Skip to content

Kehormatan Manusia

Kekayaan yang sesungguhnya adalah ketika kita memiliki sifat-sifat Allah atau karakter Allah. Tidak ada orang yang lebih terhormat daripada orang yang memiliki karakter ilahi. Orang yang memiliki karakter ilahi adalah orang yang benar-benar terhormat. Kehormatan yang dimilikinya, itu kehormatan kekal. Kehormatan abadi, bukan kehormatan sementara. Manusia pada umumnya atau hampir semua manusia, berusaha menjadi terhormat di mata manusia lain. Misalnya, seorang istri pasti ingin terhormat di mata suaminya. Coba kalau suaminya menghina dengan kata-kata yang merendahkan, maka istri akan sakit hati, dan tidak jarang memilih cerai daripada direndahkan. Umumnya, manusia tidak mau direndahkan. 

Pada umumnya, orang mau dihormati. Sederhananya, mau dimanusiakan. Supaya menjadi terhormat, orang berusaha memiliki nilai lebih di mata manusia. Misalnya, menikah dengan orang yang terhormat, memiliki kendaraan yang harganya tinggi, memakai pakaian modis, memakai perhiasan mewah, memakai arloji yang bermerk, memakai tas yang bermerk, padahal KW1, KW2; bukan asli. Karena bergaul di tengah-tengah sosialita yang semua pakai barang mewah, dia juga mau pakai barang mewah.

Tetapi, karena tidak sanggup beli di plaza-plaza mahal, dia beli di pinggiran kota atau di tempat-tempat tertentu yang jual barang-barang palsu. Itu sebenarnya penipuan terhadap diri sendiri. Jadi, kalau kita membeli barang dengan merk palsu dan itu di luar sepengetahuan kita, tidak masalah. Tetapi ada orang yang beli barang karena merk, padahal itu palsu. Orang-orang seperti ini kasihan. Dia tidak ingin dipandang orang miskin, tidak mau dianggap tidak modis atau kampungan, makanya dia berusaha untuk menyesuaikan diri. 

Kita adalah anak-anak Allah, warga anggota keluarga Kerajaan Surga. Kita terhormat karena kita menjadi anak-anak Allah. Jangan ikut berkompetisi. Jangan kumpul-kumpul dengan orang-orang seperti itu. Orang-orang yang jor-joran merk tas, jor-joran modis pakaiannya, jor-joran cat rambutnya, jor-joran kosmetiknya. Kehormatan mereka bisa dibayar dengan uang. Barang itu bisa dibeli pakai uang. Jadi, kehormatannya seharga uang. Padahal, manusia ini makhluk yang luar biasa; makhluk yang lebih dari makhluk lain. 

Hendaknya kita jangan ikut mencari kehormatan dengan cara-cara seperti itu. Kehormatan kita bukan pada penampilan, bukan pada barang. Bahkan bukan juga pada kedudukan atau pangkat. Tidak salah punya barang tertentu, tidak salah memiliki gelar, pangkat, dan sebaiknya punya untuk kepentingan Kerajaan Surga. Tetapi kehormatan kita adalah sebagai anak-anak Allah yang berkarakter seperti Bapa, memiliki sifat-sifat Bapa; memiliki karakter Tuhan Yesus. Itulah kehormatan kita yang sesungguhnya. Dan kehormatan ini abadi, kehormatan ini kekal. Karenanya, kita harus berani membunuh, mematikan semua hasrat, keinginan untuk dihormati. Itu sebenarnya kodrat dosa di dalam diri kita. Hal itulah yang membuat kita mencari kehormatan. Misalnya cara kita berpenampilan; tidak salah kalau kita harus berpenampilan baik, tetapi kalau demi harga diri dan martabat, itu yang salah. 

Kita harus memeriksa diri sendiri dengan jujur. Kita harus memeriksa diri kita sendiri dengan teliti. Kita harus berterus terang pada diri kita sendiri, apakah kita memiliki niat-niat itu atau tidak. Ingat, berpenampilan baik, itu harus. Memiliki barang ini, barang itu, jika dibutuhkan, tidak salah. Tetapi kalau memiliki sesuatu demi kehormatan, itu yang berdosa. Kehormatan kita tidak pada barang atau penampilan, performance fisik kita. Kehormatan kita adalah ketika kita memiliki karakter ilahi. Karakter ilahi pasti menjadi terhormat di mata Allah, terhormat di mata para malaikat, dan tentu di tengah-tengah orang-orang saleh, kita juga diakui dan diterima sebagai orang terhormat. Tetapi bagi orang-orang fasik, orang-orang jahat, terutama mereka yang dipakai setan untuk merusak pekerjaan Tuhan atau mau menghancurkan hidup kita, mereka tidak melihat kesalehan kita sama sekali. 

Bahkan mereka akan memiliki pandangan yang terbalik. Kita dipandang jahat, licik, penipu, dan lain sebagainya. Entah bagaimana, mereka terkondisi bisa memiliki konsep-konsep seperti itu. Dari berbagai fenomena yang terjadi, orang bisa menilai kita itu busuk, kotor, walaupun sebenarnya kita memiliki sifat-sifat karakter ilahi dan terus berproses. Tentu tidak dalam satu hari kita memiliki karakter Allah. Inilah yang harus kita perjuangkan. Karenanya Tuhan Yesus berkata, “Hendaklah kamu sempurna seperti Bapa.” Kalimat itu maksudnya agar kita memiliki karakter Allah. 

Itulah sebabnya di dalam 2 Petrus 1:3-4, kita sebagai orang percaya itu bisa berkodrat ilahi. Di dalam Ibrani 12:9-11, kita dapat mengambil bagian dalam kekudusan Allah. Itulah sebabnya Alkitab menyebut satu kalimat untuk orang percaya: man of God. “Kamu adalah manusia Allah, man of God.” Kita bukan Allah, bukan sejajar dengan Allah, tetapi “manusia Allah” yang artinya memiliki sifat-sifat karakter Allah. 

Kehormatan kita adalah sebagai anak-anak Allah yang berkarakter seperti Bapa