Skip to content

Ekstrem Terhadap Allah

Seseorang yang benar-benar mengenal Allah, bergaul dan bersentuhan dengan Allah, tidak mungkin dia tidak menjadi ekstrem terhadap Allah. Orang yang mengenal Tuhan dengan benar dan terus bertumbuh, tidak mungkin dia tidak menjadi ekstrem. Ekstrem artinya, pertama, ia akan berusaha untuk hidup suci, dia akan berperang hebat dengan dagingnya, dengan nafsu-nafsu di dalam dagingnya. Ia akan berperang hebat dengan jiwanya yang telah banyak diracuni oleh pengaruh dunia sekitarnya. Kedua, ia akan bersedia untuk melakukan apa pun yang Allah kehendaki. Ketiga, ia tidak akan merasa memberi sesuatu kepada Tuhan. Ia akan menyadari bahwa Allah yang menciptakan langit dan bumi, yang menciptakan dirinya, yang memelihara dirinya, layak menerima semua yang ada padanya. Keempat, orang yang mengenal Allah dengan benar, bersentuhan dengan Allah setiap hari dan bertumbuh di dalam kedewasaan rohani dan bertambah dalam pengalaman dan kekayaan bersama dengan Tuhan, akan rela mengorbankan apa pun demi kehendak dan rencana-rencana Allah. Dan yang luar biasa dia akan mengarahkan matanya ke atas.

Semua kita mewarisi kodrat dosa, semua kita telah terjerat oleh keinginan, kesenangan dunia dengan segala hiburan dan keindahannya. Tetapi kalau kita bertumbuh terus dalam pengenalan akan Allah dan mengalami Tuhan, kita pasti akan dibuat menjadi ekstrem. Kita akan menjadi ekstrem dan gairah ekstrem kita itu akan mengalahkan daging dan jiwa kita yang keruh. Tentu orang-orang seperti ini akan menjadi orang-orang yang hidupnya seperti tidak wajar, tidak normal. Ia akan semakin tidak normal di mata manusia di sekitarnya. Orang-orang di sekitarnya—baik itu orang Kristen atau orang non-Kristen sendiri—akan terheran-heran, akan bingung dan berkata, “mengapa orang ini menjadi seperti ini?” Mengapa bisa? Ada orang lain atau kelompok lain mengatakan, “keterlaluan yang begini ini, boleh sungguh-sungguh tapi tidak begitu juga?” Kalau Tuhan berkenan berbicara kepada orang-orang yang tidak mengerti itu, Tuhan bisa berkata begini, “Kalau kamu tahu apa yang disediakan bagi orang-orang yang mengasihi Aku seperti orang-orang ini, orang-orang yang ekstrem itu, kalau kalian tahu apa yang Aku sediakan untuk orang-orang yang mengasihi Aku seperti mereka, kamu akan berusaha untuk memiliki tempat seperti mereka sejak di bumi.”

Akan ada sukacita besar bagi kita yang terus belajar untuk mengenal Allah, yang terus berusaha belajar memahami pikiran, perasaan, dan kehendak Allah; bagi kita yang sungguh-sungguh mau terus mengalami Tuhan di dalam Kerajaan-Nya; kita tidak akan menduga bahwa apa yang Allah sediakan bagi kita jauh melampaui dari yang kita duga, jauh melampaui dari apa yang kita pikirkan—yaitu kemuliaan kekal. Sebaliknya, betapa menyesalnya orang-orang yang menghabiskan umur hidupnya sejak di bumi dengan hidup wajar seperti manusia pada umumnya. Kita adalah anak-anak Allah yang bagi kita tersedia Rumah Bapa yang penuh dengan kemuliaan dan keindahan yang tak terbayangkan. Jadi kalau kita mengaku percaya Allah yang hidup, Allah yang baik, kita juga meyakini bahwa apa yang Allah sediakan jauh lebih baik dari apa pun yang bisa kita miliki di dalam dunia ini.

Maka, ketika kita berkata percaya Tuhan Yesus, kita bukan hanya percaya dan yakin bahwa Diri-Nya adalah Juruselamat dan Tuhan kita, tetapi kita juga meyakini, memercayai bahwa Ia menyediakan tempat bagi kita. Kita menyerahkan hidup kita untuk rencana-Nya di mana Yesus Tuhan kita pergi menyediakan tempat bagi kita. Dan kalau Tuhan Yesus sudah menyediakan tempat bagi kita, Dia akan datang kembali dan menjemput kita. Masalahnya siapa “kita” yang dimaksud di sini? Kita yang hidup wajar seperti anak dunia atau kita yang mau memilih hidup ekstrem? Kita mau memilih ekstrem, walaupun sekarang ini antara mereka yang benar-benar ekstrem dengan Tuhan—artinya sangat mengasihi Tuhan, sangat mencintai Tuhan, mengasihi sesama—dengan mereka yang tidak ekstrem dengan Tuhan, kelihatannya sama. Dan kenyataannya yang ekstrem terhadap Tuhan malah tidak banyak. Tidak banyak peminat, sedikit, bahkan sangat sedikit. Karenanya banyak orang meragukan apa ini pilihan yang tepat? Bagi kita yang mengasihi Tuhan, tentu ini adalah pilihan yang tepat dan satu-satunya. Kita tidak mau mengecewakan Tuhan yang menyediakan tempat bagi kita di rumah Bapa dan menjemput kita kelak.

Kita yang mengaku percaya, kita juga memercayai apa yang dikatakan-Nya dan menyerahkan diri kepada Tuhan. Kita juga percaya kepada apa yang Allah rancang dan rencanakan untuk kita. Maksudnya menyerahkan diri dalam konteks ini adalah menyerahkan diri atas apa yang direncanakan; yaitu menantikan Tuhan. Kita menjadi orang-orang yang menantikan Tuhan. Tidak menantikan yang lain. Keindahan apa pun yang bisa kita lihat, kekayaan apa pun yang bisa kita miliki, bukanlah sesuatu untuk dinikmati dan membuat kita membangun firdaus di bumi, tetapi kita memandang Tuhan dan menantikan Tuhan dengan kerinduan yang kuat.

Seseorang yang benar-benar mengenal Allah, bergaul dan bersentuhan dengan Allah, tidak mungkin dia tidak menjadi ekstrem terhadap Allah.