Pernahkah kita memperkarakan, apa sebenarnya yang diingini oleh Tuhan bagi kita? Sejatinya, Tuhan bisa tidak membutuhkan kita, karena Ia memiliki segala sesuatu. Tuhan hanya ingin kita baik-baik saja, keadaan kita baik-baik. Tetapi keadaan kita bisa benar-benar baik kalau kita memiliki Tuhan. Bagaimana kita bisa memiliki Tuhan? Kalau kita mengerti kehendak Tuhan dan melakukan kehendak-Nya. Bagaimana kita bisa mengerti kehendak Tuhan supaya kita bisa melakukannya? Kita harus sungguh-sungguh mengingini untuk mengerti. Sebab tidak mungkin Tuhan tidak menjawab keinginan, kehausan orang untuk mengerti kehendak Tuhan agar bisa melakukannya.
Mulut kita bisa menipu manusia, tapi mulut kita tidak bisa menipu Tuhan, karena Tuhan melihat hati. Seberapa kuat keinginan, kerinduan, kehausan untuk mengerti kehendak-Nya guna kita lakukan, Allah tahu. Kita yang harus membuat hati kita membara, sebab Allah tidak bisa membuat hati kita membara, karena itu melanggar kodrat hakekat tatanan Allah. Kitalah yang harus mengobarkan dan membuat membara keinginan, niat, hasrat, tekad untuk mengerti kehendak Allah guna kita lakukan. Di dalam nama Tuhan semesta alam, Elohim YAHWEH, di dalam nama Tuhan Yesus Kristus Putra Tunggal-Nya, kobarkan di dalam hati kita kerinduan untuk mengerti apa yang Dia kehendaki dalam segala hal, yang kita jalani dalam hidup ini dan kita lakukan. Jangan mengingini keinginan sendiri. Jangan membangun hasrat-hasrat dari diri kita sendiri.
Bagaimana kita bisa membuat membara keinginan melakukan kehendak Allah? Kalau kita mematikan dengan sengaja dan sadar keinginan-keinginan dari diri kita sendiri, yang tidak mengarahkan kita kepada Tuhan. Saat-saat seperti ini, ketika kita ada di hadirat Tuhan, kita dapat merasakan kehadiran-Nya. Ada api yang dinyalahkan Roh Kudus di dalam hati kita. Api yang kau kita kobarkan bisa membara, tapi kalau kita matikan akan mati; apa? Api untuk mengasihi Tuhan. Api ini kalau kita buat membara, kita bisa mengasihi Tuhan. Dan kalau kita mengasihi Tuhan, pasti kita ingin mengerti kehendak Tuhan dan melakukannya.
Hanya pada waktu dulu kita sering kompromi, masih menghidupi keinginan-keinginan yang kita anggap itu wajar. Yang kemudian kita tahu, bahwa musuh yang tidak disadari oleh banyak orang adalah kewajaran hidup. Ketika kita mau hidup wajar, kita membahayakan diri kita sendiri. Maka untuk menjadi kekasih Tuhan, kita harus berani hidup tidak wajar, membunuh segala kesenangan. Walaupun kita tentu mustahil melakukannya, tapi kerinduan itu akan disambut oleh Roh Kudus. Roh Kudus menolong kita. Sampai kita membayangkan, kita sudah sampai puncak kesucian, puncak kesalehan, puncak kehidupan. Dimana kita benar-benar tak bercacat tak bercela, hidup kudus di hadapan Tuhan, menurut penilaian Tuhan; betapa indahnya. Kita harus sangat berambisi untuk hal ini. Jangan berambisi untuk hal lain.
Bagaimana dalam setiap langkah, kita melakukan apa yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Ketemu si A, ketemu si B kalau Tuhan tidak menghendaki, tidak usah ketemu; pergi ke tempat sana ke tempat sini, kalau Tuhan tidak menghendaki jangan lakukan; dalam percakapan, atur percakapan apa yang patut kita utaran dan yang tidak perlu kita utarakan. Setiap saat kita melakukan hal itu. Itu berat, tidak mudah, sulit tetapi kalau kita membiasakan diri, Roh Kudus tuntun. Kita akan peka dengan suara Roh. Apalagi pendeta yang harus di mimbar, harus bicara atas nama Tuhan. Seharusnya tidak ada kata yang diucapkan dari pikirannya sendiri. Tapi bagaimana dia bisa mengucapkan kalimat, yang bukan dari pikirannya sendiri kalau tiap hari terbiasa melakukan segala hal sesuai dengan pikirannya. Jadi betapa sulitnya, betapa beratnya hamba Tuhan itu.
Setan itu licik dan cerdik. Dia menuntun, mengarahkan orang untuk berjalan meleset! Meleset dari kehendak Tuhan. Makanya, kita harus berjaga-jaga. Tiap hari diisi firman. Jangan lihat apa yang tidak perlu dilihat lagi. Tutup mata dan telingamu dari apa yang dapat merusak pikiranmu. Karena melalui itu setan merusak pikiran kita. Dia tidak bisa merusak kita secara langsung, tapi dia menggunakan sarana untuk merusak kita. Jadi ketika kita berusaha mengerti kehendak Tuhan, dalam segala hal kudus, sehingga kita bisa merasakan kehadiran Tuhan dalam hidup kita; kita tahu apa artinya memiliki dan dimiliki Tuhan. Sampai tidak ada lagi yang kita nantikan dalam hidup ini, tapi kalau kita hidup, maka kita hidup untuk pekerjaan-Nya.
Keadaan kita bisa benar-benar baik kalau kita memiliki Tuhan.