Khususnya dalam pemberitaan firman Tuhan, jemaat pasti membutuhkan suara Tuhan atau firman Tuhan yang murni, yang dari Tuhan, bukan pikiran manusia. Memang ini adalah pekerjaan yang sangat berat bagi para pemberita firman yang ada di mimbar. Kalau hanya berbicara atas pengetahuan tentang Tuhan, ilmu tentang Tuhan, teologi yang dipelajari di sekolah tinggi teologi, hal yang dibaca dari buku atau didengar dari pendeta atau penceramah lain, itu sangat mudah. Terlalu banyak bahan yang akan bisa disediakan dan disampaikan kepada jemaat. Namun, kalau seorang pemberita firman harus menyampaikan apa yang Tuhan kehendaki untuk disampaikan, pasti ini akan berat sekali. Harganya juga sangat mahal. Maka, tidak cukup hanya sekolah teologi, atau pengetahuan yang diserap dari berbagai sumber. Hal yang paling dibutuhkan adalah seorang yang berjalan dengan Tuhan setiap saat.
Tentu untuk berjalan dengan Tuhan setiap saat, maka seseorang harus benar-benar hidup suci, hidup kudus dalam standar Allah. Sebab firman Tuhan mengatakan, “Kuduslah kamu sebab Aku kudus.” Artinya, seseorang harus benar-benar tidak terikat dengan dunia ini. Jika hal itu benar-benar dilakukan, yaitu setiap saat berjalan dengan Tuhan, hidup dalam persekutuan dengan Tuhan, hidup di hadirat Tuhan, maka ia bisa dicengkeram, dirasuki Roh Kudus, dipenuhi Roh Kudus. Itulah yang Alkitab katakan “dipenuhi oleh Allah” atau “kepenuhan oleh Allah.” Yesus adalah Pribadi Agung yang dipenuhi oleh Allah dan itu menjadi model yang benar bagi hidup kita saat ini. Firman Tuhan mengatakan, “Karena dari kepenuhan-Nya, kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia.”
Kepenuhan Allah bukan hanya untuk pendeta yang menyampaikan firman di mimbar. Itu tentu mutlak. Efesus 3:19 berkata, “Aku berdoa supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah.” Ingat, semua kita adalah saksi-saksi Tuhan dan surat yang terbuka. Maka, standar yang kita harus capai adalah di mana kita hadir, di situ juga Allah hadir. Sehingga, di mana pun kita berada, kita mewakili Bapa di surga. Di mana pun kita berada dan melakukan berbagai aktivitas, di situ kita menjadi utusan Yesus Kristus, Tuhan kita. Tuhan Yesus berkata, “Seperti Bapa mengutus Aku, Aku mengutus kamu.” Tidak pernah kita tidak menjadi utusan Tuhan Yesus di mana pun dan kapan pun.
Betapa sulitnya menjadi seorang yang hidup dalam kepenuhan Allah. Menjadi perwakilan Tuhan, menjadi saksi Tuhan yang di mana pun berada menghadirkan Tuhan. Betapa sulitnya, karena kita sering tidak stabil. Keadaan kita sangat terpengaruhi oleh lingkungan. Jadi situasional. Waktu di gereja, kita bisa berakting bagai malaikat, tetapi di luar gereja, kita bisa tidak ingat kalau kita sedang ada di hadapan Tuhan. Maka, kita sedang terus menggerakkan gerakan 24 jam di hadirat Allah, untuk menghayati bahwa kita ada di wilayah di mana Allah selalu hadir. Kita tidak berada di daerah yang tak bertuan, tetapi kita selalu ada di daerah yang bertuan di mana Allah hadir. Kita harus selalu menjaga setiap gerak pikiran, perasaan kita, renungan hati, perkataan dan perbuatan kita. Memang tidak ada orang yang bisa menilai kita, karena tidak ada orang yang bisa mengikuti perjalanan hidup kita 24 jam. Sebaliknya, kita juga tidak boleh dengan mudah menilai orang lain. Tidak dengan mudah, artinya bukan tidak bisa sama sekali.
Berjalan bersama Tuhan setiap saat adalah petualangan hidup yang hebat. Namun, cara hidup anak dunia yang telah merasuki kita bisa menjadi penghalang untuk kita memiliki petualangan hidup yang berarti atau bernilai. Umumnya, seseorang merasa memiliki isi atau petualangan hidup yang bernilai kalau lulus dari perguruan tinggi, memiliki fasilitas lengkap, atau menjadi seorang pejabat. Bukan tidak boleh, tetapi jangan jadikan hal itu sebagai tujuan. Masing-masing kita tentu harus ahli di bidangnya, tetapi hal itu tidak menjadi petualangan yang hebat kalau kita tidak dipenuhi oleh Allah.
Mari kita sadar. Sederhana saja dan tidak perlu muluk-muluk. Dimulai di rumah, kita mau selalu menjaga perkataan terhadap pasangan hidup, anak, orang tua, asisten rumah tangga, sopir, dan tukang sampah. Di tempat kerja, kita juga menjaga perkataan kepada bawahan, rekan kerja, atasan; siapa pun. Perbuatan-perbuatan yang tidak bermartabat anak Allah, jangan dilakukan, karena kita mewakili Bapa. Tuhan pasti akan menjadikan kita terang, karena tidak mungkin pelita yang menyala, ditutup di bawah gantang.
Berjalan bersama Tuhan setiap saat adalah petualangan hidup yang hebat.