perceraian, kita damaikan. Mereka yang dalam duka, kita hiburkan dan beri kekuatan. Satu hal yang ajaib, Tuhan selalu menolong ketika kita menolong sesama.
Duri dalam daging ini menjadi pengatup pengaman sampai menjadi kemuliaan. Paulus punya Duri dalam daging, supaya dia tidak sombong. Jadi, Paulus itu ternyata punya potensi sombong. Paulus adalah seorang rasul yang hebat, tapi Tuhan tahu ada benih kesombongan. Supaya rasul Paulus tidak sombong dan bisa tidak efektif untuk pekerjaan Tuhan, bisa-bisa masuk neraka, maka Tuhan beri duri dalam daging, keadaan tidak nyaman. Makanya, Paulus dalam suratnya berkata, “Aku menguasai diriku sepenuhnya, supaya aku yang sudah membawa orang ke surga, jangan aku sendiri ditolak.”
Ingat, khususnya bagi para pendeta dan hamba Tuhan, sekalipun kita sudah khotbah, melayani Tuhan, belum tentu masuk surga. Karena kita harus tetap menguasai diri, mengendalikan diri. Kita harus berjuang untuk itu. Maka jangan berhenti berurusan dengan Tuhan, dan jangan sampai kita terbawa oleh menu-menu yang Iblis sediakan. Jangan fokus kita terbagi untuk menonton film seri, nonton berita, lihat gadget terus. Yang begini, harus kita tinggalkan. Kita harus fokus ke Tuhan dan menjadikan Tuhan satu-satunya dunia kita.
Jadi pasti ada duri dalam daging, pasti ada masalah. Jangan berpikir masalah itu kecelakaan. Tidak, duri dalam daging harus kita terima sebagai vitamin, sebagai nutrisi di dalam kehidupan, nutrisi dalam jiwa. Ingat, Tuhan kita sangat cerdas. Dia mengerti bagaimana menaruh masalah agar kita bertumbuh dewasa, dan paling tidak, agar kita tidak merasa betah hidup di bumi, karena rumah kita ada di surga.
Yang terakhir, kalau kita punya masalah dan membawanya kepada Tuhan, tidak mungkin Tuhan tidak menjawab, tidak mungkin Tuhan tidak campur tangan. Ada masalah yang memang bisa permanen, tetapi ada masalah yang memang harus diselesaikan. Kita mungkin terlahir cacat, itu permanen, tapi ketika kita sakit, kita bisa sembuh. Adapun masalah-masalah yang Tuhan biarkan itu berlangsung, pasti tidak membahayakan hidup kita dan tidak mengganggu hidup kita, sampai kita tidak bertumbuh. Jadi, kalau duri dalam daging itu Tuhan taruh, tidak akan mengganggu hidup kita dan membuat kita terganggu dalam proses bertumbuhnya iman, bertumbuh karier.
Maka, ada firman Tuhan yang mengatakan, “Sebab orang-orang yang berbuat jahat akan dilenyapkan, tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN akan mewarisi negeri” (Mzm. 37:9). Artinya akan diberkati selama di dunia, bagaimanapun akan ditopang TUHAN, dan kalau mati pasti masuk Kerajaan Surga. Jadi, jangan kita tidak menjadikan TUHAN sebagai satu-satunya dunia kita. Roh Kudus akan menolong kita untuk menyelenggarakan hidup dengan benar, yaitu serius berurusan dengan Tuhan.
Duri dalam daging ini sebenarnya katup pengaman, supaya kita tidak fokus ke dunia.