Saudaraku,
Perjalanan hidup kita ini adalah perjalanan yang sebenarnya mengandung banyak misteri. Artinya, kita tidak tahu apa yang akan terjadi di depan. Jangankan tahun depan, bulan depan kita juga tidak tahu apa yang akan terjadi. Jangankan bulan depan, minggu depan kita tidak tahu apa yang akan terjadi. Jangankan minggu depan, besok pun kita tidak tahu apa yang akan terjadi. Jangankan besok, satu jam ke depan kita tidak tahu apa yang akan terjadi. Jangankan satu jam ke depan, setiap menit keadaan kita bisa berubah. Kita adalah orang-orang yang tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di depan kita.
Inilah kehidupan, fakta kehidupan yang tidak bisa dibantah. Namun demikian, hidup harus kita jalani. Bukan karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi nanti, lalu kita menjadi kecil hati dan kecut. Inilah yang sebenarnya sering membuat orang menjadi khawatir. Karena tidak tahu apa yang akan terjadi hari esok, maka orang menjadi khawatir; khawatir kalau ada apa-apa. Dan reaksinya adalah:
Pertama, mereka mencoba membentengi diri dengan banyak hal. Memiliki uang simpanan, dengan satu catatan “nanti kalau ada apa-apa.” Saya tidak mengatakan salah memiliki uang simpanan, tapi jangan berpikir dengan uang simpanan maka segala sesuatu akan beres ke depan. Memang, dunia kita hari ini adalah dunia di mana segala sesuatu sering bisa diselesaikan dengan uang. Tetapi tidak semua hal bisa diselesaikan dengan uang.
Ada juga orang yang membangun hubungan dengan aparatur negara, atau dengan aparat keamanan, dengan catatan “Kalau ada apa-apa, aku punya kenalan aparat keamanan.” Tidak selamanya masalah kita bisa diselesaikan oleh aparat keamanan. Ada hal-hal yang tidak bisa diselesaikan. Kalau orang mengidap penyakit kanker, misalnya, apa bisa?
Yang kedua, mereka berusaha untuk tahu apa yang akan terjadi hari esok. Apa yang mereka lakukan? Mereka pergi ke tukang ramal, supaya memiliki ‘kepastian’ akan apa yang akan terjadi nanti, dan supaya bisa berantisipasi. Bersiap-siap, berbekal tertentu, sesuatu, untuk menghadapi segala hal yang terjadi di depan.
Saya harus sampaikan kepada Saudara bahwa seorang Kristen tidak boleh datang kepada apa yang disebut “orang pintar,” dukun, dan lain-lain untuk tahu hari esok. Membaca pun tidak perlu, membaca ramalan-ramalan sesuai dengan zodiak, perbintangannya, orang Kristen, orang percaya tidak boleh. Kita memang tidak pernah tahu hari esok apa yang akan terjadi, tetapi kita tidak perlu bertanya-tanya apa yang akan terjadi.
Hal ini diizinkan Tuhan terjadi dalam hidup manusia, dalam hidup orang percaya, supaya manusia bergantung kepada Tuhan. Bangsa Israel dituntun Tuhan dari Mesir ke Kanaan, Tuhan tidak memberi tahu apa yang akan terjadi di perjalanan nanti. Tetapi yang penting, Tuhan menyertai dan menuntun kita.
Dalam Doa Bapa Kami, Tuhan Yesus mengajarkan: “berikanlah kami makanan kami pada hari ini secukupnya.” Mengapa “hari ini?” Mengapa tidak “bulan” atau tidak “minggu ini?” Supaya kalau hari ini Tuhan sudah memberkati kita, besok kita datang lagi ke Tuhan untuk bergantung kepada-Nya. Tuhan menghendaki demikian, ada ketergantungan kepada Allah.
Jadi, sekarang kita jangan maksa harus tahu apa yang akan terjadi nanti. Tuhan tidak memberitahu. Memang kadang-kadang ada nubuatan-nubuatan, tetapi kita tidak boleh memaksa Tuhan memberi nubuatan. Kalau Tuhan tidak mengizinkan kita tahu apa yang akan terjadi di depan, itu berarti memang kita tidak perlu tahu.
Kita percaya, walau kita tidak tahu apa yang akan terjadi di depan, tapi Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. Kita diizinkan untuk tidak tahu apa yang akan terjadi nanti, supaya kita bergantung kepada Tuhan.
Teriring salam dan doa,
Dr. Erastus Sabdono
Kita diizinkan untuk tidak tahu apa yang akan terjadi nanti,
supaya kita bergantung kepada Tuhan.