Suatu hari nanti banyak orang akan menyesal ketika mereka ternyata dipandang Tuhan sebagai sahabat-sahabat dunia ini. Orang-orang yang tidak memisahkan diri dari dunia, tidak layak menjadi anggota keluarga Kerajaan Allah. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, marilah kita tidak bersahabat dengan dunia. Seperti yang dikatakan di dalam firman Tuhan bahwa, “Dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang-orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya” (1Yoh. 2:17). Karenanya kita harus berani memisahkan diri dari dunia ini. Ini sulit, sukar dan berat, tetapi Tuhan menghendaki demikian. Jangan kita mengharapkan ada kebahagiaan dari dunia ini. Tidak ada lagi yang kita nantikan, tidak ada lagi yang kita harapkan.
Jangan pernah berpikir bahwa bila kita memiliki sesuatu atau mencapai sesuatu, kita akan merasa lebih bahagia, lebih lengkap, lebih utuh, lebih aman dan lebih nyaman. Sebab kebahagiaan kita hanya Tuhan, titik! Kehormatan dan kemuliaan kita hanya Tuhan, cukup! Kita jalani hari ke hari, kita lewati hari ke hari dengan sukacita di dalam Tuhan. Selama kita bersama dengan Tuhan, itu cukup bagi kita. Kita tidak menantikan sesuatu yang dapat membahagiakan kita. Apa pun. Sukacita kita hanyalah ketika kita bisa membahagiakan hati Tuhan.
Itulah sebabnya dari hari ke hari dengan teliti kita mau melakukan apa yang Tuhan kehendaki dan memenuhi apa yang Dia rencanakan. Dan kita harus serius melakukan hal ini. Jangan terikat dengan dengan hiburan-hiburan dunia, jangan ada unsur-unsur kafir yang menyusup dalam pikiran dan jiwa kita. Hati kita harus benar-benar terarah hanya kepada Tuhan. Tuhan tahu, Tuhan menandai orang-orang yang sungguh-sungguh hanya menanti-nantikan Tuhan, yang kebahagiaannya, sukacitanya hanya di dalam Tuhan. Dunia makin cantik menarik, tetapi kita memandang Tuhan lebih indah dari segala sesuatu.
Dunia menawarkan berbagai kesenangan dan menyimpangkan kita dari fokus yang benar ke arah fokus yang salah; melalui gadget dan media sosial di tangan kita. Pikiran kita menjadi rusak, fokus kita menjadi kacau, menjadi bias, men-distract, merusak pikiran kita. Namun kita harus teguh, terus mengarahkan diri kita kepada Tuhan. Kita mau sepenuhnya hanya mengarahkan diri kepada Tuhan dan Kerajaan-Nya. Di situ kita belajar melakukan kehendak Allah dalam segala hal. Dari perkara-perkara sederhana sampai hal-hal besar, kita selalu mau melakukan kehendak Allah. Apa yang Dia kehendaki untuk kita lakukan. Pekerjaan-Nya, rencana-Nya, yang harus kita penuhi di dalam hidup ini.
Jika kita melakukan ini dengan benar, maka kita akan memiliki kerinduan bertemu dengan Tuhan. Kita memiliki kerinduan pulang ke surga bertemu muka dengan muka dengan Tuhan Yesus. Kita bisa berkata kepada Tuhan, “Tuhan, tidak ada lagi yang kusisakan. Aku tidak memiliki apa-apa lagi. Aku hanya memiliki Engkau, Tuhan. Aku merindukan Engkau. Aku merindukan Kerajaan-Mu, ya Tuhan.” Inilah yang menjadi kehendak Tuhan untuk kita lakukan. Memang di mata dunia, ini tidak dikenal. Mereka tidak akan bisa melakukannya, karena memang tidak mau melakukannya. Mereka menganggap ini konyol. Sesungguhnya inilah kehidupan yang sejati, kehidupan yang diarahkan kepada Tuhan. Mencari kehormatan, kemuliaan di kekekalan, bukan di bumi ini.
Kalau kita sungguh-sungguh bersedia untuk itu, Roh Kudus pasti menolong dan menuntun kita dari tahap ke tahap sampai kita sungguh-sungguh dapat memiliki kehidupan yang berkenan di hadapan Allah, yang berbau harum di hadapan Tuhan. Sangat sedikit orang yang memiliki iman yang benar seperti ini. Namun, orang yang mau mempersembahkan hidup tanpa batas kepada Tuhan; hampir tidak ada lagi, sedikit sekali. Tetapi kita mau mengambil keputusan untuk setia mengikut Tuhan Yesus. Hidup dengan cara hidup yang dikenakan oleh Tuhan Yesus. Apa yang dikenakan oleh Tuhan Yesus? Dia hidup hanya untuk melakukan kehendak Bapa dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.
Yesus berkata, “Serigala mempunyai liang, burung mempunyai sarang, Anak Manusia tidak memiliki tempat untuk meletakkan kepala-Nya.” Tidak ada waktu untuk rileks cari kesenangan sendiri, tetapi hidup-Nya sepenuhnya hanya diabdikan kepada Bapa, dipersembahkan, didedikasikan kepada Elohim Yahweh. Kita harus mengikuti jejak Tuhan Yesus ini sampai kita memiliki kelelahan bukan karena mencari dunia, atau karena berbuat dosa, melainkan kelelahan dalam pengabdian kepada Tuhan. Sampai kita tidak memiliki apa pun kecuali Tuhan.
Orang-orang yang lelah karena berjuang dengan sungguh-sungguh untuk Tuhan, suatu hari mendengar suara Majikan Agung, Tuhan semesta alam berkata, “Berhentilah dari lelahmu, hai hamba-Ku yang setia. Masuklah dalam perhentian Tuan-Mu.” Perkataan itu hanya untuk orang-orang yang telah berjuang bagi Tuhan Yesus. Yang dikalimatkan dalam Roma 8:17 bahwa, “Hanya mereka yang menderita bersama-sama dengan Tuhan yang akan dimuliakan bersama-sama dengan Tuhan.” Kiranya suara Tuhan, nasihat Tuhan hari ini memberi kita keberanian dan kekuatan untuk memilih Tuhan, untuk hidup mengarahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan, bukan kepada yang lain
Selama kita bersama dengan Tuhan, itu cukup bagi kita.