Skip to content

Bersikap Pantas

Pernahkah kita berada dalam keadaan gelap gulita, rasanya kita ingin keluar, ingin terlepas tetapi tidak bisa? Hal yang sama terjadi ketika seseorang masuk dalam kegelapan abadi. Betapa mengerikan! Ia tidak memiliki kesempatan lagi untuk bertobat; terpisah dari hadirat Allah selama-lamanya. Itulah sebabnya Tuhan Yesus berkata, “Jangan kamu takut kepada apa yang membunuh tubuh; apakah itu kemiskinan, apakah itu ancaman orang atau bahaya apa pun jangan takut. Tetapi takutlah akan Allah yang bukan saja berkuasa membunuh tubuh tetapi bisa membuangnya ke dalam api kekal” (Mat. 10:28). Coba kita memeriksa diri, seberapa kita memiliki perasaan takut akan Allah? Bukan hanya pada waktu berdoa, melainkan juga dalam kehidupan setiap hari, dalam segala hal yang dijalani, dan dalam setiap perkara yang kita hadapi di setiap waktu.

Jangan menunggu nanti di hadapan pengadilan Tuhan baru kita mengerti betapa seharusnya kita takut akan Dia. Mestinya sekarang ini sebelum kita meninggal dunia, kita sudah menemukan perasaan takut yang semestinya kepada Tuhan. Milikilah perasaan hormat kepada Allah secara patut, sehingga kita bisa bersikap santun, sopan, pantas di hadapan Allah. Ini yang harus kita persoalkan. Jangan sampai kita bersikap tidak santun, tidak sopan, tidak pantas di hadapan Allah. Siapa yang bisa menyelamatkan kita dari kegelapan abadi? Hanya satu, Tuhan; yaitu kalau kita takut akan Dia, bersikap santun, sopan dan pantas terhadap Allah. Karena Allah tidak akan mengizinkan orang yang tidak takut akan Dia untuk masuk dalam Kerajaan-Nya. Sebaliknya, mereka akan terbuang ke dalam kegelapan abadi.  

Jangan ada di antara kita yang hari ini tidak berubah. Sebab mungkin ini adalah kesempatan terakhir. Kalau kita tidak mengubah diri untuk memiliki hati yang santun dan sopan di hadapan Allah, kita mungkin tidak akan pernah berubah. Sampai pada titik tertentu, kita tidak pernah memiliki hati yang takut akan Allah. Jangan sombong. Tuhan harus merasakan bahwa kita takut akan Dia. Kita harus berjuang untuk benar-benar memiliki takut yang tulus akan Allah, takut yang kudus; sehingga kita menghormati Tuhan setinggi-tingginya, menundukkan diri di hadapan Tuhan serendah-rendahnya, sedalam-dalamnya dan Tuhan merasakannya.

Firman Tuhan di dalam Perjanjian Lama dan juga dalam Perjanjian Baru jelas menunjukkan, orang yang takut akan Allah itu terlindungi, terberkati. Tangan kita terbatas untuk melindungi orang-orang yang kita kasihi. Tetapi Tuhan memiliki tangan yang tidak terbatas, yang akan melindungi orang-orang yang kita kasihi. Kita tentu ingat bagaimana Abraham seorang yang takut akan Allah mendapat perlindungan bagi Lot, sekalipun Lot pernah melawan dan tidak menghormatinya, namun Tuhan mengingatnya karena Abraham. Tuhan menyelamatkan Lot karena Abraham. Maka, orang-orang yang kita kasihi juga akan diselamatkan, dilindungi, dijaga Tuhan kalau kita takut akan Dia. 

Keputusan untuk mengubah diri merupakan keputusan yang akan menentukan hidup kekal kita, maka jangan menunda. Kuasa kegelapan akan berusaha untuk membungkam Injil kebenaran, merusak suasana yang bisa membuat kita salah mengambil keputusan. Kalau kita belum memiliki hati yang takut akan Tuhan, Roh Kudus akan memimpin kita. Jangan berpikir hal lain yang tidak bernilai. Bahkan, yang bisa membinasakan. Arahkan diri kita hanya untuk satu hal ini, yaitu bagaimana memiliki hati yang takut akan Allah; takut yang seharusnya. Hal ini tidak bisa kita peroleh dalam waktu singkat. Di sini kita harus berjuang. Langkah yang harus kita miliki adalah berdoa. Gereja yang benar bukanlah gereja yang ditandai dengan kekayaan materi, atau yang dipenuhi dengan mukjizat (belum tentu), tetapi gereja yang benar adalah gereja yang berdoa dengan tekun. 

Berdoa dengan tekun tidak bisa dibuat-buat. Mukjizat bisa terjadi secara insidentil. Tidak mungkin orang yang setengah-setengah ikut Tuhan lalu rajin berdoa. Maka kita harus menyediakan waktu untuk berdoa, bertemu dengan Tuhan sehingga perasaan takut akan Tuhan menjadi bertambah. Jangan sampai saat menutup mata, kita mendapati kegelapan yang mencekam. Kita tidak pernah melihat terang, karena kuasa kegelapan menjemput kita masuk neraka. Hal itu bisa terjadi, bukan tidak mungkin. Jadi, hari ini adalah hari berkat, hari pertobatan kita, hari perubahan. Jangan tidak mau berubah!

Pastikan kita memiliki hati takut akan Allah. Isilah waktu hidup kita untuk berdoa, membaca Alkitab, mendengarkan khotbah juga dalam persekutuan dengan orang percaya yang baik. Karena hal itu akan membangun hati takut akan Allah. Ketika kita meninggal dunia, kita masuk dalam kegelapan sebentar karena kita masuk transisi, namun selanjutnya ketika kita membuka mata, ada terang yang menghampiri dan membawa kita ke Rumah Abadi Bapa di surga. 

Kalau kita tidak mengubah diri untuk memiliki hati yang pantas di hadapan Allah, kita mungkin tidak akan pernah berubah. Sampai pada titik tertentu, kita tidak pernah memiliki hati yang takut akan Allah