Kita menghadapi masalah yang jauh lebih besar ke depan. Yang terbesar adalah ketika kita harus menghadap takhta pengadilan Allah. Betapa mengerikannya hal tersebut. Jangan sampai ada masalah-masalah yang sekarang membuat fokus kita kepada Tuhan menjadi kabur. Memang setan pekerjaannya begitu. Setan berusaha supaya mata pikiran kita tidak tertuju kepada Allah secara benar. Kuasa kegelapan akan bermanuver hebat di dalam kehidupan kita, supaya kita tidak fokus kepada Tuhan dengan tujuan agar kita tidak berinteraksi dengan Tuhan.
Ini persiapan untuk dibinasakan; persiapan untuk menuju api kekal, menjadi sahabat dalam persekutuan dengan kuasa kegelapan. Masalah-masalah yang kita hadapi hari ini mestinya justru menjadi sarana kita mencari Tuhan, mendorong kita mencari Tuhan. Bukan mendorong kita kecewa terhadap Tuhan, lalu meninggalkan Tuhan. Justru seharusnya mendorong kita mencari Tuhan. Kita pertanyakan, “Mengapa ini terjadi, Tuhan? Apa yang harus aku lakukan dengan masalah ini, Tuhan?” Ingat, apa yang terjadi dalam hidup kita sekarang ini, merupakan persiapan kekekalan yang Allah kerjakan di dalam dan melalui hidup kita.
Tidak ada sesuatu yang kebetulan terjadi. Tidak ada sesuatu yang terjadi seperti accident atau kecelakaan. Semua di dalam desain Allah. Luar biasa, semua di dalam desain Tuhan. Tuhan mendesain keadaan, meng-create keadaan untuk kita bisa memiliki iman yang bertumbuh. Growing to be mature in the Lord; menjadi dewasa di dalam Tuhan. More and more to be like Christ; terus bertumbuh dan makin seperti Kristus. Karenanya, kita harus sungguh-sungguh fokus kepada Tuhan. Jangan sampai menyimpang ke kanan atau ke kiri, karena situasi keadaan hidup kita yang menyakitkan, yang mengecewakan, yang berat. Ingat, nasihat Tuhan kepada Yosua, “Jangan menyimpang ke kanan atau ke kiri, teguhkan hatimu.”
Jangan hanyut, jangan tenggelam dengan masalah-masalah kecil yang kita hadapi. Dikatakan “kecil” karena tidak sebanding dengan guncangan dahsyat yang akan terjadi ke depan. Sebesar apa pun masalah kita, tidak ada artinya dibanding guncangan yang akan terjadi ke depan. Apakah bencana alam, apakah perang, apakah pandemi penyakit, atau faktor lain yang dahsyat. Yang penting bagi kita adalah bagaimana mempersiapkan diri agar kita bisa layak menghadap Tuhan. Itu yang penting. Bagaimana kita berjuang menjadi anak-anak Allah yang benar-benar berkenan di hadapan Tuhan, itu yang kita perkarakan, kita persoalkan.
Masalah masih ada, problem masih bertumpuk, tetapi kita tidak hanyut. Bahkan, kita harus dapat menimba kebenaran, menimba hikmat dari apa yang terjadi di dalam hidup kita. Karena ternyata kejadian-kejadian yang Tuhan izinkan kita alami itu adalah persiapan untuk menghadapi keadaan yang makin memburuk ke depan. Di sini kita harus memiliki jangkauan pandang yang jauh ke depan. Jadi jangan picik, jangan naif. Jangan terikat, terbelenggu, terpaku oleh masalah-masalah yang terjadi di sekitar kita sekarang. Masalah tidak akan pernah tidak kita alami, selalu saja ada masalah. Tetapi jangan terpaku, jangan terbelenggu oleh masalah-masalah yang terjadi tersebut.
Masalah-masalah itu didesain Allah untuk mendewasakan kita. Kalau kita memiliki konsep yang salah di sini, seakan-akan masalah itu menggerogoti kebahagiaan kita, merampas sukacita kita, dan kita merasa malang dengan keadaan kita, maka kita gagal menangkap maksud-maksud Tuhan di balik masalah yang kita hadapi. Kita gagal menangkap apa maksud Tuhan di balik masalah-masalah yang sedang terjadi atau berlangsung di dalam hidup kita. Jadi, mari kita berpikir jauh, untuk menjadi manusia hari esok.
Ada manusia hari ini, ada manusia hari esok. Manusia hari ini akan terpaku dengan masalah-masalah hari ini. Pikirannya terkungkung oleh masalah-masalah yang terjadi hari ini, dia tidak melihat kehidupan yang akan datang, yang masih sangat jauh. Terbelenggu oleh masalah-masalah yang terjadi. Orang-orang yang berpikir pendek, orang-orang naif, orang yang dangkal berpikirnya. Orang-orang seperti ini, kasihan, dia tidak akan pernah memahami kekekalan. Hal ini bukan hanya terjadi atas mereka yang tidak berpendidikan. Orang-orang yang berpendidikan justru malah terkontaminasi, teracuni oleh berbagai filosofi dunia, belum lagi kesenangan-kesenangan dunia membuatnya tidak tertarik kepada masalah-masalah kekekalan.
Suatu hari ketika orang di ujung maut, berbaring di ruang ICCU misalnya, atau terletak di pinggir jalan karena kecelakaan, tengah malam tak ada orang yang membantu, dia menatap ke langit hanya bintang-bintang, sementara separuh badannya sudah menjadi lumpuh. Baru dia tahu betapa tidak berartinya hidup ini. Fakta-fakta ini telah terjadi dalam kehidupan banyak orang atau orang-orang tertentu, dan juga bisa terjadi di dalam hidup kita. Kematian bisa menjumpai kita setiap saat. Jadi, kita harus melihat ke depan. Jangan kita terkungkung dengan masalah-masalah yang terjadi.
Masalah-masalah didesain Allah untuk mendewasakan kita.