Skip to content

Berharganya Kesempatan

Saudaraku,

Kita sering berbicara dan mendengar mengenai kesempatan. Kita juga mengerti bahwa kesempatan itu tidak ternilai harganya. Karena kita miliki atau kita perolehnya hanya pada satu momentum dan bisa tidak pernah terulang. Kalaupun terulang, tentu keadaannya berbeda. Keberhargaan kesempatan yang Tuhan berikan kepada kita akan lebih bisa kita mengerti dengan sempurna pada waktu kesempatan itu tidak ada lagi. Dan betapa menyesalnya kalau seseorang tidak menggunakan kesempatan itu dengan benar atau dengan baik. Secara teori, orang mengerti kesempatan itu berharga. Tetapi dalam kenyataannya banyak orang tidak menghargai kesempatan tersebut. Suatu hari, ketika tidak ada kesempatan lagi, ketika seseorang ada di hadapan takhta pengadilan Tuhan, ia baru tahu betapa tidak ternilainya kesempatan itu karena terlalu mahal.

Itulah sebabnya, jangan sampai kita menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Kiranya Tuhan membuka mata pengertian kita untuk mengerti betapa bernilainya kesempatan itu. Dan itu harus benar-benar kita hayati, lalu kita membuat satu reaksi, tindakan untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Hari ini Tuhan memberikan kita hari yang baru; Minggu 26 Februari 2023. Dan kita tidak tahu, apakah besok kita masih memiliki hari yang baru. Tetapi kalau Tuhan memberikan kita hari ini, kita mau menggunakan sebaik-baiknya. Kita mau menggunakan kesempatan ini untuk bertumbuh dewasa, untuk benar-benar makin hidup tidak bercacat tidak bercela, tidak terikat dengan percintaan dunia, tidak ada kenikmatan lain selain Tuhan yang menjadi kesukaan dan kebahagiaan kita.

Dan ketika kita sungguh-sungguh mau menjalani hidup dan sudah menjalani hidup dengan benar; kita mengerti bahwa kesucian itu bisa kita capai. Dari perkara kecil, apa yang muncul di pikiran kita, di perkataan kita dalam perbuatan, kita mau sungguh-sungguh perhatikan, jangan ada sesuatu yang salah. Kita mulai periksa hati kita kalau-kalau ada kesenangan atau kebahagiaan yang kita nikmati di mana Tuhan tidak ikut hadir di situ, tidak ikut menikmatinya. Semua hobi sudah saatnya kita buang kecuali sesuatu yang memang mendatangkan kemuliaan bagi Tuhan. Kesempatan untuk berubah, untuk mengubah diri, untuk digarap Tuhan adalah kesempatan yang tidak ternilai. Setiap hari ada berkat-Nya, setiap hari ada pembentukan Tuhan, setiap hari ada perubahan yang Allah kerjakan dalam hidup kita. Dan itu bisa terjadi kalau kita merespons penggarapan Tuhan, kita merespons didikan Tuhan, kita merespons hajaran Tuhan.

Percayalah setiap hari ada berkat-Nya yang baru. Soal makan minum, kesehatan, kesembuhan dan lain-lain, tentu harus kita kerjakan dengan tanggung jawab. Tetapi yang di luar kemampuan kita, Allah yang akan campur tangan. Kalau kita sudah bertumbuh dalam kedewasaan rohani, kesucian, kekudusan, tidak terikat percintaan dunia, tidak lagi memiliki keinginan-keinginan apa pun selain mau menyenangkan hati Tuhan, maka Tuhan akan memercayakan pekerjaan-Nya kepada kita. Kita bisa sepikiran dan seperasaan dengan Allah dalam mencintai jiwa-jiwa; Allah tidak menghendaki seorang pun binasa. Kalau kita masih dalam dosa, masih ada dosa yang kita lakukan kalau kita masih mencintai dunia, atau ada kesenangan-kesenangan dalam hidup yang Tuhan tidak ikut menikmatinya, kita tidak bisa memiliki pikiran perasaan Allah, tidak bisa merasakan beban keselamatan jiwa-jiwa. Ini yang tidak bisa dimengerti orang ketika kita mengerjakan pekerjaan Tuhan. Kita korbankan apa pun yang kita miliki untuk pekerjaan Tuhan, demi keselamatan jiwa-jiwa karena mereka tidak memiliki beban.

Saudaraku,

Kesempatan ini tidak akan pernah terulang, maka kita harus takut akan Allah. Jangan sampai kita menghadap Bapa di surga nanti, ada pekerjaan-pekerjaan besar yang mestinya bisa kita lakukan, tidak kita lakukan. Jangan sampai ketika kita menghadap takhta pengadilan Tuhan, ada banyak kesempatan di mana kita digarap Tuhan untuk menjadi sempurna seperti Bapa serupa dengan Yesus, berlalu sia-sia sehingga kita tidak mengalami perubahan. Betapa malangnya. Jangan sampai hal itu terjadi. Kita mau bertumbuh dewasa, kita mau sempurna seperti Bapa, serupa dengan Yesus.

Kita mau memiliki beban yang juga ada pada hati Bapa, beban terhadap jiwa-jiwa yang terhilang sehingga kita rela melakukan apa pun demi pekerjaan Tuhan. Apa pun kita lakukan untuk pekerjaan Tuhan. Apalagi kita melihat banyak jiwa yang terhilang di sekitar kita. Kita harus mempersiapkan diri menjadi pelayan-pelayan Tuhan yang diurapi Tuhan, dipercayai Tuhan, maka kita tidak segan-segan terus menghampiri takhta Tuhan; kita berdoa, kita puasa. Mengapa kita ‘memaksa’ seperti ini? Dunia kita jahat sekali. Dan kalau kita tidak serius, kita akan terbawa dalam kejahatan dunia.

Teriring salam dan doa,

Dr. Erastus Sabdono

Keberhargaan kesempatan yang Tuhan berikan kepada kita akan lebih bisa kita mengerti dengan sempurna pada waktu kesempatan itu tidak ada lagi.