Kalau seseorang berkata, “Mencari Tuhan itu mudah, mencari duit itu sulit,” maka dapat dipastikan bahwa ia adalah orang yang serakah. Karena ia tidak pernah puas dengan sejumlah uang. Sukar, karena ia mau banyak. Sudah punya 5 mau 10, sudah 10 mau 15, sudah punya 15 mau 30, sudah mau 30 mau 50. Jadi sukar. Tapi kalau prinsipnya, “Asal ada makanan pakaian, cukup,” jadi tidak sukar. Kalau kita memahami bahwa mencari Tuhan hanya ke gereja, berdoa dan kita percaya Tuhan mendengar doa kita, maka pertanyaannya: “Apakah Tuhan merasa bahwa kita menghormati Tuhan dengan mau mengerti rencana-Nya untuk kita penuhi dalam hidup?” Jangan anggap sepele hal ini. Kita tidak mengerti kehendak Tuhan dan tidak melakukan-Nya, berarti kita melawan Tuhan.
Kemudian, jika kita tidak mengerti apa yang Allah rencanakan, sehingga kita hanya hidup untuk memenuhi rencana kita sendiri, itu juga berarti kita melawan Tuhan. Oleh sebab itu, dengan kegentaran kita mau datang kepada Tuhan dan kita berkata: “Tuhan, mumpung aku masih hidup, aku mau melakukan kehendak-Mu sesuci-sucinya, sekudus-kudusnya, tak bercacat tak bercela.” Setelah itu, baru kita akan naik ke tingkat berikut. Memahami atau mengerti apa yang Allah rencanakan dalam hidup kita untuk kita penuhi. Memenuhi rencana Allah jangan dibayangkan harus menjadi pendeta atau aktivis. Tapi melalui hal-hal sederhana yang mungkin dipandang sepele oleh orang lain, tetapi itu berarti bagi Tuhan. Ada orang yang harus kita lawat, bukan harus memberi uang melainkan sepatah dua patah kata yang kita harus ucapkan.
Memberikan perhatian kepada orang lain, di mana kita bisa menyaksikan kehidupan sebagai anak-anak Allah yang bisa mengubah orang itu. Kesempatan-kesempatan itu Tuhan sediakan. Tapi kalau kita egois, kita pura-pura sembunyi. Tuhan Yesus mempertaruhkan segalanya; tenaga, hidup, nyawa, harga diri di kayu salib. Begitu kita bisa memenuhi rencana Tuhan untuk hal sederhana, kita naik terus, kita efektif untuk Tuhan, memberkati lebih banyak orang. Jangan lawan Tuhan. Lekatkan diri kita pada perasaan Tuhan. Pahami perasaan-Nya. Lakukan apa yang menyenangkan hati Tuhan. Jangan melukai hati Tuhan. Bahkan, jangan sampai membuat hati Tuhan tidak nyaman.
Betapa beruntungnya kalau kita bisa menyatu dengan Tuhan sehingga kita tahu apa yang dapat melukai hati Tuhan dan apa yang tidak melukai hati-Nya. Maka, dalam hidup keseharian kita, ada kata yang tidak patut kita ucapkan, jangan ucapkan. Ini pilihan. Kita tidak boleh mengalir saja dengan keadaan; tidak boleh. Kita harus memutuskan, untuk tidak melawan Tuhan atau tidak melawan Tuhan. Harus diputuskan, dan keputusan ini harus disertai dengan tindakan konkret. Ubahlah rutinitas hidup kita. Kalau biasa bangun siang, bangunlah pagi, berdoa. Biasa, lihat-lihat film tontonan yang mestinya tidak perlu kita lihat, jangan lihat lagi. Jangan bergaul dengan orang yang membuat kita rusak; orang-orang yang tidak takut Tuhan.
Begitu kita mengambil keputusan untuk tidak melawan Tuhan, maka kita akan dibimbing Tuhan; bagaimana makin melekat dengan Tuhan, mengerti pikiran dan perasaan Tuhan. Hidup kita akan diubah. Ke depan kita yakin, apa pun yang terjadi kita aman di dalam tangan Tuhan; apa pun yang terjadi jangan lawan Tuhan. Sekarang, hidup kita harus kita penuhi untuk mencari Tuhan, seekstrem-ekstremnya, sefanatik-fanatiknya. Jangan mendengar apa yang tidak perlu kita dengar. Jangan lihat apa yang tidak perlu kita lihat. Dengar firman Tuhan, datang ke gereja, ikut doa. Seakan-akan, kita sudah mau mati minggu depan atau besok.
Lakukan itu supaya hati kita makin melekat dengan Tuhan, dan kita mengerti perasaan-Nya. Apalagi kalau kita sudah usia di atas 50 tahun, tuntutan Tuhan untuk kita, tentu jauh lebih lebih tinggi, dibanding tuntutan Tuhan kepada orang-orang Kristen yang masih baru. Atau dalam usia biologisnya masih muda. Jangan kita sudah berumur 50-60 tahun, tapi standarnya masih 15-20 tahun. Jangan anggap sepele dan membiarkan ini lalu berkata, “Mengalir saja.” Maka 5 tahun, 10 tahun, keadaan kita akan makin memburuk sampai pada tingkat tidak bisa diperbaiki lagi. Setuju, setiap kita punya pergumulan—persoalan keuangan, masalah hukum, anak, keluarga, rumah tangga, sakit-penyakit—tapi kalau kita tidak tidak melawan Tuhan, kita pasti bisa melewatinya.
Tuhan pasti mengistimewakan kita. Allah bisa membedakan antara orang yang sungguh-sungguh menghormati Tuhan dan yang tidak menghormati Tuhan. Maka kita harus peduli bagaimana perasaan Tuhan terhadap diri kita. Namun, ironis banyak orang tidak mau mengerti perasaan Tuhan. Mereka berprinsip: “Aku mau marah, marah; aku mau kesal, kesal; aku mau ngomong apa, ngomong.” Jika terus menerus begini, mereka akan sampai suatu titik di mana tidak pernah bisa berubah. Untuk itu, marilah kita mendekatkan diri, menyatu perasaan dengan Allah, mengerti apa yang Dia kehendaki untuk kita lakukan, dan memahami rencana-Nya. Jika kita melakukan kehendak Tuhan dari perkara-perkara kecil setiap hari, maka Allah akan menunjukkan rencana-rencana besar-Nya. Pasti ada proyek-proyek yang Tuhan berikan. Dan kalau kita sudah mulai melakukan proyek Tuhan, kita akan rindu bertemu Yesus. Banyak orang tidak merindukan bertemu Tuhan, karena mereka tidak pernah melakukan apa yang Dia kehendaki, rencana-Nya untuk dipenuhi.
Allah bisa membedakan antara orang yang sungguh-sungguh
menghormati Tuhan dan yang tidak menghormati Tuhan.