Saudaraku,
Suatu hari nanti kita melihat, kita menyadari betapa berharganya setiap menit dan detik kita. Bukan hanya tahun, bulan, minggu dan hari; tetapi menit dan detik kita pun sangat berharga; yaitu ketika kita melihat bahwa umur hidup kita tidak lebih dari seratus tahun ini (pada umumnya) dan itu menentukan keadaan kekal kita. Oleh sebab itu kalau hari ini Tuhan memberikan kita hari yang baru—hari Minggu, 12 Desember 2021—kita mau menggunakan kesempatan ini untuk berjuang membenahi diri. Mendengar kata suci, kudus; kita jangan menjadi down, menjadi mental block; rasanya tidak mungkin kita bisa capai, seakan-akan itu adalah kata keramat. Kesucian itu sesuatu yang natural, sesuatu yang kita alami dan jalani. Dari bangun pagi apa yang kita lakukan, siang hari apa yang kita perbuat, sampai kita tidur pada malam hari; semua itu peta dari kekudusan atau kesucian kita.
Karenanya kita harus jujur dalam memeriksa dan mengoreksi diri kita; apakah ada hal-hal yang kita lakukan yang tidak berkenan di hadapan Tuhan? Banyak rangsang dosa yang ada di dalam kehidupan kita. Ada banyak kesempatan yang terbuka untuk menyenangkan ego, ambisi, dan daging kita. Dan Tuhan seakan-akan tidak ada. Kita harus tetap ada di dalam integritas kita untuk hidup di dalam kekudusan dan kesucian Tuhan. Banyak lagu dan syair yang kita lantunkan tentang kesucian. Dimana nyanyian itu memuat doa, doa permohonan untuk berkenan kepada Allah. Namun, doa melalui nyanyian ini sia-sia kalau tidak ada usaha dari diri kita secara serius. Karena untuk bisa hidup berkenan di hadapan Tuhan itu bukan sesuatu yang otomatis. Kekudusan itu bukan hanya karunia. Di satu pihak, kesucian dilakukan oleh Tuhan Yesus dengan penumpahan darah-Nya sehingga kita dilayakkan menghadap Allah, dibenarkan. Tetapi di pihak lain, keberadaan kita sebagai orang berdosa tidak otomatis kita menjadi kudus dalam arti karakter kita menjadi baik.
Ingat kekudusan adalah integritas dimana kita tidak serupa dengan dunia ini dan kepekaan dalam mengerti kehendak Allah untuk kita lakukan. Dan tentu saja kalau kita memiliki kekudusan yang benar, Allah akan memakai kita. Sesuai dengan kata qadosh (dipisahkan dari yang lain untuk digunakan untuk maksud tertentu/special purpose). Tuhan mau mengampuni semua kesalahan kita dan melupakan. Tuhan mau berurusan dengan kita-kita hari ini, bukan kita yang kemarin, bukan kita beberapa bulan yang lalu, apalagi beberapa tahun yang lalu. Tentu saja, jejak rekam hidup kita, masa lalu kita tidak sempurna. Tetapi kita tidak boleh terjebak dalam keadaan mental block dan berpikir tidak mungkin bisa sempurna.
Kita bisa sempurna, karena Tuhan berkata, “Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna” (Mat. 5:48). Sempurna bukan berarti kita mau menyamai Allah, tetapi dalam segala hal yang kita lakukan itu adalah tidak bertentangan dengan kehendak Allah. Dan masing-masing kita pasti punya pergumulan yang berbeda; tetapi pergumulan yang tidak melampaui kekuatan kita. Yakobus 3:2 mengatakan, “Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.”
Firman Tuhan sangat jujur mengungkapkan—dan kita semua harus jujur terhadap diri sendiri—bahwa kita semua bersalah dalam banyak hal. Untuk itu, mari kita belajar. Hari ini Tuhan masih memberi kita lembar hari hidup yang baru. Di lembar hari hidup yang baru ini kita mau belajar mengendalikan seluruh hidup kita, dari pikiran, perasaan juga lidah kita. Kalau kita serius kita bisa dan ini menjadi kabar baik bahwa kita bisa. Itu bukan sesuatu yang tidak bisa ditembus. Tetapi kita harus berjuang, berusaha, dan berlatih. Bukan tembok yang tidak bisa ditembus.
Banyak persoalan yang kita hadapi, tetapi pasti tidak akan melampaui kekuatan kita. Tidak ada situasi yang memaksa kita harus berdosa atau bersalah. Kita belajar benar-benar mempersiapkan diri menghadapi kekekalan. Karena suatu hari kita akan menghadap takhta pengadilan Kristus dan Alkitab berkata, “satu kata yang kita ucapkan harus kita pertanggungjawabkan.” Kita minta ampun kepada Tuhan atas kesalahan yang kita lakukan di hari-hari yang telah kita lalui dengan mulut kita, lidah kita, atau mungkin dengan hal yang lain, kita minta ampun. Hari ini, Minggu, 12 Desember 2021, kita bersama bertobat. Kita belajar untuk tutup mulut, tidak banyak bicara bahkan tidak bicara sama sekali, tidak perlu membela diri dengan perkataan. Di situ justru kita mengandalkan Tuhan dan lebih menantikan pengadilan Tuhan. Ayo, kita belajar, jangan sampai mulut kita merugikan orang lain. Dengan merugikan orang lain kita merugikan diri kita sendiri. Roh Kudus pasti akan menolong Saudara dalam langkah-langkah ke depan untuk menjaga perkataan dan kelakuan Saudara. Pokoknya, kita mau berubah dalam segala hal agar kita semakin berkenan di hadapan Tuhan.
Teriring salam dan doa,
Erastus Sabdono
Kekudusan adalah integritas dimana kita tidak serupa dengan dunia ini dan kepekaan dalam kehendak Allah untuk kita lakukan