Entah kita sadar atau tidak, bisa menerima atau tidak, sebenarnya kehidupan yang kita jalani saat ini merupakan hasil dari rangkaian keputusan yang pernah kita ambil di masa lalu. Sayangnya, kita tidak bisa kembali ke masa lalu untuk memperbaiki semua keputusan keliru yang pernah kita ambil. Dengan berlalunya waktu, penyesalan karena masa lalu merupakan hal yang tidak bisa kita hindari. Tetapi masih ada yang bisa kita lakukan di sini dan sekarang, yaitu kita harus bertindak hati-hati karena kita masih memiliki masa depan. Maka, pertimbangkan baik-baik bahwa keputusan yang kita ambil saat ini akan memengaruhi kehidupan di masa depan kita, bahkan kekekalan. Untuk itu, setiap hal yang akan kita lakukan, harus dipertanyakan atau dipersoalkan terlebih dahulu; apakah itu menggiring kita semakin mengerti kehendak Tuhan atau tidak. Tentu ini hanya berlaku bagi orang yang benar-benar mau selamat. Kalau seseorang tidak memiliki niat yang bulat untuk terhindar dari api kekal, maka hal ini bukan sesuatu yang dianggap penting.
Melalui hal-hal yang sederhana setiap hari, Tuhan membuka peluang kepada kita untuk melakukan kehendak Bapa. Hal-hal sederhana itu bisa berupa tantangan-tantangan ringan untuk dilakukan. Bila seseorang membiasakan diri melakukan kehendak Bapa dari hal-hal sederhana, ia akan dapat melakukan kehendak Bapa untuk hal-hal yang besar. Adalah tidak mungkin seseorang bisa melakukan kehendak Tuhan dalam hal-hal yang melibatkan pikiran, perasaan, tenaga, dan hal lain secara besar kalau tidak memulai dari hal-hal yang sederhana dalam kehidupan ini. Dalam kehidupan ini, ada hal-hal sederhana yang Tuhan izinkan terjadi guna mengubah kita. Tetapi juga ada hal-hal yang besar yang menguras tenaga, perasaan, dan sebagainya dalam kehidupan ini, yang “terpaksa” harus diizinkan Tuhan untuk mengubah kita. Tanpa hal yang besar tersebut, sulit seseorang berubah. Hal-hal sederhana terjadi tanpa menguras tenaga perasaan dan lain sebagainya, tetapi bisa berdaya guna mengubah seseorang kalau orang itu dengan sendirinya mau berubah. Tetapi kalau melalui hal sederhana seseorang tidak mau berubah, maka Tuhan harus menggunakan hal yang tidak sederhana untuk mengubah seseorang. Kalau dengan pukulan kecil seseorang meremehkan Tuhan, maka Tuhan bisa memberi pukulan yang lebih keras.
Kesalahan banyak orang adalah mereka berpikir bahwa hal-hal sederhana yang dianggap kecil tidak memiliki arti dalam kehidupannya. Itulah sebabnya ia membiarkan dirinya dikalahkan dalam hal-hal yang sederhana. Yang dimaksud dengan hal-hal sederhana, misalnya tidak memberi kesempatan mobil yang sedang buru-buru melintas, sikap kita sewaktu antri lift atau di toilet, tidak jujur berkenaan dengan uang kecil, canda-canda yang tidak kudus, dan lain sebagainya. Dalam sekolah kehidupan, hal-hal tersebut merupakan mata pelajaran yang harus diperhatikan dengan serius. Hal-hal tersebut tidak boleh dianggap sebagai sesuatu yang sepele atau remeh. Harus diingat, bahwa perkara-perkara besar dimulai dari hal-hal kecil atau yang sederhana. Surga atau neraka seseorang dimulai dari hal-hal sederhana yang terjadi setiap hari. Sebab, nasib kekal seseorang merupakan akumulasi atau penumpukan atau pengumpulan dari semua tindakan hidup seseorang. Dalam hal ini, kita mengerti mengapa Tuhan Yesus berkata: “Kumpulkan harta di surga” (Mat. 6:19-20). Di sini, seseorang tidak bisa ke surga mendadak atau neraka mendadak. Perjalanan ke surga adalah perjalanan panjang, sepanjang hidup seseorang di bumi ini.
Dengan demikian, tidak ada waktu di mana seseorang berhenti berjalan menuju Kerajaan-Nya. Setiap waktu adalah kesempatan yang berharga untuk mengumpulkan harta di surga, yaitu bertumbuh dalam kesempurnaan. Oleh sebab itu, kehidupan kita hari ini harus dirancang dengan serius. Firman Tuhan menasihati kita agar kita memperhatikan dengan saksama bagaimana kita hidup atau berkebiasaan (Ef. 5:15). Kata ‘hidup’ dalam teks aslinya adalah peripateo, yang bisa berarti “hidup” dalam arti keseluruhan. Hidup bukan hanya menyangkut hal-hal besar, tetapi juga hal-hal kecil dan sederhana. Ini menyangkut cara hidup atau kebiasaan kita setiap hari. Biasa meremehkan hal-hal sederhana, membangun kebodohan sehingga seseorang tidak mungkin bisa menjadi bijaksana. Kata “memperhatikan” dalam bahasa aslinya berasal dari kata akribo; selain berarti exactly (dengan tepat atau cermat), tetapi juga berarti circumspectly (dengan hati-hati), diligently (dengan rajin), perfect (sempurna). Sejatinya, keputusan-keputusan besar yang menyangkut nasib kekal kita dimulai dari keputusan-keputusan kecil yang kelihatannya tidak berisiko besar. Jangan sampai kita ceroboh, sehingga menimbulkan penyesalan yang tidak akan bisa diperbaiki di akhir hidup kita. Maka, setialah dalam perkara kecil. Teliti hidup kita dari detik ke detik.
Kesalahan banyak orang adalah mereka pikir bahwa hal-hal sederhana yang dianggap kecil tidak memiliki arti dalam kehidupannya.