Skip to content

Harus Berubah

Mari kita memperkarakan dengan sungguh-sungguh, jangan sampai kita sudah menjadi orang Kristen yang rajin ke gereja, menjadi aktivis, bahkan pendeta, tetapi akhirnya tidak diterima di Kemah Abadi. Semua kita berpotensi untuk masuk langit baru bumi baru, masuk Rumah Bapa yang maha indah, yang hari ini tidak terbayangkan keindahannya. Namun, kita juga punya potensi untuk tidak sampai ke Rumah Bapa, artinya ditolak. Betapa mengerikan keadaan orang yang tidak memiliki kesempatan lagi untuk memperbaiki diri. Orang-orang yang dikatakan di dalam firman Tuhan sebagai “tidak setia.” Sebab hanya orang yang setia sampai akhir atau setia sampai mati, yang akan dikaruniai mahkota kehidupan. 

Kita harus melakukan usaha semaksimal mungkin untuk menghindarkan diri dari api kekal atau menghindarkan dari keterpisahan dengan Allah. Caranya bagaimana? Kita harus hidup sesuci-sucinya. Kita harus diurapi Roh Kudus di sepanjang waktu hidup kita. Jangan sembarangan bicara, jangan membuat tema-tema percakapan yang Tuhan tidak bisa menyampaikan pesan-Nya. Percakapan-percakapan kita haruslah percakapan yang Tuhan berkenan, sehingga Tuhan ikut berdialog, ikut berdiskusi, dan Tuhan menyampaikan pesan-pesan-Nya dalam diskusi itu. Hal itu memenuhi yang dikatakan firman Tuhan, Jika dua orang lebih berkumpul dalam nama-Ku, Aku hadir.” 

Jangan memasukkan di pikiran kita hal-hal yang tidak patut, yang mana itu akan membuat distorsi, sehingga kita tidak bisa menangkap suara Tuhan. Jadi kalau selama ini kita sulit mendengar suara Tuhan, hal itu disebabkan karena pikiran dan hati kita penuh dengan kabut; kabut dunia, kabut ambisi, kabut keinginan, dan semua yang mengotori, menajiskan pikiran sehingga kita tidak bisa menangkap siaran Tuhan. Apalagi kalau kita tidak pernah datang ke markas. Markas besar kita adalah Kerajaan Surga. Khususnya bagi para pendeta dan pemimpin, kita harus menjadi domba yang disembelih di atas mezbah supaya menciptakan pedupaan harum sampai ke takhta Bapa setiap saat supaya Bapa dapat menurunkan berkat-Nya setiap kali kita menyampaikan pemberitaan firman. Juga dalam doa, pelepasan, dalam konseling, Tuhan akan memimpin dan memberi pengurapan. 

Kita ini hanya alat, Tuhanlah yang melakukannya. Maka, kalau kita menjadi alat, hidup kita harus bersih. Tidak boleh dicemari oleh pikiran dunia, apalagi dosa. Ingat, kita juga tidak tahu sampai berapa umur hidup kita masing-masing dan umur dunia ini. Di antara kita, mungkin ada yang sudah terlena mengisi hari hidupnya secara langsam, teratur, dalam siklus yang tidak berubah, dalam rutinitas yang tidak berubah. Sebenarnya mereka sedang digiring menuju api kekal neraka. Maka, kita harus mengubah rutinitas, siklus hidup, dan habitat hidup kita. Firman Tuhan yang kita baca pada hari ini, merupakan ajakan untuk keluar dari siklus habitat hidup kita di mana Iblis sedang membawa kita ke api kekal. Gereja mana pun tidak dapat menjamin seseorang pasti masuk surga, tetapi gereja bertugas untuk menyampaikan pesan yang membuat kita terhindar dari api kekal. Maka, kita harus selalu dengar-dengaran. 

Sayangnya Tuhan kepada kita tidak bisa kita bayangkan. Kalimat yang ada di dalam 2 Petrus 3, bahwa Ia tidak menginginkan seorang pun binasa, tidak bisa dibayangkan karena perasaan Allah besar dan kasih-Nya luar biasa. Ia tidak menginginkan seorang pun binasa. Ia tidak menghendaki kita menuju api kekal. Seberapa sukses hidup kita? Seberapa banyak uang kita, seberapa bahagia rumah tangga kita? Semua akan berakhir, dan itu pun pasti tidak sempurna. Sekalipun kita memiliki banyak uang yang bisa kita hamburkan setiap hari, nyatanya kita hanya butuh 3 piring nasi setiap harinya. Kita punya mobil banyak, tetapi hanya satu mobil yang bisa kita kendarai. 

Kita harus mengalami bahwa Allah Israel, Elohim Yahweh, Tuhan kita Yesus Kristus, adalah Allah yang hidup, yang benar-benar bisa kita alami dan bisa kita rasakan. Maka, kalau kita sedang susah, menderita, jangan kecewa kepada Tuhan. Penderitaan itu menjadi sarana kita memikirkan langit baru bumi baru. Yang penting kita berubah. Kebiasaan, habitat, dan cara hidup kita harus berubah. Apa kita berpikir kita pasti aman? Tidak! Kita akan dikejar oleh keadilan Allah. Jangan membuat Tuhan tidak bahagia. Rendahkanlah hati kita dan pikirkanlah perkara-perkara yang di atas. Kita hanya mau kembali ke tempat yang indah itu.

Kita harus mengubah rutinitas, siklus hidup, dan habitat hidup kita, sehingga kita bisa menangkap suara Tuhan.