Skip to content

Berlatih dan Berjuang

Yohanes 15:1-4, “Akulah pokok anggur yang benar, dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah dipotong-Nya, dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.” 

Kita adalah umat pilihan. Tidak semua orang menjadi umat pilihan. Di dalam Efesus 1:4-5 tertulis bahwa hanya orang-orang tertentu yang ditentukan menjadi umat pilihan. Ditentukan menjadi umat pilihan bukan berarti ditentukan masuk surga. Ditentukan menjadi umat pilihan, artinya ditentukan untuk memiliki kesempatan guna bertumbuh, dan kesempatan untuk dapat berbuah. Masalahnya, apa maksud “berbuah” di sini? Kita adalah orang-orang yang benar-benar harus bersyukur, karena kita adalah umat pilihan. Ibarat ranting, kita adalah ranting yang ditanam di pokok anggur. Yesuslah pokok anggur itu, dan kita rantingnya. Tidak semua orang memiliki kesempatan atau anugerah ini. 

Hanya orang-orang yang dikhususkan, dan ini tergantung hak prerogatif Allah. Dikatakan di sini, “Yesuslah pokok anggur yang benar, dan Bapa pengusahanya.” Di sini sebenarnya hendak diberitahukan kepada kita, bahwa ini bisnis milik Bapa, bukan milik siapa-siapa, bahkan bukan milik Yesus sendiri melainkan milik Bapa, dan Yesus adalah pokok anggurnya. Sebagai umat pilihan yang digambarkan sebagai ranting yang menempel pada pokok anggur, kita dituntut untuk berbuah. Tentu buah yang dimaksud haruslah buah sesuai dengan maksud Tuhan; yaitu karakter ilahi, karakter Allah, yaitu sebagai manusia yang berdosa, yang telah kehilangan kemuliaan Allah, diselamatkan oleh darah Yesus Kristus, lalu kita menjadi anak-anak Allah. 

Supaya kita mengalami terus proses perubahan, guna kita bisa sempurna seperti Bapa atau serupa dengan Yesus. Sempurna seperti Bapa, artinya dalam segala sesuatu yang kita lakukan, selalu sesuai dengan pikiran dan perasaan Allah. Kepekaan untuk bisa bertindak selalu sesuai dengan pikiran dan perasaan Allah, inilah buah itu. Yesus menjadi model manusia yang Allah kehendaki, yang prinsip-Nya adalah “Makanan-Ku melakukan kehendak Bapa dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.” Untuk memiliki kehidupan seperti ini, berproses. Seperti ranting tidak bisa berbuah jika tidak menempel pada pokok anggur dan terus menyerap unsur-unsur nutrisi dari pokok anggur tersebut. 

Demikian juga seorang Kristen tidak akan berbuah, tidak akan memiliki kepekaan untuk mengerti kehendak Allah dan melakukan kehendak Allah, tanpa berlatih dan berjuang setiap hari. Ini anugerah, tetapi anugerah ini memberi kita tanggung jawab. Ironis, banyak orang Kristen tidak memahami ini. Mereka hidup sembarangan, tidak berusaha bagaimana memiliki kepekaan terhadap kehendak Allah guna dilakukan. Apa pun masalah yang sedang kita hadapi saat ini, kita harus mengambil keputusan yang tepat, yang sesuai dengan kehendak Allah. 

Apa pun yang sedang terjadi dalam hidup kita saat ini, kita harus memperkarakan apa yang harus kita putuskan atau lakukan, dan itu menjadi latihan kita untuk bertindak sesuai dengan kehendak Allah. Berlatih untuk memiliki kepekaan terhadap kehendak Allah dan melakukan kehendak Allah, membuat kita makin cakap  mengerti kehendak Allah dan melakukan kehendak Allah. Itulah buahnya. Firman Tuhan mengatakan kalau kita sungguh-sungguh berjuang, maka kita akan berbuah, dan Tuhan akan menolong agar kita bisa berbuah lebih lebat. Tuhan akan membersihkan unsur-unsur dosa, unsur-unsur manusia lama di dalam diri kita, agar kita berbuah lebat. 

Dikatakan di dalam firman Tuhan, “Setiap ranting yang berbuah dibersihkan, supaya lebih banyak berbuah.” Jadi, orang yang berusaha untuk mengerti kehendak Allah dan melakukan kehendak Allah, dia akan berbuah lebih banyak. Sebaliknya, orang yang tidak berbuah seperti atau sesuai buah yang dikehendaki Allah, akan dipotong dan dibuang. Menarik di sini, Tuhan Yesus berkata, “Akulah pokok anggur yang benar.” Kalau ada pokok anggur yang benar, maka ada pokok anggur yang palsu. Jangan menempel pada pokok anggur yang palsu. Dunia ini adalah pokok anggur yang palsu, Iblislah pengusahanya. Jangan menempel dan menyerap hal-hal duniawi dari dunia yang membuat seseorang menghasilkan buah-buah kejahatan; buah-buah kehidupan yang tidak sesuai dengan kekudusan dan kesucian Allah. 

Ingat, setiap kita harus memilih. Jangan pernah berpikir setelah menjadi Kristen, kita kebal terhadap dosa dan kita akan menjadi orang yang otomatis berbuah. Ini salah. Banyak orang berpikir dangkal. Kalau sudah percaya Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, yakin pasti masuk surga. Padahal tidak ada usaha. Lalu ditambah lagi dengan pernyataan, “perbuatan baik tidak menyelamatkan.” Padahal percaya itu ada isinya. Apa isi percaya kita? Kalau kita percaya dengan benar, kita berusaha mengerti kehendak Allah dan melakukannya. Inilah isinya.

Kita tidak akan berbuah dan tidak akan memiliki kepekaan untuk mengerti dan melakukan kehendak Allah, tanpa berlatih dan berjuang setiap hari.