Skip to content

Ada Ujungnya

Dalam Kejadian 1:14 tertulis bahwa Tuhan menciptakan benda-benda penerang untuk menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun. Hal ini meneguhkan realitas adanya perjalanan waktu di bumi ini dalam kehidupan manusia. Manusia diperhadapkan kepada realitas adanya awal dan akhir suatu masa. Sebenarnya perjalanan waktu itu tidak menjadi masalah, kalau manusia tidak jatuh dalam dosa dan tidak masuk proses penuaan dan kematian. Sejak pada hari manusia tidak melakukan apa yang dikehendaki oleh Tuhan, maka manusia harus “mati.” Itulah awal proses kematian tersebut terjadi. Ini adalah malapetaka terdahsyat dalam kehidupan yang memasuki masa kefanaan di bumi. 

Manusia mengalami transformasi dari kehidupan fana di bumi ini, lalu masuk keabadian. Transformasi ini sebenarnya tidak menjadi masalah kalau sesudah menanggalkan tubuh fana, manusia memasuki kemuliaan, maksudnya menerima kehidupan lebih baik. Tetapi adalah sebuah malapetaka maha dahsyat kalau manusia binasa (Why. 14:13). Binasa artinya terpisah dari Tuhan selama-lamanya (Mat. 10:28). Realitas adanya perjalanan waktu dalam kehidupan manusia yang jatuh dalam dosa ini sesungguhnya sesuatu yang menggetarkan jiwa, sebab semua pasti berakhir. 

Semua di sini berarti segala sesuatu yang kita alami dalam kehidupan di bumi ini, yaitu kebahagiaan maupun kesusahan. Segala sesuatu harus dilepaskan. Seberapa pun panjangnya hidup manusia, akan ada ujung atau akhirnya. Dalam pikiran kita harus selalu tergambar lukisan bahwa semua kita sedang menuju suatu jurang yang tidak bisa dihindari. Jurang itu adalah kematian. Dengan memiliki pikiran ini, maka kita terpacu untuk mempersiapkan diri menghadapi realitasnya. Detak jantung kita ini pasti berhenti, denyut nadi ini pasti berakhir. Ketika rambut mulai memutih, penglihatan mulai kabur, gigi-gigi mulai tanggal, kulit mulai mengeriput, tubuh mulai rentan dan lemah serta mudah sakit-sakitan dan berbagai tanda lain, hal itu menunjukkan bahwa akhir kehidupan di bumi sudah semakin mendekat. 

Semua tanda dan gejala ini menjadi semacam peringatan dini agar kita mempersiapkan diri memasuki masa kekekalan. Tanda atau gejala tersebut menjadi jam kehidupan yang tidak bisa dihentikan langkahnya. Namun demikian sebenarnya soal hari kematian adalah soal misteri, sebab kematian bisa menjemput tidak menunggu usia senja, melalui berbagai sebab hidup seseorang bisa berakhir. Semua kehidupan di bumi ini pasti akan berakhir, tetapi yang tidak berakhir adalah kekekalan roh manusia. Roh manusia adalah kesadaran yang tidak berakhir. Kesadaran ini memuat pikiran, perasaan dan kehendak. 

Dalam Lukas 16:19-31, dikisahkan mengenai orang kaya dan Lazarus. Di alam maut orang kaya yang celaka tersebut merasakan penderitaan yang hebat di api yang menyala. Ia meminta agar Abraham menyuruh Lazarus mencelupkan ujung jarinya untuk memberikan setetes air guna menyejukkan lidahnya. Ia juga memiliki pikiran dan perasaan mengenai keadaan saudara-saudaranya yang masih hidup di bumi. Itulah sebabnya ia meminta Abraham mengutus Lazarus untuk memperingatkan saudara-saudaranya. 

Dalam hal ini manusia memiliki kesamaan dengan Allah, yaitu memiliki kekekalan. Hanya bedanya keberadaan Allah tidak memiliki awal atau permulaan, tetapi manusia memiliki permulaan sebab manusia dilahirkan atau diciptakan oleh Allah. Banyak orang tidak mengerti atau tidak mau mengerti kebenaran ini, sebab mata hati pengertian mereka telah tertutup. Mereka dibutakan atau disesatkan kuasa dunia ini sehingga tidak mengenal kebenaran tersebut. Inilah yang dimaksud Alkitab bahwa manusia berjalan dalam gelap. Banyak orang yang tersesat hidup dalam kegelapan dengan berpikir seakan-akan hidup ini akan berlangsung terus, tiada akhirnya atau ujungnya. 

Inilah yang mengikat kehidupan banyak orang, juga sebagian besar orang Kristen. Ini adalah sebuah penyesatan Iblis yang sukses. Bila jujur, maka kita dapati bahwa banyak manusia tidak mau berpikir atau menerima kenyataan bahwa jalan ini akan berakhir. Dan akhir perjalanan hidup manusia merupakan sebuah misteri yang pada umumnya tidak seorang pun tahu (Yak. 4:13-17). Dalam hal ini Tuhan hendak memberitahu kepada manusia tentang adanya kenyataan perjalanan waktu ini. Salah satu ciri dari seorang yang berhasil disesatkan adalah terjebak dalam kegiatan agama yang rutin, dan mereka tidak mengalami perubahan atau pembaruan. 

Karena biasanya mereka memang tidak mau berubah. Mereka puas dengan kegiatan agamani yang ada, tanpa memiliki visi dan misi. Ibarat seorang pedagang, ia tidak berusaha untuk memperoleh keuntungan dalam usaha (Mat. 25:14-30). Kelakuan mereka ceroboh atau sembrono. Ia tidak peduli terhadap kenyataan bahwa hidupnya yang dililit oleh berbagai dosa; kebencian, dendam, penipuan, perzinaan, pertikaian, permusuhan dan lain sebagainya. Inilah orang yang tidak berjaga-jaga. Mereka tidak berusaha untuk berbuat sesuatu bagi Tuhan; melayani Tuhan. 

Seberapa pun panjangnya hidup manusia, akan ada ujung atau akhirnya.