Bagaimana kita bisa memiliki keberhasilan hidup? Bagaimana kita bisa memiliki sukses yang sejati, sukses yang sesungguhnya? Ternyata rahasianya adalah jangan memiliki agenda sendiri. Hidup kita harus di dalam lingkup agenda Tuhan. Kita hanya menjalani, melakukan agenda Tuhan. Tuhan Yesus berkata kepada Petrus, “Petrus, waktu engkau muda, engkau ikat pinggangmu dan engkau pergi ke mana engkau suka, tetapi nanti tanganmu akan diikat dan kamu akan dibawa ke tempat yang kamu tidak suka, tetapi dengan cara demikian kamu memuliakan Allah” (Yoh. 21:18). Betapa sulitnya hidup dalam agenda Tuhan karena kita sudah terbiasa menjalani hidup dengan agenda kita sendiri.
Mungkin kita pernah punya tekad untuk benar-benar hidup menurut kehendak Tuhan, namun ternyata di dalam perjalanan hidup, bagaimana memenuhi apa yang Tuhan kehendaki yaitu hidup di dalam agenda-Nya, perlu waktu panjang. Ada pengikisan terus-menerus, digores terus, penggerusan terus-menerus sampai kemudian kita mengerti dan rela hidup dalam agenda Tuhan. Hidup dalam agenda Tuhan terjadi ketika kita sudah meletakkan semua keinginan pribadi, hobi, kesenangan dihormati, dianggap penting dan berjasa. Memang hari ini kita belum sempurna, tetapi kita mau belajar mengerti bahwa tidak ada kehidupan yang sukses, yang berhasil selain hidup di dalam agenda Tuhan.
Pada umumnya orang masih hidup dengan agendanya sendiri. Namun, begitu mudahnya mereka berkata, “Dengan apa kubalas kebaikan-Mu, Tuhan?” Sejatinya, mereka tidak pernah sungguh-sungguh mau membalas kebaikan Tuhan. Orang yang hidup dalam agenda Tuhan, pasti akan terus berjuang untuk hidup suci. Dan Tuhan pasti akan memenuhi kehausan jiwanya untuk hidup suci tersebut. Hidup suci artinya memiliki karakter Yesus. Tidak ada standar kesucian selain Tuhan kita Yesus Kristus. Di dalam kesucian, ada potensi untuk melakukan segala sesuatu selalu sesuai dengan pikiran perasaan Allah. Ia tidak punya agenda sendiri. Latihannya dari menit ke menit, dari jam ke jam. Dalam hal ini, mereka adalah orang yang benar-benar serius.
Jika kita hidup dalam agenda Tuhan, maka kita akan dipakai Tuhan melindungi orang, merawat orang, menyelamatkan orang. Dulu, ketika kita masih hidup dalam agenda pribadi, Tuhan tidak memercayakan banyak kepada kita. Tuhan memercayakan banyak kepada orang lain dan orang lain melindungi dan memelihara kita. Tetapi sekarang, setelah kita mulai bisa dipercayai Tuhan, kita memelihara dan menjaga orang lain. Dan yang paling dahsyat adalah menjaga orang dari kebinasaan. Kalau memelihara orang hanya dari masa depan yang terpuruk lalu bisa memiliki masa depan di bumi, orang dunia juga bisa lakukan. Tapi itu harus kita lakukan, bukan tidak. Berapa banyak orang yang mau bunuh diri, namun tidak jadi bunuh diri karena kita lindungi? Berapa banyak rumah tangga yang mesti hancur, jadi tidak hancur karena kita jaga?
Tuhan tahu kebutuhan kita, Tuhan juga akan memberikan karena kita adalah manusia yang juga perlu fasilitas dan rekreasi dengan keluarga. Tapi jangan fokus ke situ, bukan tidak boleh. Sejujurnya, kita sering meleset karena ada agenda pribadi dan perjalanan kita meleset dalam penggunaan uang. Ke depan kita tidak boleh salah, sebab kalau kita salah dengan uang 10 juta, Tuhan tidak akan kasih kita 1 miliar. Kita harus bisa dipercaya oleh Tuhan. Bahkan ketika kita memberi uang ke orang saja, bukan karena kita sedang menikmati sesuatu yang Tuhan belum tentu menikmati itu. Padahal yang kita lakukan harus semata-mata hanya untuk kepuasan Tuhan, bukan untuk kita.
Jadi kalau hanya perasaan sentimentil saja, karena ini orang baik, atau orang ini menyenangkan, bahaya. Ketika kita memberi sesuatu kepada orang dan kita menikmatinya, tapi kita tidak melihat perasaan Tuhan, artinya kita melukai hati-Nya. Kalau dulu kita mau memberi orang, siapa saja kita beri, karena kita dapat pujian, senyuman, dan sanjungan. Kita jual semua uang Tuhan untuk diri kita. Celaka! Jadi, apa pun yang kita lakukan harus untuk kesenangan Tuhan.