Skip to content

Hidup dalam Rencana Tuhan

Sejujurnya, Allah yang begitu nyata di dalam Alkitab, sekarang seperti mati dalam kehidupan banyak orang. Termasuk orang-orang Kristen, orang-orang yang rajin ke gereja, para aktivis, juga para pendeta. Ciri dan gejala dari kenyataan bahwa Allah seakan-akan mati dalam hidup orang-orang ini nampak dari perilakunya. Kita sudah mewarisi kekristenan yang palsu, kosong. Ibarat handphone, itu terbuat dari plastik. Mirip aslinya, tetapi tidak ada komponen-komponen yang bisa digunakan untuk komunikasi. Tidak semua orang kekristenannya palsu. Tetapi, fakta menunjukkan bahwa kita mewarisi kekristenan yang palsu. 

Kita tidak boleh merasa sejahtera dengan keadaan di mana kita belum mengalami Allah secara nyata. Kita harus menjadi galau, upset, cemas, takut, khawatir kalau belum benar-benar mengalami Tuhan. Di daerah-daerah tertentu, seseorang yang mau mencari kesaktian, kanuragan, mau mencari wahyu (wangsit), maka ia pergi ke tempat-tempat keramat, ke dalam gua-gua gelap di tengah hutan, di kuburan-kuburan. Mereka yakin ada oknum yang bisa ditemui. Ada kuasa yang mereka bisa alami, dan faktanya ada orang-orang yang memiliki “kesaktian, kanuragan;” kekuatan supranatural. 

Seberapa kita yakin bahwa Allah yang kita sembah yang ditulis di dalam Alkitab begitu nyata, Allah yang benar-benar ada, yang bisa dialami di dalam jiwa, di dalam manusia batiniah kita, juga dalam fisik kita? Alkitab jelas menunjukkan bahwa Allah itu dapat dialami. Tubuh, jiwa, roh kita bisa mengalami Tuhan. Namun, terus terang, pertaruhan yang kita miliki, terlalu kecil. Harga yang kita berani bayar, terlalu kecil. Kuota yang mestinya kita penuhi, terlalu kurang. Kita menganggap Tuhan itu murahan, padahal berurusan dengan Tuhan itu selalu dengan “segenap, segenap, segenap,” tanpa batas. 

Kalau kita masih memiliki cara hidup yang salah, sampai mati kita tidak akan pernah menemukan Tuhan dengan benar dan bisa dipastikan kesucian kita rendah. Bahkan, mungkin kita masih terikat dengan dosa-dosa dan percintaan dunia. Kita tidak berpikir mistik, tetapi Allah itu memang supranatural; transenden. Pengertian “mistik” memang tidak bisa dikenakan untuk Tuhan, karena mistik sering terkait dengan okultisme, dan sering penuh dusta. Allah itu supranatural; melampaui akal. Mari tantang diri kita untuk membayar harga yang seharusnya kita bayar, pertaruhkan segenap hidup kita untuk memenuhi kuota mengalami Tuhan; tanpa batas. 

Sejujurnya, sebagian besar kita memiliki pengalaman dengan Tuhan sangat miskin. Kalau orang Kristen baru atau memang berlama-lama hidup dalam suasana keberagamaan yang didominasi tokoh, masih bisa dimaklumi. Tetapi, bagi kita yang sudah lama mengaku sebagai orang Kristen, kita harus sudah mengalami Tuhan. Tuhan bisa ditemui, benar-benar bisa dialami. Di dalam Alkitab kita menemukan manusia-manusia yang mengalami Tuhan begitu riilnya, kita umat pilihan mesti mengalami Tuhan secara riil juga. Apalagi di Perjanjian Baru, kita diangkat sebagai anak-anak Allah. Kita bisa memiliki hubungan intim dengan Tuhan artinya hubungan yang eksklusif dengan Tuhan. Mari mencari Tuhan sebelum kita meninggal dunia. 

Salah satu ciri orang yang belum mengalami Tuhan adalah takut mati. Kalau kita takut mati, berarti kita memang belum berjumpa dengan Tuhan. Ciri lainnya adalah khawatir. Ciri yang sangat jelas: hidup dalam dosa. Orang yang berjumpa dengan Tuhan pasti takut berbuat dosa. Dia akan berusaha meninggalkan dosa dan meratapi refleks dosa yang masih dimilikinya. Kita harus membuktikan bahwa Allah itu ada. Kenapa kita tidak berani 1 jam meditasi untuk bertemu Tuhan? Tuhan pasti menandai kita. Kalau kita memaksa diri ada di hadapan Tuhan setiap hari, kita akan bisa mengerti Allah itu hidup. Dan itu tidak bisa dijelaskan, ada kesaksian di dalam batin kita dan tergantung seberapa kita nekat; seberapa kita berani hidup tanpa batas bagi-Nya.

Bagaimana Allah bisa nyata dalam hidup kita? Yang pertama, orang yang mau berkenan di hadapan Tuhan. Yang kedua, orang yang mau memenuhi rencana Allah. Orang-orang yang disertai Tuhan dan mengalami Tuhan adalah orang-orang yang memenuhi hidup di dalam rencana Allah. Tidak ada orang yang tidak memenuhi rencana Allah, disertai Tuhan dan mengalami Tuhan. Untuk apa? Seperti Musa disertai Tuhan, karena membawa bangsa Israel dari Mesir ke Kanaan. Daniel, Sadrakh, Mesakh, Abednego, Yusuf yang dibawa ke Mesir, disertai Tuhan begitu hebat, karena memenuhi rencana Allah. Belajarlah menemukan rencana Allah dalam hidup kita secara pribadi, lalu hidup di dalam kekudusan dan kesucian. Jangan memandang suci itu sulit. Kalau sudah melangkah, kita tahu suci itu sesuatu yang bisa dilakukan. 

Kita tidak akan dipermalukan, kalau hidup suci. Kita bukan saja menyelamatkan diri sendiri, tetapi juga menyelamatkan orang-orang yang kita kasihi. Bagi kita yang sungguh-sungguh hidup suci, pasti mengalami kehadiran Tuhan. Tuhan akan membuka rahasia rencana-rencana-Nya yang harus kita penuhi. Hanya orang yang hidup di dalam rencana Allah, mengerjakan pekerjaan Allah dengan motif benar, akan disertai Tuhan dan mengalami Tuhan. 

Hanya orang yang hidup di dalam rencana Allah, akan disertai Tuhan dan mengalami Tuhan.