Skip to content

Ekstrem Positif

Kita sudah beberapa kali mendengar firman Tuhan ini, “Kamu tidak dapat mengabdi kepada dua tuan” (Mat. 6:24). Tetapi pada kenyataannya, kita sering tidak sungguh-sungguh; itu yang sering kita lakukan. Kita menganggap sepi perasaan Tuhan atau kita tidak memedulikan-Nya, padahal Dia Maha Mulia, Maha Agung, Maha Besar. Kita tidak menghormati Allah sebagaimana mestinya. Jangan kita meremehkan Tuhan dengan tidak memberi segenap hidup bagi Dia. “Kamu tak dapat mengabdi kepada dua tuan,” artinya kita harus menyerahkan segenap hidup kita bagi Tuhan atau tidak usah sama sekali. 

Ayat ini menempatkan kita menjadi orang yang benar-benar ekstrem dan fanatik untuk Tuhan. Bukan ekstrem dan fanatik buta yang melukai atau menyakiti sesama, melainkan fanatik dan ekstrem yang positif; sangat mencintai Tuhan, sangat menghormati Tuhan, sangat takut akan Tuhan. Hal ini bukan sesuatu yang hanya dipercakapkan. Bukan hanya sesuatu yang hanya ditulis di buku. Melainkan sesuatu yang harus kita lakukan, kita alami, kita jalani dalam hidup ini. Tidak ditulis di atas kertas semata, tetapi ditulis dalam perjalanan hidup, yang tentu itu semua juga tertulis dalam Kerajaan Surga. Sebab semua perbuatan kita menyertai kita. 

Firman Tuhan mengatakan dalam Wahyu 14:13, “Dan aku mendengar suara dari surga berkata: Tuliskan: “Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini.” “Sungguh,” kata Roh, “supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka.” Jadi tidak sia-sia. Suatu hari kita akan melihat ekstremnya kemuliaan Allah, ekstremnya keagungan dan kebesaran Allah, dan kita bisa masuk karena kita sudah ekstrem mencintai Dia, ekstrem menghormati Dia, ekstrem takut akan Dia. Kita bisa masuk kabut kemuliaan Allah dan bisa menyesuaikan diri dengan keadaan itu. 

Bayangkan kalau orang tidak takut akan Allah, tidak menghormati Allah, tidak mencintai Allah secara proporsional atau secara benar, nanti masuk dalam kemuliaan Allah, dia tidak sanggup. Tentu tidak layak dan dia pun tidak akan bisa masuk ke dalam kabut kemuliaan Allah yang dahsyat tersebut. Hari ini, sebelum kita meninggal dunia, sebelum masuk hadirat Allah, masuk kabut kemuliaan Allah yang dahsyat, kita sudah seekstrem-ekstremnya takut akan Allah, menghormati Dia dan mencintai Dia. Jangan sampai kita berkeadaan tidak layak di hadapan Tuhan. 

Oleh sebab itu, kita harus menanggalkan manusia lama dan mengenakan manusia baru. “Kamu tak dapat mengabdi kepada dua tuan” artinya kita tidak dapat mengenakan manusia baru sementara juga masih mengenakan manusia lama. Itu yang sering dan masih kita lakukan, mengenakan manusia baru, tetapi juga masih mengenakan manusia lama. Ini menyedihkan dan mengerikan. 

Alkitab jelas mengatakan, “Tanggalkan manusia lama dan kenakan manusia baru” (Ef. 4:22-24), sehingga kita terlatih untuk terus mengenakan manusia baru. Ini harus kita usahakan dengan sungguh-sungguh dan Roh Kudus pasti menuntun orang-orang yang benar-benar mau menanggalkan manusia lama dan mengenakan manusia baru. Tuhan berjanji, “Siapa yang haus dan lapar akan kebenaran akan dipuaskan” (Mat. 5:6). Kalau kita serius, kita rindu mau mengenakan manusia baru, kita belajar, kita melangkah, Tuhan pasti akan menolong kita.

Betapa indahnya kehidupan seorang yang mengenakan manusia baru. Ini baru namanya mengalami kelahiran baru. Orang yang mengenakan manusia baru adalah orang yang benar-benar lahir baru. Inilah orang-orang yang bisa berkata, atau patut berkata, “Hidupku bukan aku lagi tetapi Kristus yang hidup di dalam aku” (Gal. 2:20). Orang-orang seperti ini adalah orang yang benar-benar menyukakan, menyenangkan hati Bapa. Orang-orang yang benar-benar menjadi biji mata Allah, permata-permata Tuhan. Inilah kehidupan manusia yang sukses, manusia yang berhasil, yaitu jika seseorang benar-benar mengenakan manusia baru di dalam hidupnya. 

Jangan sampai kesempatan mengenakan manusia baru ini berlalu karena bertahun-tahun terus hidup dengan manusia lamanya, malah akhirnya ia tidak bisa melepaskan diri dari manusia lamanya. Karena sudah begitu menyatu dengan dirinya sampai tidak bisa melepaskan diri dari manusia lamanya. Ini berarti, ia menjadikan dirinya sebagai orang yang tidak layak menjadi anggota keluarga Kerajaan Allah. Ia tidak bisa mengenakan pikiran dan perasaan Kristus. 

Ayo, kita seekstrem-ekstremnya, sefanatik-fanatiknya dengan Tuhan. Ingat ekstrem, fanatik yang positif, yang tidak melukai orang, yang tidak menyakiti orang, terhadap orang yang beragama lain kita juga tidak menyakiti baik dengan sikap perbuatan dan perkataan kita. Manusia baru yang agung dan luhur tidak sembarangan berbicara di media sosial, tidak akan sembarangan hidup, ia akan menjaga kesucian dengan sungguh-sungguh.

Hari ini, sebelum kita meninggal dunia, sebelum masuk hadirat Allah, kita sudah harus seekstrem-ekstremnya takut akan Allah, menghormati Dia dan mencintai Dia agar jangan sampai kita berkeadaan tidak layak di hadapan Tuhan.