Skip to content

Dosa Materialisme

Tanpa disadari, ada satu pengajaran yang membuat banyak orang Kristen tidak bersiap-siap menyambut Tuhan atau tidak berjaga-jaga menyambut kematiannya. Ajaran itu ialah mengenai antikris. Pada umumnya, ketika berbicara mengenai antikris, mereka selalu memandangnya dari perspektif futuris bahwa antikris akan datang nanti. Memang Alkitab berkata: “nanti akan datang.” Tetapi ketika ditulis “nanti akan datang,” itu sekitar tahun 60 Masehi; sudah 1900 tahun yang lalu. Jadi, “antikris akan datang nanti” tidak boleh diukur dari waktu kita sekarang, tapi harus diukur dari waktu ketika firman Tuhan itu ditulis. Pada intinya, memandang tokoh atau sosok antikris itu tidak boleh hanya secara futuris, tetapi juga harus dilihat secara historis. Karena kesalahan ini, banyak orang Kristen tidak berjaga-jaga secara benar atau secara proporsional. Mereka memandang bahwa antikris belum datang, sehingga tidak bersiap-siap menyongsong kedatangan Tuhan, atau tidak berjaga-jaga menghadapi kematiannya. Dan tanpa disadari, ini menyesatkan. 

Kalau kita membaca Lukas 17, dikatakan oleh firman Tuhan, “Mereka makan dan minum, mereka kawin dan dikawinkan sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, lalu datanglah air bah dan membinasakan mereka semua. Demikian juga seperti yang terjadi di zaman Lot, mereka makan dan minum, mereka membeli dan menjual, mereka menanam dan membangun. Tetapi pada hari Lot pergi keluar dari Sodom, turunlah hujan api dan hujan belerang dari langit, dan membinasakan mereka semua. Demikianlah halnya kelak pada hari dimana Anak Manusia menyatakan diri-Nya.” Kalimat yang penting di ayat 32, “Ingatlah akan istri Lot.” Apa yang diingat oleh istri Lot? Kekayaan yang tertinggal di Sodom dan Gomora. Jadi, di sini tidak ada nuansa penganiayaan yang dilakukan oleh antikris tersebut. 

Tentu kuasa gelap sudah belajar dari pengalaman. Ternyata penganiayaan fisik tidak memusnahkan orang Kristen, justru malah memurnikan iman Kristen. Penderitaan fisik membuat orang Kristen berhenti berbuat dosa. Dia pikir dengan aniaya itu, Kristen bisa digenosida; bisa dihabisi dan dipunahkan. Tapi, ternyata tidak. Firman Tuhan mengatakan di 1 Petrus 4:1, “barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa.” Jadi, sesungguhnya antikris itu sudah ada, sedang bekerja, dan akan terus bekerja lebih keras ke depan. Kekuatan di luar Injil yang berusaha untuk memadamkan, memunahkan, dan membenci Injil adalah antikris. Agama samawi seperti agama Yahudi yang juga menyembah Allah yang Esa, juga terancam oleh kekristenan waktu itu. Jadi, kekuatan yang merasa terancam karena memiliki kesamaan dalam keyakinan, akan berusaha untuk memunahkan dan menghambat kekristenan. 

Iblis sudah belajar dari pengalaman bahwa aniaya fisik tidak memadamkan kekristenan, bahkan justru malah memurnikannya. Lalu, apa yang dilakukan oleh Iblis di akhir zaman? Jika kita membaca Kitab Wahyu 17, setelah kuda-kuda lalu sangkakala dan berbagai bencana terjadi, kita menemukan bahwa yang mengerikan itu “adanya perempuan yang memakai kain ungu dan kain kirmizi, dihiasi dengan emas permata dan mutiara, dan di tangannya ada suatu cawan emas penuh dengan segala kekejian dan kenajisan.” Yang paling berbahaya, yang menjadi alat kuasa gelap untuk membinasakan orang Kristen adalah materialisme. Yang dikatakan di ayat ini sebagai sebuah dosa percabulan, dimana para pejabat, pembesar, raja-raja berzina, bercabul dengan perempuan itu. Kita melihat hari ini banyak orang mau menjadi penguasa, memegang tampuk pimpinan karena uang. 

“Percabulan” di sini bukan percabulan secara seksual, melainkan percabulan rohani; yaitu ketika hati seseorang terikat pada materi. Ingatlah akan istri Lot. Hari ini, orang makan minum, kawin dikawinkan, menanam, membeli, menjual, membangun. Itu adalah sebuah perputaran siklus kehidupan dimana orang menjadi sibuk dengan kehidupan yang langsam seperti itu, sehingga mereka lupa bahwa mereka akan menghadap pengadilan Tuhan. Sebagian kita, rata-rata begitu. Maka, kita tidak pernah bertumbuh dengan benar, tidak pernah ekstrem secara benar terhadap Tuhan. Memang kita bukan orang jahat; orang baik-baik yang masih ke gereja, mungkin. Tapi, kita tidak memenuhi kuota hidup sebagai orang Kristen. 

1 Korintus 6:15-17, “Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah anggota Kristus? Akan kuambilkah anggota Kristus untuk menyerahkannya kepada percabulan? Sekali-kali tidak! Atau tidak tahukah kamu, bahwa siapa yang mengikatkan dirinya pada perempuan cabul, menjadi satu tubuh dengan dia? Sebab, demikianlah kata nas: ‘Keduanya akan menjadi satu daging. Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh   dengan Dia.’” kita melihat sebuah antitese dari hubungan dengan perempuan cabul, menjadi satu daging; hubungan dengan Allah, menjadi satu roh. Betapa hebat keadaan ini, kalau kita bisa menjadi satu roh dengan Allah. Memang mestinya demikian, karena tubuhmu bait Roh Kudus.  Sehingga apa yang menjadi gairah Tuhan, juga adalah gairah kita. Kita tidak boleh punya gairah lain; gairah kita harus sama dengan gairah Tuhan. 

Yang paling berbahaya, yang menjadi alat kuasa gelap untuk membinasakan orang Kristen adalah materialisme.